SINOPSIS MOHABBATEIN episode 350 “SHAGUN SALAH TINGKAH” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 350 “SHAGUN SALAH TINGKAH” by. Sally Diandra Shagun membawa Adi ke sebuah tempat tattoo dan meminta pada pegawai disana untuk berhati hati mentattoo Adi karena Adi masih anak anak “Rasanya aku juga ingin membuat sebuah tattoo”, “Boleh saja, akhir akhir ini semua orang sedang membuat tattoo inisial nama pasangan mereka” Shagun setuju dan melihat lihat desainnya, 

Dirumah keluarga Bhalla, seluruh keluarga Bhalla sedang ngobrol dan tertawa bersama sama sambil menikmati sarapan mereka “Ishita, buatkan pan cake buat Adi”, “Pan cake buatan ibu Ishi itu sangat enak !” puji Ruhi, Raman lalu mengajak mereka bergurau dan Ishita hanya tersenyum mendengarnya, tiba tiba Shagun menghampiri Ishita di dapur dan berkata “Aku akan membuatkan sarapan untuk Adi karena mungkin kamu bisa terlambat datang ke klinik”, “Aku tidak terlambat tapi kamu bisa membuatnya” ujar Ishita menimpali ucapan Shagun “Aku hanya bilang saja, Ishita ,,, kamu bisa membuatnya karena aku juga ingin kamu mencurahkan kasih sayangmu pada anakmu” ujar Shagun sambil sengaja memperlihatkan tattoo huruf ‘R’ di depan Ishita, Ishita melihat tattoo huruf ‘R’ dengan gambar hari diatasnya, 

Dalam hati Shagun berkata “Ini baru permulaan, Ishita” sesaat Ishita merasa sedih namun sedetik kemudian berusaha tenang dan biasa saja “Shagun, apakah kamu membuat tattoo baru ? Tattoonya sangat bagus sekali, apakah kamu tidak ingin menunjukkan pada semua orang ? Tattoo itu dibuat untuk ditunjukkan pada semua orang” ujar Ishita dengan perasaan senang, misi Shagun untuk membuat Ishita cemburu ternyata gagal karena tiba tiba Ishita memanggil Raman dan seluruh keluarga “Raman ! Lihat sini, ada perkembangan baru dirumah ini !” ujar Ishita sambil menunjukkan tangan Shagun yang ada tattoonya “Lihat tattoo dengan huruf ‘R’ dan gambar hati, lihat sini, Raman !” ujar Ishita sambil juga memanggil ibu dan ayah mertuanya, semua orang akhirnya mendekat ke arah Ishita dan Shagun dan melihat tattoo ditangan Shagun, 

Ishita segera memberi kode ke Simmi untuk mengajak anak anak berangkat sekolah, Simmi pun mengerti dan menghampiri Ruhi dan Adi “Ayooo Ruhi, biar bibi yang mengantarmu ke sekolah” mereka pun pergi, begitu anak anak sudah tidak ada, nyonya Bhalla dan Raman langsung bertanya pada Shagun “Shagun, kenapa kamu membuat tattoo dengan huruf ‘R’ ?” tanya nyonya Bhalla serius “R ini bukan untuk Raman tapi R ini untuk Ruhi” Shagun mulai salah tingkah didepan semua orang “Lalu kenapa kamu membuatnya ?”, “Aku membuatnya waktu di Australia, waktu itu aku sangat merindukan Ruhi jadi aku membuatnya, memangnya apa salahnya kalau aku membuatnya ?” tanya Shagun kesal, 

Saat itu Raman teringat pada masa lalunya bersama Shagun ketika Shagun hamil Ruhi, Raman memberikan saran pada Shagun untuk memberi nama bayi mereka Ruhi yang pas dengan nama Raman “Kamu seharusnya membuat tattoo dengan huruf ‘R’, R untuk Raman dan Ruhi” pinta Raman, tapi pada saat itu Shagun tidak mendengarkan ucapan Raman bahkan cenderung mengabaikannya, Raman segera mengingatkan Shagun “Dulu aku bilang padamu untuk membuat tattoo tapi kamu bilang itu menyakitkan, sekarang apa ini ?” ujar Raman kesal “Sudahlah, biarkan saja Raman ,,, mungkin sekarang Shagun sudah mulai menyayangi Ruhi, semua orang bisa berubah dengan berlalunya waktu, bahkan Shagun juga bisa berubah kan ?” sela Ishita, 

Shagun kemudian menangis dan berkata “Kamu ini memang sangat jahat !” ujar Shagun dan berlalu dari sana, begitu Shagun pergi, nyonya Bhalla berkata “Shagun itu memang ratu drama, aku membawanya dari rumah Mihir hanya demi Adi” kemudian mereka semua meninggalkan tempat itu, tinggal Ishita yang sendirian di dapur sambil berfikir keras “Aneh, Shagun itu tidak pernah memikirkan Ruhi sedikitpun dan sekarang dia membuat sebuah tattoo untuk Ruhi ? Rasanya ada yang janggal, begitu banyak berubah pada dirinya, aku harus berhati hati 

Di kamar nyonya dan tuan Bhalla, Simmi dan Rinki sedang berkumpul dengan kedua orangtuanya dan mentertawai Romi, Romi membanggakan dirinya sendiri, Rinki mentertawainya, mereka semua tertawa terbahak bahak dan tiba tiba saja listriknya mati 

Di kamar Raman, Raman akhirnya mengakhiri video call nya dengan kliennya yang berada diluar negeri tepat pada saat listriknya mati, Raman teringat pada Ishita dan berusaha mencarinya “Saat ini dia sedang ingin bermesraan rupanya” gumam Raman sambil teringat kejadian tadi ketika Raman sedang melakukan video call, tiba tiba saja Ishita memeluknya dari belakang, Ishita kaget ternyata Raman sedang melakukan video call dan langsung pergi dari sana dengan perasaan malu, saat itu Ruhi memasuki kamar Raman sambil membawa senter “Ayah, apakah ayah membuat ibu Ishi marah ?” tanya Ruhi sambil menyenteri wajah Raman “Ibu Ishi tadi memasuki kamarku dan bergegas pergi ke kamar mandi tanpa bilang apa apa sama aku !”, “Ruhi, ayah tidak mengatakan apa apa sama ibu Ishi, dimana dia sekarang ?” tanya Raman heran “Ibu Ishi ada diruang tengah, sedang mencari lilin”, “Katakan pada ibu Ishi kalau ayah ada urusan dengannya, suruh ibu Ishi ke kamarmu” pinta Raman

Ruhi bergegas turun ke bawah menemui Ishita untuk menyampaikan pesan Raman, saat itu Ishita sedang berada di ruang makan dan Shagun juga ada di dapur, mendengar semua pembicaraan Ruhi dan Ishita “Ibu Ishi, kenapa ayah menggunakan banyak sekali parfum ? Ayah konyol kan ? Apakah ada seseorang yang menggunakan parfum pada malam hari ?” Ishita tersenyum mendengar ucapan Ruhi dan berkata “Ruhi, jangan bilang ayahmu seperti itu, baiklah ibu Ishi akan kesana” ujar Ishita sambil memberikan lilin yang lain untuk Ruhi untuk diberikan ke neneknya, kemudian Ishita bergegas hendak menemui Raman dikamar Ruhi, Shagun yang mendengarnya berusaha menggagalkan rencana mereka dengan menjatuhkan gelas yang berisi susu coklat ke lantai, Ishita kaget mendengarnya dan balik lagi ke dapur untuk melihat apa yang terjadi 

“Ada apa, Shagun ?”, “Maafkan aku, Ishita ,,, gelasnya tiba tiba terlepas dari tanganku begitu saja” Shagun kembali bersandiwara, lalu berusaha membersihkan pecahan gelas itu dan pura pura terkena pecahan gelas, Shagun menjerit kesakitan, Ishita lalu menyuruh Shagun untuk pergi dari dapur karena tangannya sakit “Sudah sana, lebih baik kamu kembali ke kamar saja, biar aku saja yang membersihkan pecahan kaca ini” ujar Ishita cemas, Shagun langsung pergi dari sana dengan tersenyum penuh arti karena memang ini yang dimauinya, Shagun bergegas pergi ke kamar Ruhi 

Tak lama kemudian Raman mendatangi kamar Ruhi dan dilihatnya disana ada seseorang yang sedang berdiri membelakanginya, Raman mengira kalau dia itu adalah Ishita, dengan santai Raman berkata “Haaiii gadis Madrasiku yang gila, apa yang kamu katakan tadi ? Paling tidak katakan saja apakah kamu marah atau malu ? Aku sedang berfikir untuk mengatakannya padamu tapi aku sedang memikirkannya bagaimana caranya mengatakannya, aku selalu bicara sendiri, tapi aku merasa tegang memikirkan bagaimana reaksimu nanti, tapi aku akan mengatakannya kalau aku ,,,” saat itu Shagun bergerakkan kakinya hingga gelang kakinya menimbulkan suara, 

Raman tertegun “Siapa kamu ? Karena Ishita tidak pernah mengenakan gelang kaki” ujar Raman kesal, saat itu Ishita datang membawa lilin namun tepat pada saat itu listriknya menyala dan Raman baru tahu kalau orang yang diajak bicara sedari tadi adalah Shagun, Shagun jadi kikuk di depan mereka berdua “Tanganku terluka, jadi aku kesini untuk mengambil obat, ini kamarnya Adi kan ?” Shagun berusaha membela diri “Kami tidak pernah menyimpan obat apapun di kamar anak anak, bagaimana bisa kamu bertahan begitu lama menahan rasa sakitmu itu ?” sela Ishita curiga “Aku minta maaf, tadi kan gelap” Shagun mulai salah tingkah 

“Kamu memang tidak bisa melihat tapi kamu kan bisa mendengar dan kamu bisa mengatakannya padaku, bukannya hanya diam saja”, “Maafkan aku, Raman ,,, aku tidak menyadarinya tadi” Shagun semakin salah tingkah di depan mereka dan langsung berlalu dari sana, moodnya Raman juga jadi berantakan gara gara Shagun dan bergegas keluar dari kamar Ruhi, tinggal Ishita yang ada dikamar itu “Itu artinya, Shagun tadi mendengar pembicaraanku dengan Ruhi dan mulai bersandiwara, bagus juga dramanya, tapi dia tidak bisa berbohong dengan baik, diperlukan otak dan kecerdasan untuk berbohong” gumam Ishita 

Di kamar Shagun, Shagun segera menelfon ibunya “Aku benar benar terkejut, bu ,,, tapi lain kali aku akan lebih berhati hati” saat itu Ishita memasuki kamar Shagun, Shagun segera menutup telfonnya, kemudian Ishita memberikan obat pada Shagun dan berkata “Shagun, kamu membutuhkan pengobatan, rasanya tidak pantas kalau kita mengajarkan sopan santun pada orang yang telah dewasa, aku sudah pernah mengatakannya padamu kan kalau kamu harus mengetuk pintu dulu baru masuk” sindir Ishita “Dan ingat, Shagun ,,, kamu ada disini di rumah ini hanya karena Adi, jaga dirimu baik baik, kalau tidak rasa sakitmu akan semakin meningkat” ujar Ishita tegas dan berlalu dari sana dengan langkah gontai, Shagun sangat marah mendengar ucapan Ishita SINOPSIS MOHABBATEIN episode 350 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top