SINOPSIS MOHABBATEIN episode 663 “BABY SITTER TAMPAN” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 663 “BABY SITTER TAMPAN” by. Sally Diandra Dirumah keluarga Bhalla, tuan dan nyonya Bhalla sedang berdebat soal Rohit, yang satu ingin agar Rohit dikembalikan saja ke panti asuhan dan yang satu lagi ingin membesarkan Rohit hingga dewasa dirumah mereka, saat itu Raman mendapat telfon dari seseorang “Aku harus pergi, Romi saat ini sedang mabuk di sebuah bar” Raman bergegas pergi dari sana, nyonya Bhalla segera angkat bicara “Lihat kan kondisi Romi ? Aku lebih memilih Romi daripada Rohit” nyonya Bhalla pergi ke kamarnya sambil menangis “Toshi, kamu harus melakukan sesuatu ! Dasar perempuan bodoh !” bentak tuan Bhalla, 

Ishita kemudian menemui ibu mertuanya “Ishita, sudah sana kamu pergi saja”, “Baiklah, tapi Rohit adalah cucumu yang tersayang, ibu sangat menyayanginya, ada apa dengan cinta ibu ?” nyonya Bhalla mengangguk “Iyaaa, aku memang menyayanginya karena aku pikir dia adalah darah dagingku, tapi kenyataannya sudah terkuak sekarang, Romi tidak akan mempunyai anak lagi”, “Rohit adalah anaknya Romi, dia memiliki hubungan hati dengan kita, seperti Adi dan Ruhi tidak mempunyai hubungan darah denganku tapi mereka menyayangi aku, lalu bagaimana bisa Rohit bukan anak dari keluarga kita ?” nyonya Bhalla tetap menggeleng 

“Tapi dia bukan anak kita, kita tidak tahu bagaimana Sarika mendapatkannya, baiklah ,,, semisal kita tetap membesarkannya, bagaimana jika tiba tiba orangtuanya mengambilnya ? Aku telah kehilangan banyak di tahun ini, aku telah kehilangan putriku, kemudian menantuku yang telah menghancurkan hatiku, aku tidak bisa menghadapinya lagi, aku memang sangat menyayangi Rohit, tapi bagaimana jika orangtua kandungnya datang dan mengambilnya, aku tidak mempunyai kekuatan sekarang” nyonya Bhalla menangis sedih 

Keesokan harinya, Neelu sedang mengurusi Rohit dan memberitahu Raman kalau semua orang sedang pergi keluar, saat itu Romi sedang duduk dengan keadaan pusing setelah mabuk semalam “Tuan Raman, aku harus pergi sebentar untuk membeli beberapa keperluan dapur yang habis”, “Baiklah, aku yang akan mengurusinya, aku akan membawanya ke kantor, setelah itu aku aku harus mengurusi bisnisku” ujar Raman sambil melirik ke arah Romi “Kita harus menjelaskan tugas seorang ayah pada seseorang” Romi sangat marah dan segera berlalu dari sana “Aku akan membawa kamu ke kantor, Rohit ,,, kita akan meyakinkan ayahmu” Rohit tersenyum menatap ke arah Raman 

Mihika sangat menyukai vada pau dan memakannya, kemudian Mihika mengecek beberapa berkas dan meminta Appa untuk mengirimkan Sahil padanya karena Mihika sudah memperkerjakannya “Hebat, tuan Bhalla sudah mulai mengkhawatirkan Rohit, ini akan menjadi berita baik untuknya” ujar Appa, saat itu Mihir datang ke kantor dan dilihatnya tidak ada siapapun dikantor, Mihir lalu bertanya pada salah satu pegawainya “Botol apa ini ?”, “Boss yang memintanya” Mihir tertegun “Raman meminta botol susu anak anak ? Ada apa ini ?” rupanya saat itu Raman dan staffnya sedang mengurusi Rohit, Mihir menghampiri mereka sambil berkata “Aku mengerti sekarang” Raman tersenyum sambil memberikan susu ke Rohit, kemudian Raman pergi menghadiri meeting sambil membawa Rohit bersamanya “Untung saja dia sudah bersendawa, itu sangat diperlukan untuk bayi” ujar Raman, 

Diruang meeting, rekan kolega Raman sedang memberitahu tentang proyeknya, Raman sendiri sedang sibuk dengan Rohit dan meminta diambilkan tissu, orang itu merasa kesal melihat sikap Raman karena Raman tidak memperhatikan dirinya “Tuan Raman, apakah kamu mendengarkan ?”, “Iyaa aku dengar, maafkan aku, lanjutkan” kemudian Raman memberikan pendapatnya sambil mengurusi Rohit “Kami bahkan punya istri dan anak tapi kami tidak pernah membawa anak kami ke kantor” yang lain pun menyela 

“Apakah anda membuka tempat penitipan bayi, tuan Raman ? Apa yang istri anda lakukan ?” Raman langsung menyahut “Jika seorang istri mengurusi rumah, kita para suami bisa mengurusi anak anak bukan ? Istriku juga bekerja, bagaimana jika dia tidak bekerja ? Apakah kita akan menyerahkan sepenuhnya anak anak pada mereka, maafkan aku ,,, tapi pasangan suami dan istri keduanya harus saling berbagi tugas, maaf ,,, dia mulai mengantuk” Raman lalu pergi dari sana bersama Rohit 

Bala sangat khawatir ketika ada beberapa orang datang menagih hutang “Tuan Khosla mengatakan kalau kamu akan membayar kami”, “Berilah aku waktu” orang orang itu mulai bertengkar dengan Bala, Bala sangat khawatir, sementara itu Ishita sudah pulang ke rumah dan bertanya tentang Rohit ke Neelu “Tuan Raman tadi membawanya ke kantor, nyonya ,,, tapi sekarang dia ada di kamar” Ishita tersenyum dan bergegas menemui Raman, 

Raman dan Ishita lalu ngobrol soal orangtuanya Rohit “Memangnya apa perlunya ? Kita telah memutuskan untuk membesarkannya”, “Iyaaa, tapi Sarika telah berbohong pada kita, kita tidak tahu apakah dia benar benar mengadopsinya atau tidak, kita harus tahu akar permasalahannya” sela Ishita “Rohit adalah anak dalam keluarga kita, kita harus bisa menerimanya, kalau Romi tidak bisa mengerti, kita berdua ini sudah cukup untuknya”, “Raman, Rohit akan tumbuh besar dan lihat Romi juga ibumu tidak menyayanginya lagi, jika kita bisa menemukannya maka kita bisa meyakinkan Romi” jelas Ishita 

“Itu artinya kasih sayangmu hanya berdasarkan pada garis keturunan ?”, “Bagaimana bisa kamu berfikiran seperti itu, Raman ? Aku berkata seperti ini demi kebaikan Rohit sendiri” Raman terlihat kesal “Rohit tidak akan pergi kemanapun !”, “Aku juga mengatakan hal yang sama seperti kamu” kemudian Ishita bicara pada Rohit “Semuanya akan baik baik saja, Rohit” Ishita kemudian mencium Rohit dengan lembut 

Malam harinya Raman melihat Ishita sedang tidur bersama Rohit “Dia tertidur sambil memeluk Rohit, seakan akan Rohit ini anakmu sendiri, Ishita” Raman kemudian mengambil Rohit, Ishita terbangun “Maaf, Raman ,,, aku ketiduran, titip Rohit dulu ya, aku akan mengecek Neelu, apakah dia sudah menyiapkan makan malam atau belum”, “Ishita, jangan marah padaku, maafkan perkataanku tadi tapi Rohit ini sudah seperti Adi dan Ruhi” Ishita tersenyum 

“Perasaan kita sama tapi pikiran kita berbeda”, “Itulah mengapa, aku pikir lebih baik kita mencari orangtua kandung Rohit, kalau Sarika berbohong, kita akan mengadopsinya” Ishita tersenyum “Benarkah ? Sungguh ?”, “Iyaa, Adi, Ruhi, Rohit dan anak kita yang belum lahir, kita ini adalah orangtua yang baik, kita akan mengurusi mereka” ujar Raman, Ishita berfikir untuk mengatakannya pada ibu mertuanya kalau mereka akan mencari orangtua kandung Rohit SINOPSIS MOHABBATEIN episode 664 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top