SINOPSIS MOHABBATEIN episode 632 “RENCANA PENYELAMATAN” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 632 “RENCANA PENYELAMATAN” by. Sally Diandra Ishita dan Raman sedang menikmati kebersamaan mereka berdua di dapur, Raman rupanya lupa pada ulang tahun Ishita “Sebentar, aku akan mengatakannya”, “Kamu lupa kan dengan ulang tahunku ?” sela Ishita sambil tersenyum “Bagaimana kamu bisa tahu ?”, “Aku tahu semuanya dan aku akan memukul kamu !” kemudian mereka berdua mengambil sendok untuk bertarung “Kamu bilang kalau kamu mencintai aku, bagaimana bisa kamu lupa pada hari ulang tahunku ? Kamu kira kamu akan mendapatkan makanan kesukaanmu ?” ujar Ishita sambil terus melakukan perang sendok

“Ishita, ijinkan aku bicara, aku benar benar tidak tahu hari ulang tahunmu, aku minta maaf, coba katakan satu hal yang aku tahu, coba tebak” Raman langsung memegang tangan Ishita dan berkata “Aku hanya tahu kalau aku mencintaimu” mereka berdua tersenyum dan saling berpelukkan “Aku juga sangat mencintaimu, Raman” ujar Ishita sambil menangis dan berfikir “Aku tidak akan membiarkan semuanya terjadi padanya” bathin Ishita cemas 

Vandu sedang berfikir untuk meluangkan waktu untuk bersiap siap tapi dia juga harus mengenakan perhiasan untuk dipamerkan, saat itu Bala datang kesana dengan perhiasan yang baru, Vandu meminta bantuan Bala “Bala, bantu aku, hari ini ada pesta para staff kampus dan aku harus mengenakan sesuatu, bagaimana menurutmu ?”, “Kamu harus kelihatan cantik sebagai kepala dekan” puji Bala “Tapi aku tidak punya apa apa, Bala ,,, kalau tidak aku tidak akan pergi, itu lebih baik” tiba tiba Bala mengejutkan Vandu dengan sebuah kalung, 

Vandu tertegun “Kamu harus mencobanya, Vandu ,,, apakah kamu menyukainya ? Kamu kelihatan semakin cantik dengan kalung ini”, “Bala, apa perlunya ini ? Kembalikan saja” Vandu merasa tidak nyaman dengan kalung itu “Kalung ini tidak mahal, aku akan tetap membelinya bahkan meskipun harganya sangat mahal” ujar Bala senang “Vandu, kamu telah mengurangi keperluanmu sendiri untuk kami, karena kamu mencintai kami, aku juga sangat mencintai kamu, Vandu ,,, ketika aku melihat undangan ini, aku langsung memutuskan kalau istriku harus terlihat lebih cantik di pesta itu” Vandu merasa terharu dan langsung memeluk suaminya ini 

Ishita meminta Simmi menelfon Raman “Nanti aku akan menelfonnya, lalu kamu bisa pergi dari sana” ujar Simmi, saat itu Raman meminta Ishita untuk ikut dengannya, mereka kemudian membuat cake bersama sama di dapur “Dimana ponselmu ?”, “Aku sedang mengecas ponselku” sahut Ishita, kemudian mereka berdua ngobrol soal kue, tak lama kemudian Raman mendapat telfon dari kantor “Hari ini ke Calcuta, sendiri ?”, “Tuan Raman, klien dari Singapura sangat penting untuk kita, kita tidak akan mendapatkan kesempatan ini lagi, ini sangat penting untuk kerja sama kita” ujar tuan Mukherjee 

“Baiklah aku akan pergi ke bandara” Ishita merasa cemas begitu mendengar pembicaraan Raman “Raman, kamu tidak usah pergi”, “Ishita, aku akan pergi ke Calcuta, bukan ke bulan, aku akan tetap menghubungimu” Raman lalu memeluk Ishita sambil berkata “Kenapa kamu jadi emosional seperti ini, seolah olah aku baru akan pergi ke suatu tempat untuk yang pertama kali” Raman kemudian begegas mengemasi barang barangnya, Ishita teringat pada ucapan Ashok dan berfiikir dalam hati “Apa yang harus aku lakukan ?” bathin Ishita 

Vandu sedang ngobrol dengan salah seorang temannya di pesta “Bu Vandita, apakah ini benar benar berlian yang asli karena kalungnya ini tidak biasa, tapi kalung ini sangat cocok untuk kamu”, “Terima kasih, ini Bala yang membelikan” sahut Vandu, saat itu Suraj datang dan temannya Vandu berkata “Mata kuliahmu sudah berakhir”, “Maafkan aku, bu ,,, seseorang menabrak mobilku, jadi aku terlambat” Vandu menyela ucapan Suraj 

“Apakah uang yang diberikan suamiku untuk memperbaiki mobilmu itu belum cukup ? Kalau kamu masih membutuhkannya lagi, kamu bisa mengirimkan tagihannya padaku” Suraj hanya terdiam mendengar ucapan Vandu sambil melirik ke arah kalung yang dipakai oleh Vandu “Aku rasa Bala sudah menghabiskan banyak uangnya, bagus juga, biarkan saja dia terbang tinggi di awang awang kemudian akan sangat menyenangkan melihat dirinya jatuh tersungkur” bathin Suraj dalam hati 

Ishita memberitahu Raman kalau ada sesuatu yang harus dibicarakannya “Baiklah, katakan saja”, “Tidak ada, aku rasa aku harus memberikan kamu sebuah kejutan kalau kamu pulang nanti” ujar Ishita sambil berfikir dalam hati “Aku akan mengatakan padanya kalau Shagun dan anak mereka masih hidup” Raman sedang bersiap siap sambil berkata “Jangan cemas, aku pasti akan kembali”, “Kamu juga jangan khawatir” sahut Ishita, saat itu ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka

“Aku lupa untuk memberitahu ayah dan ibu”, “Aku nanti yang akan mengatakan pada mereka, bolehkah aku ikut denganmu dan mengantarmu sampai bandara ?” Raman menggeleng “Tidak usah” Raman kemudian pergi meninggalkan Ishita, Ishita merasa sedih sambil berfikir dalam hati “Aku akan menemui Prateek dan Shagun” saat itu Ishita mendapat sms yang berbunyi “Kamu tidak punya pilihan lain untuk membunuh Raman, jadi lebih baik siapkan dirimu sendiri” 

Ishita memberitahu Shagun, Prateek dan Abhishek kalau Ashok telah mengancamnya untuk membunuh Raman “Tenang saja, tidak akan terjadi apa apa pada Raman, Ishita” Shagun juga menimpali ucapan Abhishek “Jangan khawatir, Ishita ,,, Raman akan baik baik saja”, “Saat ini Raman sedang pergi ke Calkuta, jika ada seseorang yang menyerangnya, maka Ruhi dan Adi juga akan dalam bahaya, karena informan itu masih ada dirumah kami” Ishita merasa cemas “Sekarang kita harus menemukan satu cara, aku akan menahan Ashok” Shagun menyela ucapan Abhishek 

“Bagaimana caranya ? Tidak ada bukti yang memberatkan dirinya dan lagi kalau informannya menyakiti Raman dan anak anak, maka apa yang bisa kita lakukan ? Kita harus memikirkan yang lebih baik lagi’, “Kita mempunyai dua cara untuk membuktikan Ashok bersalah dengan mendapatkan bukti yang memberatkan dirinya, tapi itu tidak mungkin, Ashok tidak akan meninggalkan bukti apapun, dia itu sangat cerdik, sekarang tentang informannya ini, jika kita bisa menangkap dia, informasi dalam keluarga kami tidak akan menyebar keluar, kita bisa menjauhkan bahaya itu, jadi kalau kita akan menangkap informan itu, mungkin hanya ada ada satu cara ,,,” sahut Ishita 

“Cara apa itu, Ishita ?”, “Kita harus melakukan akting lagi, ini sangat sulit buatku dan ini merupakan sebuah dosa bagiku” tiba tiba Ishita menangis “Kita harus berakting kalau kita hendak membunuh Raman” mereka semua kaget mendengar ucapan Ishita “Tidak, Ishita ! Kita sudah pernah melakukan akting ini, aku pikir itu tidak baik” sela Shagun “Tapi Raman seharusnya ada disini, tapi dia sedang berada di Calcuta”

“Tepat ! Tapi tidak ada seorangpun yang mengetahui hal ini, aku belum memberitahu mereka, aku akan menulis sebuah surat untuk keluargaku kalau Raman dan aku pergi ke suatu tempat, aku mematikan ponselku, Raman juga tidak akan menerima telfon ketika sedang meeting, kami berdua akan sulit dihubungi, lalu aku akan berpura pura seperti membunuh Raman dan aku baru akan menelfon keluargaku dan memberitahu mereka kalau Raman sudah meninggal, informan iitu pasti akan merasa senang dan mengabarkan hal ini pada Ashok kemudian Ashok akan menyuruh informannya untuk mengkonfirmasi kematian Raman” semua orang termenung memikirkannya 

“Ini adalah kesempatan kita yang terakhir, begitu informan itu keluar, Abhishek akan menangkapnya dan aku akan menemui Ashok dan memberitahu padanya kalau aku setuju dengannya, ini memang tidak akan mudah, bahkan sangat sulit tapi aku akan mencobanya agar dia percaya padaku, kita akan menjebaknya dalam Chakravanyu dimana dia juga menjebak kita” ujar Ishita geram SINOPSIS MOHABBATEIN episode 633  by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top