SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 945 “UJIAN KEDUA” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 945 “UJIAN KEDUA” by. Sally Diandra Saat itu Shagun melihat nenek sedang melakukan pemujaan dan bergumam pada dirinya sendiri “Neneknya Aaliya sudah siap rupanya, bagus juga !” saat itu nenek hendak membangunkan Adi, sementara Ishita semakin resah “Kenapa Adi tidak bangun juga ? Neneknya Aaliya bisa marah”, “Sama siapa ?” tanya Raman sekenanya “Sama kamu !” ujar Ishita kesal, tepat pada saat itu di dalam rumah Mani, Adi sudah bersiap mengenakan pakaian ala India Selatan dan membuka pintu kamarnya, dari arah jendela Ishita melihat Adi yang sudah bersiap sambil tersenyum, neneknya Aaliya memberikan restunya pada Adi “Raman, putramu terlihat tampan !’ teriak Ishita lirih “Ya sudah hati hati, Ishita ,,,, dan turunlah” pinta Raman, akhirnya Ishita turun dan berkata “Selamat, Raman !” Raman lalu mengajak Ishita, 

Di dalam rumah Mani, Adi bermaksud hendak menyiapkan piring aarti “Sudah cukup, kamu sudah bangun saja sudah cukup, semuanya sudah siap” saat itu Aaliya keluar dari kamarnya dengan pakaian ala Tamil juga dan bertanya “Apa aku boleh ikut ?”, “Tentu saja, ayoo ikut” mereka bertiga lalu pergi dari sana, Shagun merasa heran begitu melihat Adi yang sudah terbangun dan berdandan ala orang India Selatan “Bagaimana bisa Adi bangun begitu cepat ? Aku memberikan obat tidur yang sangat kuat semalam” Shagun merasa heran 

Dipelataran parkir mobil, Adi melihat mobilnya Raman “Itu mobilnya ayah, kalau neneknya Aaliya melihatnya, ini akan menjadi masalah” bathin Adi, Adi lalu buru buru membuka pintu mobil dan meminta nenek untuk duduk di kursi depan dan berbisik ke arah Aaliya untuk mengirimkan pesan ke Ishita kalau semuanya baik baik saja, karena pasti Ishita akan merasa khawatir, tak lama kemudian mereka pun pergi, begitu mobil mereka pergi, Raman dan Ishita keluar dari persembunyian mereka “Untung saja kita selamat, Adi memang terlihat tampan seperti aku dalam baju ala Tamil itu” puji Raman bangga, Ishita tersenyum dan bertanya “Tapi bagaimana Adi bisa bangun ?” 

Saat itu Aaliya mengirimkan sms ke Ishita, kalau dirinya telah mensetting alarm untuk membangunkan Adi, karena Aaliya ragu Adi pasti tidak akan bangun, kemudian Aaliya masuk ke kamar Adi dan membangunkan Adi, saat itu ketika Aaliya membangunkan Adi, Adi tidak mau bangun juga, Aaliya segera mengambil seember air sambil berkata “Maafkan aku, Adi ,,, tapi aku harus melakukan hal ini” Aaliya segera menyiramkan aiar itu ke Adi dan Adi pun bangun karena kaget, Aaliya tertawa cekikikan ketika melihat Adi yang bangun dengan keadaan basah kuyup 

“Aku harus pergi ke kuil dengan nenek, sedangkan kamu malah bermain air ?”, “Aku hanya berusaha membangunkan kamu !” sahut Aaliya geli “Tapi apa begini caranya membangunkan orang yang sedang tidur ? Aku akan balas kamu nanti yaa” Aaliya hanya tersenyum, Ishita tertawa begitu membaca sms dari Aaliya, Raman menyela “Kamu puas sekarang ?”, “Tentu saja, Raman” 

Di kuil, nenek memberitahu Adi kalau Adi telah lulus dalam ujian yang pertama “Tapi ujian yang kedua akan lebih sulit, kita akan menuju ke kuil itu !” Adi dan Aaliya melihat kuil yang ditunjuk oleh nenek yang menjulang tinggi di depannya dengan beberapa anak tangga yang jumlahnya mungkin ratusan anak tangga, Adi tertegun “Aku harus menaiki begitu banyak anak tangga dipagi hari ?” bathin Adi “Aku siap, nenek ,,, katakan saja padaku, apa yang harus aku lakukan ?”, 

“Kamu harus menggendong dan membawanya sampai ke atas sana” Aaliya dan Adi saling melirik dan tersenyum “Aku siap !” Adi bergegas menggendong Aaliya “Heeiii bukan Aaliya tapi aku, nenek ini sudah tua dan lutut nenek ini sakit” Adi tersenyum, Aaliya lalu memberikan kode padanya “Ayooo cepat cepat dan jangan jatuhkan nenek yaa”, “Percayalah padaku, nenek ,,, tidak akan terjadi apa apa” Adi kemudian mulai menggendong nenek dan membawanya naik ke atas kuil sambil menaiki anak tangga kuil dan berhenti sejenak, karena kakinya sakit 

Ishita lalu menelfon Adi dan berkata “Adi tidak memberitahu aku apa yang terjadi di kuil, aku akan mengirimkan pesan padanya” Raman memperhatikannya sambil berkata “Ishita tidak akan berubah” Raman lalu meminta Neelu untuk membuatkan jus kemudian berlalu dari sana untuk mengambil ponselnya, Ishita berkata ke Neelu “Neelu, biar aku saja yang membuat jus” kemudian Ishita memberikan jus itu ke Neelu agar memberikannya ke Raman, Neelu bergegas memberikan jus itu ke Raman, Raman meminumnya sedikit lalu memuntahkannya “Neelu, jus apa yang kamu buat ini ?” bentak Raman kesal 

“Kenapa, Raman ? Aku yang membuatnya, ada masalah apa ?” sela Ishita heran “Yang kamu tambahkan itu garam bukan gula !”, “Oooh maaf, Neelu ,,, buatkan jus lagi sekarang” pinta Ishita “Sudah biarkan saja, aku masih hidup di udara dan air” sahut Raman, saat itu Mihir menelfon Raman dan memintanya untuk membawa Ishita juga karena Singhal akan datang “Ishita saat ini belum bisa hadir dalam pertemuan” namun Mihir bersikeras meminta Ishita datang “Sudah lupakan saja masalah Adi dan Aaliya, kamu harus datang, Ishita” akhirnya mereka pun pergi 

Di kuil, Adi akhirnya bisa mencapai puncak kuil sambil menggendong nenek, Adi sedikit kelelahan “”Kenapa, Adi ? Apa kamu baik baik saja ?” Adi hanya tersenyum sambil melirik ke arah Aaliya “Aku akan mengambilkan air putih untukmu” sela Aaliya “Tidak usah, Aaliya ,,, aku tidak boleh makan dan minum apa apa sebelum pemujaan, aku akan minum airnya nanti saja” nenek tersenyum bangga mendengar ucapan Adi, kemudian nenek memberitahu pendeta untuk melakukan pemujaan untuk ulang tahun ibunya “Ini adalah cucuku dan itu adalah anakku, dia juga akan melakukan pemujaan” Adi sangat senang mendengarnya, kemudian melakukan pemujaan 

“Adi, kamu tahu, nenek datang lagi ke kuil ini setelah beberapa tahun lamanya, nenek tidak bisa datang kesini karena nyeri sendi yang nenek derita, tapi kamu telah melakukan semua ini dan membuat nenek bisa mengunjungi sang Dewi, kamu telah membuktikan kalau nenek ini salah, nenek kira kamu tidak bisa melakukan hal ini” puji nenek “Tunggu sebentar, nenek akan mengambilkan persembahan untuk kamu, tidak usah khawatir, nenek bisa turun sendiri” neneknya Aaliya kemudian mengambil ponselnya Adi dan pergi dari sana, Aaliya langsung berkata begitu nenek pergi 

“Adi, kamu telah mengesankan nenek dengan sangat baik”, “Kalau menggendong kamu maka akan lebih mudah, tapi aku merasa senang melihat nenek bahagia, aku tidak bisa memberitahu ibu Ishi, apa yang bisa aku lakukan ? Aku tidak bisa mengambil ponselku” ujar Adi “Iyaa, nenek mengambil ponselmu”, “Tidak apa apa, kita akan pulang kerumah dan baru memberitahu ibu Ishi” mereka berdua tersenyum bersama 

Simmi sedang mencari cari gadget baru “Ibu, untuk siapa ibu mencari cari gadget ini ?”, “Untuk Pihu, katakan pada ibu, apa yang harus kita beli untuk Pihu, kamu tahu kan pilihannya ?” sahut Simmi “Video game ini sangat mahal, harganya 4000 rupee” ujar penjual toko “Ibu, kenapa harus menghadiahi Pihu ? Ini kan bukan hari ulang tahunnya”, 

“Bahkan Pihu juga telah menghadiahi kamu kan ? Bibi Shagun juga telah menghadiahi kamu dan menggunakan nama ibu karena kamu tidak akan menerima hadiah itu, ayooo katakan pada ibu, apa yang harus kita beli untuk Pihu ? Lain kali kalau ada seseorang yang menghadiahi kamu, tanya sama ibu dulu yaa” ujar Simmi, Simmi kemudian bertanya pada penjual toko apa bisa membayarnya dengan cara mencicil 

Nyonya Bhalla meminta Ananya untuk berangkat sekolah, Simmi berfikir “Bagaimana caranya Ananya menelaah masalah ini, aku sudah mengatakan semuanya padanya sebagai seorang teman” bathin Simmi, sementara itu Shagun sedang berada di sekolahnya Pihu “Jangan tunda pertemuannya, aku hanya mau menjemput putriku saja” ujar Shagun, saat itu Ananya melihat Shagun 

“Apa seharusnya aku bertanya pada bibi Shagun, kenapa dia berbohong ? Dia telah memberiku ponsel untuk chatting dengan Pihu, aku harus bilang sama Pihu kalau ibu telah membeli sebuah hadiah untuknya” gumam Ananya, Shagun meminta Pihu untuk cepat, sementara Ananya meminta Pihu untuk mendengarkannya “Ananya, tidak sekarang !” Shagun segera menggeret Pihu, nyonya Bhalla dan Amma menghampiri Ananya dan meminta Ananya untuk bicara dengan Pihu besok saja, 

Begitu sampai di dalam mobil, Shagun memberitahu Pihu kalau dia ada janji dengan desainer baju “Tapi aku lapar, mama”, “Kita akan beli sesuatu di perjalanan nanti, ayoo Pihu !” begitu sampai di tempat desainer, salah satu anak buah desainer meminta Shagun untuk cepat masuk “Nyonya Shagun, kamu tidak bisa membawa putrimu, dia nanti bisa saja menodai gaunnya” akhirnya Shagun meminta Pihu untuk tetap di dalam mobil dan bermain dengan gamenya di ponsel, kemudian Shagun masuk ke dalam untuk bertemu dengan desainer 

Raman dan Ishita sedang dalam perjalanan “Raman, antarkan aku ke rumah Mani, dari tadi Adi dan Aaliya tidak menelfon aku, aku akan pulang dengan taksi saja, saat itu telfon Ishita berdering, rupanya Adi menelfon, Ishita berteriak kegirangan karena dapat telfon dari Adi, Raman kaget, Ishita langsung mengangkat telfon itu “Apa ? Kamu telah lolos ujian kedua ? Ibu benar benar bangga padamu” 

Raman langsung menghentikan mobilnya dan menyuruh Ishita turun dari mobilnya “Adi, nanti ibu ngobrol lagi sama kamu yaa” Ishita merasa heran “Raman, kamu mau membawa aku kemana ?”, “Ini kantor polisi, ambil SIM mu dan mobilmu kembali ! Tinggalkan aku, kamu itu selalu menggangguku dengan membicarakan soal Adi dan Aaliya” sahut Raman kesal “Aku hanya khawatir pada mereka, aku ini kan ibu mereka” 

Saat itu mobil Shagun di derek dan dibawa kesana, polisi lalu lintas bertanya “Kenapa kalian menderek mobil ini kalau ada seorang anak di dalamnya ?” Ishita melirik ke arah mobil Shagun “Raman, itu sepertinya mobil Shagun dan gadis itu ,,,” Raman langsung menyahut “Pihu !” mereka bergegas menghampiri mobil tersebut untuk memeriksa, saat itu dilihatnya Pihu sedang tertidur di dalam mobil dan pintunya terkunci, Raman langsung memanggil Pihu agar Pihu bangun, 

Akhirnya Pihu bangun dan berkata “Ayah ,,,” Raman meminta Pihu untuk membuka kunci pintunya, Pihu akhirnya membuka pintu mobil dan keluar dari sana, Raman segera memeluk Pihu dan merasa lega, Pihu juga tersenyum, Ishita lalu memegang Pihu namun Pihu marah dan langsung menghardik Ishita “Aku ingin pergi ke mamaku !”, “Ada masalah apa, nak ?” tanya polisi “Kirim aku ke mamaku ! Aku mohon !” polisi lalu memintanya untuk ikut bersamanya, Ishita menatap ke arah Raman dengan tatapan gamang SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 946 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top