SINOPSIS MOHABBATEIN episode 269 “RAMAN PATAH HATI” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 269 “RAMAN PATAH HATI” by. Sally Diandra Raman sangat terkejut ketika melihat kebersamaan Ishita dan Mani di tempat les karate Ruhi, saat itu mereka berdua sedang saling berpelukkan satu sama lain, Raman masih bisa mendengar dengan jelas ketika Mani berkata “Kalau sangat mencintai aku, maka tinggalkan saja Raman dan menikahlah denganku” Ishita tersenyum dan membalas ucapan Mani “Hmmm ,,, kamu memang penyelamatku, aku seharusnya meninggalkan suami dan anakku untuk bergabung denganmu, kamu memang segalanya bagiku, pahlawanku” ucapan Ishita begitu menyakitkan ditelinga Raman, Raman bergegas pergi dari sana secara perlahan sambil berjalan mundur, Raman tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya barusan, 

Sedangkan Ishita dan Mani masih ngobrol berdua “Sudah, lupakan saja, kamu sudah terjebak dalam perangkap Ravan Kumar”, “Oh terima kasih, Tuhan ,,, temanku ini sangat pintar !” mereka berdua lalu tertawa dan saling bergurau satu sama lain “Raman itu sangat beruntung memiliki istri seperti kamu, aku akan selalu memberikan restuku untuk kalian berdua”, “Aku juga sangat bahagia karena aku mempunyai teman yang terbaik di dunia dan suami yang terbaik di dunia” ujar Ishita, namun sayangnya Raman tidak mendengar ucapan Ishita karena Raman sedang berdiri diluar, Raman lalu menuju ke kantornya dengan keadaan masih terkejut, dalam benaknya ucapan Ishita, Mani dan Shagun datang silih berganti “Sungguh hebat kamu, Raman ,,, kamu selalu gagal oleh perempuan, kamu tidak mendengar suara hatimu yang terluka, seorang perempuan sekali lagi telah menghancurkan hidupmu !” ujar Raman pada dirinya sendiri, 

Bayangan Mani dan Ishita berputar putar dibenaknya “Jika dia memang mencintai Mani, kenapadia melakukan semua drama ini dengan pura pura puasa untuk aku, mereka kira mereka akan menghancurkan hatiku dan aku akan menangis ? Tidak ! Aku sudah cukup menangis, aku tidak akan memberikan hak pada siapapun untuk menghancurkan hatiku” guman Raman kesal, saat itu Mihir menemuinya dan meminta tanda tangan Raman untuk surat kontrak yang penting, Raman menatap ke arah Mihir dengan tatapan marah “Raman, apakah kamu baik baik saja ?” Raman tidak menghiraukan ucapan Mihir dan langsung keluar dari ruang kantornya, Mihir sangat khawatir dengan keadaan Raman 

Ishita akhirnya pulang ke rumah dan berkata pada dirinya sendiri “Sekarang, tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan Raman menjadi kepala para pengusaha se Asia” sedangkan Raman sedang berkendara dengan mobilnya sambil memikirkan Ishita dan Shagun, Raman mengira kalau Ishita telah mengkhianatinya, Raman melajukan mobilnya sekencang mungkin, kemudian Raman teringat pada ucapan Mani dan Ishita, sementara itu nyonya Bhalla juga baru sampai dirumah dan bicara dengan Ishita “Aku sudah membuat semua makanan kesukaan Raman, ibu ,,, dan Neelu juga sudah membuat ayam juga” ujar Ishita

“Memangnya ada apa ? Apakah ada sesuatu yang special ? Lalu dimana dia ? Dia tadi mau menjemput kamu dan Ruhi” Ishita kaget “Tidak, aku tadi pulang sendirian sama Ruhi”, “Ooh ya mungkin dia pergi ke kantor barangkali, aku rasa pekerjaannya semakin bertambah saja” ujar nyonya Bhalla, dalam hati Ishita memikirkan Raman sambil berkata “Mungkin dia mengkhawatirkan Romi, tapi bagaimanapun juga semuanya sudah berakhir, aku akan menelfon Raman, tidak usah cemas, Ishita” bathin Ishita “Tapi tidak ! Aku tidak akan menelfon dia dan aku akan memberinya kejutan karena aku sudah membuat baju Punjabi kesukaannya” bathin Ishita lagi 

Saat itu Raman rupanya mengunjungi sebuah bar dan bertemu dengan seorang pria yang baru diserang oleh istrinya “Apa yang terjadi padamu, teman ? Apakah istrimu tidak mencintai kamu ?”, “Istri dan cinta itu tidak bisa bersama” ujar pria tersebut dengan perasaan kesal “Kenapa tidak ? Komitmen itu seumur hidup, kenapa kita tidak bisa mengharapkan cinta dari seorang istri ?” tanya Raman sambil mulai minum wine pesanannya “Apakah istrimu tidak mencintai kamu ?”, “Dia mencintai semua orang, bukan aku” sahut Raman “Apakah dia mencintai orang lain ?” tiba tiba Raman sangat marah begitu mendengarnya “Aku mendapatkan luka yang sama dua kali, aku kira dia mencintai aku tapi Mani datang diantara kami, istriku tidak bicara secara baik baik denganku dan dia tersenyum padanya, dia bilang aku mencintai kamu Mani padanya dan tidak mengatakan apapun padaku” ujar Raman kesal sambil terus minum “Kali ini aku tidak akan menangis, aku tidak akan memberikannya hak untuk menyakiti hatiku, ini waktu baginya sekarang” ujar Raman geram 

Di rumah keluarga Bhalla, Ishita sedang berdandan dan membayangkan Raman ada disana tersenyum melihat kearahnya “Kamu telah melakukan sebuah bantuan yang sangat besar untukku dan kamu tidak mengatakannya padaku sedikitpun ? Kamu sangat mencintai aku kan ?” Ishita tersenyum kemudian Raman mengambil bubuk sindoor merah dan dibalurkan dikening Ishita, Raman lalu memegang Ishita dan berkata “Aku juga mencintai kamu” saat itu Ishita baru tersadar dan dilihatnya Raman tidak ada dikamar, tadi adalah khayalannya belaka, Ishita tersenyum geli mengingatnya Raman sedang dalam perjalanan lagi dengan mobilnya, dalam benaknya seolah olah Ishita dan Mani mengejeknya “Raman, aku tidak mencintai kamu tapi aku mencintai Mani” Mani dan Ishita kemudian tertawa terbahak bahak mentertawakan Raman dengan gigi vampirenya, Raman segera menghentikan mobilnya dan turun dari mobilnya, 

Saat itu Raman sedang dalam keadaan mabuk dan mulai berhalusinasi, Raman melihat Ishita datang menghampirinya, Raman langsung mengucek ucek matanya seakan akan tidak percaya dengan jalannya yang sempoyongan karena mabuk “Raman, apakah kamu baik baik saja ?” tanya Ishita, Raman hanya terdiam lalu dilihatnya Mani juga datang kesana dan bergabung dengan Ishita “Raman, aku tidak mencintai kamu, aku tidak bahagia hidup denganmu, dan aku mencintai Mani” tubuh Raman bergetar dan hanya terperangah menatap mereka berdua “Aku bahagia bersama Mani, maaf ,,, Raman, aku harus pergi” Raman berusaha mencegah Ishita dengan berteriak memanggilnya “Ishitaaaa !!” Ishita tetap pergi meninggalkan Raman sambil tersenyum dan menghambur dalam pelukkan Mani, 

Raman kaget, Ishita dan Mani menengok kebelakang dan menatap kearah Raman dengan tatapan mengejek kemudian mereka pun pergi meninggalkan Raman, Raman benar benar nampak tidak berdaya dan terperangah menatap kepergian Ishita, sama seperti Shagun dulu yang meninggalkan dirinya demi Ashok kali ini terulang lagi, Ishita meninggalkan dirinya demi Mani dan tiba tiba bayangan Ishita dan Mani menghilang dari hadapannya, Raman tersadar dari lamunannya karena saat itu hujan turun dengan deras, Raman pun terkulai tidak berdaya dan basah kuyup, Raman lalu memegangi kepalanya sambil menangis sementara airmatanya langsung lenyap karena tersapu oleh air hujan 

Ishita mencoba menelfon Raman “Ini sudah sangat malam, seharusnya dia sudah pulang sekarang” ujar Ishita sambil terus berusaha menghubungi Raman, saat itu dirumah hujan turun dengan deras “Tidak ada jaringan ?”, “Ishita, bagaimana ? Kamu sudah bicara dengan Raman ?” nyonya Bhalla merasa cemas memikirkan Raman “Ponselnya tidak bisa dihubungi, bu”, “Dia juga tidak ada dikantor, pegawainya bilang kalau Raman sudah pergi dari tadi” tuan Bhalla ikut angkat bicara “Mungkin dia sedang pergi makan malam atau meeting barangkali ?”, “Tidak ! Dia tadi bilang mau jemput Ruhi dan Ishita” nyonya Bhalla menyahut ucapan Simmi “Apa yang bisa kita lakukan sekarang ?”, “Tadi sepertinya Raman sedang gelisah” ujar nyonya Bhalla cemas “Romi, coba kamu cari kakakmu” pinta nyonya Bhalla namun Ishita memberikan kode ke Romi untuk masuk ke kamar, Romi pun menuruti perintah Ishita dan bergegas masuk ke kamarnya “Ibu, ini masalah sepele, aku bisa mengatasinya dengan mudah, jika sesuatu yang lain, aku akan meminta bantuan Romi ketika Raman datang” ujar Ishita 

“Ishita, Raman saat ini sedang gelisah, semuanya bisa terjadi padanya, hatiku rasanya tenggelam” ujar nyonya Bhalla, kemudian Ishita menelfon Mani dan memberitahu padanya kalau Raman belum juga pulang “Aku benar benar sangat khawatir, Mani ,,, karena aku tidak bisa bicara dengannya, aku harus mencarinya, Mani ,,, aku akan mengecek di rute jalan yang biasa dia lewati antara rumah dan kantor”, “Ishu, ini sudah malam, aku akan ikut, kita akan pergi bersama sama” sela Mani “Baiklah, datanglah cepat”, “Aku harap Raman baik baik saja” ujar Raman 

Mani dan Ishita sedang dalam perjalanan mencari Raman “Mani, aku sangat takut, aku seharusnya mengatakan pada Raman tentang permasalahan Sarika dan Romi yang sudah terselesaikan, saat ini dia sedang gelisah”, “Ishu, dia baik baik saja, berfikirlah positif” saat itu Ishita melihat mobil Raman berhenti di pinggir jalan, Ishita meminta Mani untuk berhenti, Ishita kemudian mulai mencari cari Raman dengan berteriak memanggil manggil nama Raman, Mani juga begitu, hingga akhirnya Ishita menemukan Raman sedang terduduk lemas bersandar di pohon, Ishita bergegas berlari ke arah Raman dan mencoba membangunkannya “Aku rasa dia sedang mabuk, Ishu” saat itu Raman membuka matanya dan dilihatnya Ishita bersama Mani “Ayooo Raman, kita pulang ,,, Mani, tolong bantu aku” namun Raman langsung mendorong mereka berdua dengan keras sambil memegangi botol wine di tangannya 

“Jangan sentuh aku ! Minggir !”, “Raman, apa yang kamu lakukan ?” Ishita merasa heran, Raman langsung melempar botol yang dibawanya “Aku tidak ingin kalian berdua ! Aku bisa mengurusi diriku sendiri” ujar Raman dalam keadaan mabuk “Ayooo ikut dengan kami, Raman ,,, semua orang merasa cemas dirumah”, “Rumah yang mana ? Aku mempunyai sebuah rumah dan kamu menghancurkannya dengan dia !” Raman menimpali ucapan Mani “Raman, apa yang kamu katakan ? Ayooo ikut dengan kami” Raman sangat marah mendengar ucapan Ishita dan mendorong Ishita dengan keras “Aku akan mengurusi diriku sendiri”, “Raman, kamu akan jatuh nanti” ujar Ishita cemas, saat itu Mani hendak memegangnya, 

Raman lalu berteriak “Mani, kamu minggir ! Kalau tidak aku akan membunuh kamu !” Raman bergegas pergi ke mobilnya “Raman, kamu tidak bisa mengendarai mobil, biar aku saja yang menyetir, kamu sedang mabuk” Raman tidak menggubris ucapan Ishita lalu duduk di daam mobil dan mengatakan “Tidak !” ujar Raman kemudian pingsan tak sadarkan diri ”Dia sangat mabuk, Ishu”, “Maafkan aku, Mani” ujar Ishita cemas “Tidak perlu minta maaf, Ishu ,,, dia minum untuk meringankan sedikit ketegangannya, semuanya akan baik baik saja besok pagi, kabar baiknya kita bisa menemukan Raman dan dia baik baik saja” hibur Mani “Apakah kamu akan mengantarkan kami pulang ke rumah ?”, “Tentu saja, ayooo kita pakai mobilku saja” ujar Mani SINOPSIS MOHABBATEIN episode 270 by. Sally Diandra 

PREV     NEXT
Bagikan :
Back To Top