SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 918 “SIDANG HAK ASUH PIHU” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 918 “SIDANG HAK ASUH PIHU” by. Sally Diandra Di pengadilan, pengacara meminta Raman dan Ishita untuk masuk ke dalam ruang sidang “Kami akan memanggil anak anak kalau mereka diperlukan” ujar Raman, tuan Bhalla lalu duduk bersama Ruhi dan Pihu menemani mereka, sidang pun dimulai “Nyonya Shagun, silahkan maju ke depan dan katakan apa yang ingin anda katakan” Shagun langsung maju ke kotak saksi “Selama 9 bulan aku telah mengandung Pihu dan membesarkannya hingga dia berusia 7 tahun tapi Raman telah membuat aku keluar dari rumah itu dan tidak mengijinkan aku bertemu dengan Pihu, dimana Ishita ketika Pihu membutuhkannya ? Mereka tidak membiarkan aku untuk menemuinya” Raman langsung menyela 

“Itu baru setengah dari kenyataan yang ada, katakan pada hakim, kenapa Ishita pergi dari rumah ? Putri kami diculik ! Kami bahkan mengira kalau Ruhi telah meninggal dan Ishita meninggalkan rumah karena dia pikir semua ini terjadi karena dia, Shagun tidak memberitahu Pihu kalau Ishita adalah ibu kandungnya, Shagun itu hanya seorang ibu pengganti ! Kami harus menyewa rahimnya untuk mengandung Pihu, sebenarnya aku malu mengatakan hal ini, tapi semua ini resmi, banyak orang melakukan hal ini” ujar Raman lantang “Apa yang kamu katakan, Raman ? Aku bisa membuktikan kalau aku adalah ibunya Pihu” sela Shagun 

Para gadis sedang melihat Adi disebuah toko, mereka pun mulai bergunjing “Bukankah itu laki laki yang sama yang telah menyerang gadis itu dengan larutan kimia ?” mendengar hal itu, penjual toko langsung menolak menjual barang barangnya ke Adi dan menyuruh Adi pergi dari tokonya “Pergi sana kamu dari sini, kalau tidak pelangganku pasti akan ketakutan, apa kamu akan melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan pada gadis itu ?” Mihika yang juga ada disana nampak tertegun, sedangkan Adi segera pergi dari toko itu 

Dipengadilan, Shagun menunjukkan akte kelahiran Pihu dimana namanya tertulis sebagai nama ibu kandungnya “Kamu bisa melihat di akte kelahiran Pihu ini, dimana disini tertulis dengan jelas kalau Raman adalah ayahnya dan aku adalah ibunya, jadi secara sah aku adalah ibunya” ujar Shagun mantap, Raman, Ishita dan nyonya Bhalla nampak terkejut “Baiklah, sidang akan kami tunda selama 20 menit” ujar hakim 

Adi akhirnya pulang kerumah, Neelu bertanya padanya “Adi, kamu dari mana saja ? Tuan Mihir saat ini sedang berada di kantor” saat itu Mihika juga pulang kerumah dan bertanya ke Neelu tentang Adi “Dia tadi kelihatan sedih dan sekarang sedang berada dikamarnya” Mihika bergegas menemui Adi dan dilihatnya Adi sedang memegang sebuah silet “Adi, lepaskan silet itu ! Kenapa kamu jadi pengecut seperti itu ? Ketika hanya beberapa orang saja yang menuduh kamu ?”, 

“Tidak, bibi ! Aku tidak mau bunuh diri, aku hanya mau mengganti silet ini untuk mencukur jenggotku” Mihika merasa lega “Aku sangat ketakutan tadi”, “Perasaanku juga tidak enak, apa yang orang orang itu pikirkan tentang aku, aku tadi sudah bersiap siap ke kantor untuk mengalihkan pikiranku” ujar Adi sedih “Kami semua ada bersamamu, Adi ,,, lebih baik kamu tidak usah pergi ke kantor selama beberapa hari, tinggal saja dirumah” Adi akhirnya setuju dengan saran dari Mihika “Jaga dirimu baik baik yaa” ujar Mihika 

Ishita bertanya ke Raman “Apa kamu tidak memikirkan hal ini, Raman ? Shagun memiliki akte kelahirannya Pihu, kenapa kamu tidak memberikan namaku ?”, “Bagaimana bisa aku bisa menulis namamu, kamu tahu kan bagaimana situasinya pada waktu itu, aku tidak menyangka akan menghadapinya kali ini” sahut Raman kesal “Kita harus mempunyai beberapa jawaban balasannya, Raman”, “Kita akan memikirkan sesuatu” Ishita merasa kesal begitu mendengar ucapan Raman “Aku akan kehilangan Pihu, Raman ,,, dia itu satu satunya putriku, hanya satu satunya, Shagun tidak menyayangi Pihu”, “Kita akan bicara dengan hakim, kalau Mani tidak datang di pengadilan, kita bisa bilang ke hakim kalau Mani tidak mau menerima Pihu, percayalah padaku” hibur Raman 

Aaliya saat itu memberitahu Mani kalau dirinya ingin pergi keluar “Ayah, aku mau ambil ponselku”, “Siapa yang akan kamu telfon, Aaliya ?” tanya Mani heran “Adi, aku ingin minta maaf padanya, ayah tadi sudah bicara kasar dengannya”, “Kamu ini mau saja menghubungi dia ? Setelah apa yang telah dia lakukan ?” Mani semakin kesal “Kenapa ayah percaya saja kalau Adi yang melakukan semua ini, dia mencintai aku dan dia tidak akan pernah bisa melakukan hal ini, dia juga anaknya ibu Ishita, jadi Adi pasti memiliki semua ajarannya”, 

“Itu dia ! Aku tidak ingin mendengar namanya lagi ! Kamu tidak boleh bertemu dengannya” bentak Mani, Aaliya pun tertegun “Kenapa, ayah ? Kenapa ayah jadi bersikap buruk seperti ini, ibu Shagun juga selalu bersikap buruk, mencurigai Adi seperti dia mencurigai ibu Ishita !”, “Sudah cukup, Aaliya ! Ponselmu tetap ada padaku, pergi ke kamarmu dan istirahatlah disana” Aaliya nampak enggan “Aku akan menelfonnya dan menemuinya, aku sudah besar dan aku bisa berbuat apapun yang aku mau !” Aaliya langsung pergi meninggalkan Mani “Apa yang terjadi pada Aaliya ? Yang dikatakan oleh Shagun itu benar, Ishita telah mencuci otaknya” gumam Mani heran 

Raman memberitahu hakim kalau yang dikatakan oleh Shagun itu tidak benar “Kami mengira kalau putri kami telah meninggal dan istriku mencoba untuk bunuh diri, sedangkan perempuan ini memang punya kebiasaan menggunakan kelemahan orang lain menjadi kekuatannya, keluargaku telah mengalami banyak hal dan aku sendiri juga lupa untuk mengubah nama dalam akte kelahiran itu, aku memang telah melakukan kesalahan” Ishita menyela ucapan Raman 

“Shagun juga tidak menyayangi Pihu, dia hanya ingin kami jadi sedih, dia tahu kalau keluarga kami akan hancur” hakim langsung menyela “Nyonya Ishita, jangan ikut campur dalam hal ini”, “Shagun itu hanya berpura pura saja seperti itu untuk mendapatkan simpati, aku ini mantan suaminya Shagun dan aku sangat tahu sekali kalau dia tidak akan bisa menjadi ibu yang baik, Ruhi dan Adi akan mengatakannya pada anda, Pihu itu membutuhkan kasih sayang orang tua dan keluarga, dimana aku dan Ishita bisa memberikannya, kenapa suaminya Shagun tidak berada disini ? Dimana dia ?” tanya Raman 

“Pak hakim, bolehkah aku mengatakan sesuatu ?” hakim lalu mengijinkan Ishita untuk masuk ke dalam kotak saksi, Ishita langsung menuju ke kotak saksi tersebut dan berkata “Apa yang Shagun katakan itu benar, kalau dia telah merawat putriku, kami menyebutnya sebagai ibu pengganti dan suaminya tidak mau mendukung orang yang salah, kalau Mani tidak ada disini, itu artinya dia memang tidak ingin Shagun mendapatkan hak asuh Pihu, Mani itu sahabat baikku, dia tahu kalau Shagun itu bukanlah ibu yang baik”, 

“Siapa yang bilang seperti itu ? Aku ada disini” Raman dan Ishita kaget begitu melihat kehadiran Mani, sedangkan Shagun tersenyum senang, Raman memberikan tanda pada Ishita untuk bertanya ke Mani “Aku tidak pernah berfikir kalau Shagun adalah seorang ibu yang buruk, karena pada kenyataannya tidak ada seorangpun yang bisa menyanyangi Pihu melebihi dirinya, aku akan mendukung Shagun” Ishita tidak percaya mendengar ucapan Mani 

Sementara itu di luar ruang sidang, Pihu bertanya ke Ruhi “Kakak, apa yang mereka lakukan didalam sana ? Kenapa mama tidak keluar juga ?”, “Ayah pasti akan datang nanti dan memberitahu kita, kamu makan saja snack ini” saat itu tuan Bhalla mendapat telfon dari Mihir, Mihir bertanya soal kasus hak asuh Pihu “Hasilnya belum keluar, Mihir ,,, Shagun tadi menunjukkan akte kelahiran Pihu dan Mani juga datang kesini”, “Jangan patah semangat, paman ,,, katakan pada Raman kalau aku yang mengurusi kantor dan proyek kita berjalan dengan baik” namun dalam hati Mihir sebenarnya mengkhawatirkan masalah Raman dan Ishita dan berharap semuanya akan baik baik saja dan kembali seperti biasa 

Aaliya datang menemui Adi “Bagaimana keadaanmu, Aaliya ?”, “Jauh lebih baik” ujar Aaliya “Silahkan duduk” saat itu Mihika melihat Aaliya, Adi lalu memegang tangan Aaliya dan dilihatnya perban pada luka ditangan Aaliya “Jangan khawatir, tidak begitu sakit” hibur Aaliya, Adi pun menangis sambil berkata “Aku benar benar minta maaf, semua ini terjadi karena aku tapi percayalah padaku, aku tidak ingat apa apa” Aaliya langsung memegang tangan Adi “Aku sendiri juga tidak tahu siapa yang melakukan hal ini ? Aku tahu kamu tidak akan pernah bisa melakukan hal ini padaku, aku percaya padamu, Adi ? Jangan khawatir, aku saja tersenyum” 

Mihika ikut tersenyum lalu menyapa Aaliya, saat itu ponsel Mihika berdering, Mihika lalu sibuk menjawab telfonnya, setelah itu Mihika ikut nimbrung ngobrol dengan Adi dan Aaliya “Apa sampai sekarang kamu belum tahu juga ? Aku punya sebuah ide, bawa dia ke hipnoterapis, aku juga ingin mengajak Romi kesana, untungnya aku tahu hal ini dari dosen pembimbingnya Romi” Aaliya tersenyum geli “Ini sungguh lucu”, 

“Aaliya, aku serius, Romi telah banyak berbohong padaku dan aku mendapat ide ini” ujar Mihika “Menurutmu bagaimana, Adi ?” Aaliya balik bertanya “Apakah hal ini bisa terjadi ? Aku benar benar blank, aku tidak ingat apa yang terjadi, kalau aku pergi ke hipnoterapis, mungkin aku bisa tahu apa yang terjadi” ujar Adi, Mihika dan Aaliya akhirnya setuju dengan hal ini karena mereka berdua berharap bisa menjernihkan nama Adi 

Di pengadilan, hakim berkata “Aku sudah mendengar pendapat semua orang dan sekarang aku ingin bicara dengan gadis itu” saat itu Pihu datang kesana, semua orang menatap kearah Pihu “Pihu, katakan padaku, kamu ingin tinggal dengan siapa ?”, “Aku ingin tinggal dengan mama Shagun” Raman dan Ishita kaget lalu menangis sedih “Aku tidak suka sama bibi Ishita, jadi aku ingin meninggalkan ayahku, karena sejak dia datang, ayah selalu mendengarkannya, dia itu sangat penting untuk ayahku” Raman langsung menyela 

“Pak hakim, dengarkan dulu”, “Kamu sudah bicara sebelumnya, aku memutuskan untuk memberikan hak asuh Pihu pada nyonya Shagun Raghav” Shagun tersenyum lebar mendengar keputusan hakim, Raman, Ishita, nyonya Bhalla dan Ruhi hanya bisa menangis, Shagun dan Pihu saling berpelukkan, Shagun lalu mencium Pihu SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 919  by. Sally Diandra 
Bagikan :
Back To Top