SINOPSIS MAHAPUTRA episode 270 part. 1 (2 September 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 270 part. 1 (2 September 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, setelah melihat kundli (horoskop) Pratap dan Ajabde, Guru Ji berkata “Pangeran Pratap harus menikah dengan orang lain terlebih dahulu” semua orang yang hadir disana terkejut, Guru Ji kemudian menjelaskan “Ajabde tidak bisa menjadi istri pertama pangeran Pratap” Pratap sangat marah dan langsung meninggalkan ruang itu sambil berkata “Aku tidak siap menerima apapun itu !” Raja Udai Singh juga mendukung Pratap “Aku tidak bisa mengatakan kalau Pratap harus menikahi orang lain dulu sebelum menikahi Ajabde” ujar Raja Udai Singh, Ajabde sendiri tidak bisa menentang semua ini karena itu bisa berarti akan beresiko pada kehidupan Pratap dimana tidak ada seorangpun yang menginginkannya, Ratu Hansa Bai meminta mereka agar tetap tinggal sementara di sana sementara para orang tua akan mengatasi hal ini “Aku merasa kalau aku ini memang diciptakan bukan untuk pangeran Pratap, aku tidak tahu kenapa perasaanku jadi kacau balau seperti ini, aku memang telah melihat banyak mimpi tapi aku tidak ingin membahayakan pangeran Pratap” ujar Ajabde lirih “Aku tidak bisa menikah dengan pangeran Pratap bahkan jika kalian semua memaksa aku untuk itu” Ajabde segera meninggalkan ruangan itu dengan perasaan sedih, Phool bisa merasakan apa yang dirasakan Ajabde, Phool mengikuti Ajabde, 

Sementara itu Ratu Bhatyani kembali mengejek “Kenapa disini begitu banyak masalah dalam hubungan pernikahan ini, jika aku ada di tempat Ajabde maka aku akan menyerah sampai disini saja” Ratu Jaiwanta yang tidak suka dengan ucapan Ratu Bhatyani menatapnya tajam Ratu Uma Devi mengikuti Phool sambil berkata “Phool, masalah Ajabde ini sangatlah besar, waktunya akan tiba untuk membuat sebuah pengorbanan” Phool sangat bingung dengan ucapan neneknya itu, 

Di taman istana Ajabde merasa sedih begitu teringat akan ucapan Guru Ji, Pratap menemui Ajabde, Ajabde sangat berharap Pratap bisa mengatasinya dengan baik “Yang aku tahu, aku hanya akan menikah denganmu saja”, “Tapi pangeran, kamu harus melihat realita atau kenyataan yang ada, takdir tidak bisa menggabungkan nama kita berdua, ketika aku bisa menerimanya, kenapa kamu tidak bisa menerimanya juga ? Kita harus mundur dari semua ini” pinta Ajabde namun Pratap tidak siap untuk kalah dari semua ini, Ajabde mengatakan hal ini yang berkaitan dengan horoskop mereka berdua sementara Pratap membalikkan keadaan yang ada “Bagaimana jika setelah kamu menikahi aku, kehidupanmu akan dalam bahaya, lalu apa yang kamu lakukan nanti ?” Ajabde sebenarnya juga tidak ingin mengalah dengan impiannya tapi dia sangat tahu hal itu dengan baik, kalau dirinya tida akan memberikan pemikiran apapun dan menikah dengan Pratap “Kenapa aku tidak bisa melakukannya ? Dewa rupanya tidak ingin kita menikah jadi aku tidak akan menikah denganmu” akhirnya Pratap setuju untuk mengurusi dirinya sendiri, Ajabde sendiri memahami kalau mereka berdua tidak akan pernah menang dari takdir yang telah ditentukan untuk mereka berdua yaitu tidak mungkin bersatu “Kita memang bisa saja melawannya seberapa yang kita inginkan tapi takdirlah yang akhirnya akan menang nantinya, pangeran ,,, aku akan masuk ke dalam untuk mengatakan pada semua orang kalau aku tidak akan menikah denganmu” Ajabde segera meninggalkan Pratap sendirian di taman, sementara Pratap menatap kepergian Ajabde dengan perasaan sedih 

Sambil berjalan di sepanjang koridor, Ajabde teringat akan pendirian Pratap yang tetap ingin menikah dengannya, tepat pada saat itu Phool menemuinya, Ajabde akan mengutarakan keputusannya untuk tidak menikah dengan Pratap, namun Phool memberikan semangat pada Ajabde untuk tidak menyerah “Kamu tidak bisa memutuskan sesuatu sendirian, seharusnya kalian berdua yang memutuskan bersama sama karena ini adalah hubungan antara kalian berdua”, “Pangeran Pratap sudah setuju dengan keputusanku ini, dia pasti akan segera mengatakannya juga, saat ini dia memang sedang sedikit tegang karena semua hal ini” Phool benar benar terkejut dan tidak percaya “Kenapa kamu bisa begitu tenang, Ajabde ?” Ajabde meyakinkan Phool kalau semuanya akan berjalan berantakan kalau mereka memaksakan kehendak “Kamu tahu kan bagaimana aku mengetahui segalanya” Ajabde kemudian meninggalkan Phool dan masuk ke dalam istana 

Ratu Jaiwanta meyakinkan Ratu Hansa Bai kalau semuanya akan berjalan baik baik saja namun Ratu Hansa Bai kecewa dengan Ajabde “Aku tidak tahu apa yang sedang Dewa rencanakan untuknya” Raja Mamrak Ji juga setuju dengan ucapan istrinya ini “Kami merasa sangat tidak berdaya” Raja Udai Singj juga merasakan hal yang sama “Jika Pratap tidak menikahi Ajabde maka aku juga akan merasa tidak berdaya” Ratu Uma Devi menyarankan sesuatu pada mereka tepat pada saat itu Ajabde dan Phool menemui mereka, Phool menolak untuk melakukan apa yang telah dikatakan oleh neneknya, Ratu Uma Devi yaitu menikah dengan Pratap, Raja Maldev Singh meminta Phool untuk diam dan membiarkan neneknya menyelesaikan kata katanya dulu “Pangeran Pratap bisa menikahi siapa saja” Raja Udai Singh mengatakan pada mereka kalau dirinya telah menolak ide tersebut, Phool juga mendukung ucapan Raja Udai Singh, sementara kakek Raja Maldev Singh ingin agar mendengar saran Ratu Uma Devi dulu, rupanya Ratu Uma Devi mengajukan lamaran untuk Pratap agar menikahi Phool terlebih dulu, baru setelah itu Ajabde, 

Semua orang terkejut mendengarnya, Raja Udai Singh mencoba menengahi hal ini “Kita semua tahu kan kalau pangeran Pratap hanya ingin menikah dengan Ajabde”, “Tidak ada seorangpun yang menentangnya, Rana Ji ,,, tapi saat ini hanya inilah solusi yang bisa kita dapatkan” sela Ratu Bhatyani yang mendukung usulan kakaknya “Rani Hansa Bai, kamu juga menginginkan hal yang sama kan ? Kamu juga ingin kan Ajabde menikah dengan Pratap atau kamu tidak ingin mereka menikah sama sekali” ejek Ratu Bhatyani secara halus “Maharana Udai Singh juga mempunyai empat istri, selama bertahun tahun hal itu tidak menjadi masalah, apalagi Phool dan Pratap juga berteman, apa yang lebih kamu inginkan untuk saat ini untuk pernikahan mereka ? Aku kira itu adalah cara yang mudah sebagai jalan keluar dari permasalahan ini, sisanya terserah kamu” timpal Ratu Bhatyani lagi “Mungkin takdir telah memutuskan kita menjadi kerabat, disengaja ataupun tidak disengaja, pangeran Pratap telah menghentikan kita dari pertunangannya dengan Phool tapi ini adalah permainan takdir semata, walaupun kita mencoba untuk menghindarinya tapi akhirnya kembali lagi ke pernikahan pangeran Pratap dan Phool, jadi aku pikir kalian seharusnya tidak memikirkan hal ini begitu berat, Mawar dan Mewar akan bersatu dan Phool akan mendapatkan laki laki yang dipilihnya” Phool langsung menghentikan ucapan kakeknya “Apakah ada seseorang disini yang bertanya padaku tentang apa yang aku inginkan saat ini ? Apakah aku ini hanyalah boneka di tangan kalian ?” Ajabde menyela ucapan Phool “Paling tidak pikirkanlah hal ini dulu, Phool” namun Phool tidak mau memikirkannya “Pangeran Pratap hanya ingin menikahi kamu dan aku tidak ingin berada di antara kalian berdua karena kamu adalah sahabat terbaikku, Ajabde !” Raja Maldev Singh berupaya untuk menjelaskannya pada Phool namun Phool tetap bersikeras dengan pendiriannya dan segera berlalu dari sana, Ajabde langsung menyusul Phool dan meyakinkan mereka yang masih berada di ruangan itu kalau dirinya akan membuat Phool menyetujui usulan Ratu Uma Devi 

Saat itu Phool mengunci dirinya di dalam kamar, Ajabde mencoba untuk membuka pintu kamar namun Phool tidak mau membukanya karena Phool tidak ingin Ajabde membicarakan tentang pertunangannya dengan Pratap, tiba tiba dari arah dalam kamar, Ajabde sudah muncul dan menemui Phool di dalam kamar, Phool kaget, Phool mencoba keluar dari kamar itu namun Ajabde mencegahnya “Phool, aku mohon pikirkanlah apa yang dikatakan oleh nenekmu tadi, dia itu benar dan seharusnya setuju menikah dengan pangeran Pratap, aku tidak masalah dengan hal itu”, “Tapi itu salah, Ajabde !” Ajabde langsung membujuk Phool lagi “Jangan khawatir, Phool ,,, karena aku tidak berkeberatan, aku telah bersamamu sejak kita berdua masih kecil, sekarang kehidupan telah memberikan aku sebuah kesempatan untuk bersamamu terus sepanjang hidupmu, jadi apa salahnya ?”, “Ini bukan tentang Ajabde atau Phool, bagaimana jika aku tidak ingin menikah dengan pangeran Pratap ?” Ajabde tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh sahabatnya ini “Aku tahu kalau pangeran Pratap memberikan kamu Gajra ini (untaian bunga melati di rambut Phool) Phool teringat ketika dirinya mengenakan Gajra tersebut dan Pratap membantunya untuk mengenakannya “Tapi tadinya Gajra ini buat kamu, Ajabde” Ajabde sangat tahu itu dengan baik itu kalau Phool tidak menyukai aksesoris yang terbuat dari bunga sebelumnya “Kamu mengenakannya karena pangeran Pratap yang memberikannya kan ? Kita tidak bisa menyembunyikan hal ini, ini memang sangat sulit untuk kita berdua, perasaan kita terlihat pada wajah kita, katakan iya pada pernikahan ini dan menikahlah dengannya, ini adalah hal terbaik untuk kita semua” setelah mempertimbangkan semua ucapan Ajabde akhirnya Phool menyetujui permintaan Ajabde 

“Mungkin aku masih mempunyai perasaan dengan pangeran Pratap tapi jangan kita kalau aku akan berbicara dengan dia, bahkan jika aku mengatakan iya, ini semua hanya untuk kamu, Ajabde ,,, dengan begitu kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang pantas kamu dapatkan” Ajabde mencoba menjelaskan sesuatu pada Phool “Jika kamu tidak menikah dengan pangeran Pratap maka orang lainlah yang akan menikah dengannya suatu hari nanti, hal ini pasti akan lebih ribet lagi, bagaimana jika gadis ketiga yang akan menikahinya ?” Ajabde mengingatkan Phool pada apa yang terjadi pada saat acara Gangaur puja di Chittor dimana banyak gadis yang ingin menikah dengan Pratap, Phool merasa khawatir “Maka dari itu lebih baik kamu menikah dengannya”, “Aku setuju dengan hal ini hanya demi kalian berdua, aku siap tapi dengan satu syarat, kamu juga akan menikah dengan pangeran Pratap setelah aku menikah dengannya, kamu tidak bisa mundur, Ajabde !” Phool sangat tahu bagaimana sifat Ajabde “Kamu telah mengorbankan cintamu jadi aku harus berjanji padaku kalau kamu juga akan menikah dengannya setelah pernikahanku !” akhirnya Ajabde berjanji pada Phool kalau dirinya akan menikah dengan Pratap, 

Phool keluar dari kamar untuk mengatakan keputusan mereka kepada semua orang, tak lama setelah kepergian Phool, Ratu Hansa Bai masuk ke kamar dan menemui Ajabde disana, Ratu Hansa Bai sangat tahu dengan baik kalau Ajabde telah membuat Phool menyetujui pernikahan ini “Ajabde, kamu tahu apa yang telah kamu lakukan ? Ketika dua orang teman atau saudara menjadi istri seorang laki laki yang sama maka kondisinya akan berbalik tidak menguntungkan untuk kedua belah pihak” Ajabde sangat mengetahui apa yang telah dia lakukan “Ibu, biarkan mereka berdua menikah terlebih dulu” ujar Ajabde tenang SINOPSIS MAHAPUTRA episode 271 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top