SINOPSIS MAHAPUTRA episode 269 (01 September 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 269 (01 September 2014) Jalal terus melihat ke arah Bairam Khan sementara algojo telah mengangkat pedangnya untuk membunuh Bairam Khan. Jalal teringat kata kata Rukayah, istrinya dan kata-kata ibunya tentang bagaimana Bairam khan telah menyelamatkannya berkali-kali, kemudian Jalal memerintahkan mereka untuk berhenti.

Ratu Uma Devi melihat barang-barangnya sedang dikemas, Ratu Bhatyani menyuruh para pelayan untuk pergi "Kakak, kamu tidak bisa meninggalkan aku sekarang setelah menunjukkan impian yang begitu besar" Ratu Uma Devi mengatakan padanya untuk menerima kegagalannya "Kita tidak bisa melakukan apa-apa sekarang, aku tidak bisa melihat semua ini, hal ini akan baik jika kamu ikut berdamai dengan kenyataan yang ada" Ratu Bhatyani menolak untuk menerima kegagalannya "Aku telah melalui hal yang sama selama bertahun-tahun, Maharani Jaiwanta dan anaknya selalu mendapat segala sesuatu yang seharusnya aku dapatkan, kak ,,, aku bermimpi tentang masa depan yang aku lihat untuk anak anaku berada di atas tahta itu, kemudian Ajabde datang untuk menghancurkan impianku, kamu memberitahu aku jika aku harus duduk dan melihat semuanya telah pergi ke Maharani Jaiwanta, lalu bagaimana dengan kebahagiaanku atau impianku ? kamu adalah satu satunya harapanku, kak ,,, katakan padaku kalau kamu tidak akan meninggalkan aku dan akan selalu berada disisiku selama lamanya" ujar Ratu Bhatyani penuh harap "Aku harap kamu tidak kehilangan kesabaranmu, kamu tidak usah khawatir soal Ajabde, dia itu hanyalah anak perempuan seorang Samant, kamu harus mengontrol pangeran Pratap !" Ratu Bahtyani teringat ucapan Ajabde kemarin dan sekarang dirinya yakin kalau kakaknya telah meremehkan Ajabde "Ajabde telah memenangkan Pratap, kak Jaiwanta bahkan Rana ji" Ratu Uma Devi juga teringat ingat ketika Ajabde berani melawan Raja Udai Singh "Kita harus menghentikan pernikahan ini, entah bagaimanapun caranya, untuk Raja Mamrak ji dan Maharana Udai Singh penghormatan adalah segalanya, aku harus melakukan sesuatu untuk mu" Ratu Bhatyani lega ketika kakaknya tidak akan pergi kemana mana sekarang "Jika kamu telah memikirkan sesuatu maka sesuatu yang baik akan terjadi" Ratu Uma Devi meyakinkannya hal yang sama, tak lama kemudian mereka mendengar suara Hansa Bai, Ratu Hansa Bai tidak bisa menemukan kundlinya Ajabde


Raja Maldev Singh berkata pada Phool untuk bersama sama dengan neneknya Ratu Uma Devi ketika perayaan pertunangan Ajabde dan Pratap "Nenekmu sangat terluka ketika kamu memutuskan hubungan pernikahanmu dengan pangeran Pratap", "Tapi Ini benar-benar suatu yang mengejutkan, mengapa nenek masih ada di sini ?" Phool ingin tahu apa ada yang bisa menghentikan neneknya untuk tetap bertahan di kerajaan Bijolia "Dia telah menanggung banyak penghinaan yang diterimanya" tiba tiba mereka mendengar pengumuman tentang kedatangan Pratap, Pratap menemui Raja Maldev Singh untuk meminta agar Raja Maldev Singh tinggal sementara di Bijolia sampai hari pertunangannya dengan Ajabde "Anda sudah seperti ayahku sendiri jadi aku meminta padamu untuk memberikan restumu padaku, aku akan senang jika kamu akan tinggal disini" dengan tenang Raja Maldev Singh mengatakan kalau dirinya bermimpi tentang pernikahan Phool dan Pratap "Aku tidak akan bisa melihat kamu menikah dengan orang lain, pangeran" Pratap dapat memahami perasaannya dengan baik, namun kembali Pratap meminta Raja Maldev Singh untuk tetap tinggal dengan senyum manisnya sekali lagi dan Raja Maldev Singh pun tersenyum


Ratu Hansa Bai meminta maaf pada pendeta karena dia tidak bisa menemukan kundli milik Ajabde, lalu mereka mengatakan kalau Kundli bisa dibuat lagi dengan menggunakan tanggal lahir, tempat lahir dan waktu, pendeta lalu mengirimkan salah satu muridnya untuk pulang ke rumah sang pendeta untuk membawa sebuah Panchang, saat itu Ratu Uma Devi dan Ratu Bhatyani ada disana, Ratu Bhatyani penasaran karena membutuhkan satu hari untuk membuat sebuah Kundli, dia meyakinkan kalau semua 36 Gunas itu tidak akan cocok, Ratu Hansa Bai merasa kesal dengan ucapan Ratu Bhatyani dan memohon pada mereka untuk berfikiran positif tentang hal ini.

Di kerajaan Mughal, Agra ,,, Rukayah sedang bersenandung untuk dirinya sendiri, Ratu Hamida, ibu Jalal merasa senang melihat seseorang yang sedang bahagia, bersenandung di istana, Rukayah berterima kasih untuk semua rencana yang telah dia buat untuk kenyamanannya sendiri, sedangkan ibu mertuanya Ratu Hamida juga berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan nyawa Bairam Khan, Rukayah memberikan semua pujiannya pada Allah SWT, Ratu Hamida alias ibu kandung Jalal senang melihat Rukayah tepat pada waktunya ketika menemui Jalal "Rasanya hampir mustahil untuk mengubah keputusannya, bahkan aku sendiri belum mampu melakukannya,  ibu harus memberikan selamat  padamu karena  kamu tidak membiarkannya mengendalikan dirimu, terlebih kamu menunjukkan padanya dengan cara yang benar" Ratu Hamida bangga pada Rukayah sambil teringat dengan mendiang ayah Rukayah dan berterima kasih padanya dengan sepenuh hati

Pratap melangkah keluar dan bertanya-tanya mengapa Phool telah ada di sini, Pratap juga terkejut melihat Ajabde "Kamu mengatakan kepadaku kalau kita tidak bisa bertemu sebelum pertunangan kita" Ajabde tidak menjawab padanya mengapa dia ada di sini dan mereka terus bertengkar dengan manisnya, Phool melihat mereka dari jauh dan merasa bahwa mereka berdua berjuang seolah-olah mereka telah menikah selama lima puluh tahun.

Ratu Bhatyani berkata pada kakaknya untuk merencanakan sesuatu sesegera mungkin karena mereka hanya memiliki waktu satu hari, Ratu Uma Devi tidak dapat memahami siapa yang mencuri kundli Ajabde "Apakah sesuatu terjadi di sini ?" Ratu Bhatyani menegur anaknya Jagmal karena mencuri sesuatu "Aku mencoba untuk membuat mu menjadi seorang raja dan kamu akan menjadi pangeran suatu  hari nanti" Ratu Uma Devi tertegun dan berkata "Aku tidak tahu bahwa ada banyak cara untuk menjadi seorang raja, termasuk mencuri juga rupanya",  "Dia telah mencuri kundli milik Ajabde, kita akan mendapatkan segalanya dari dia, mulai dari masa lalu, sekarang dan masa depan" ujar Ratu Bhatyani sambil melirik bangga pada anaknya


Ajabde dan Pratap terus bertanya tentang mengapa mereka di sini, Phool menyerah dan mengatakan kepada mereka bahwa dia telah memanggil mereka ke sini, Phool bertanya-tanya bagaimana kedua orang ini akan menikah, Ajabde berpura pura kecewa pada Pratap karena Pratap tidak mengatakan apa-apa ketika dia bertanya padanya, Ajabde langsung pergi, Phool berjalan menyusul Ajabde dan  berupaya untuk menghentikannya "Ajabde, berhenti atau aku akan menikah dengan pangeran Pratap dan menggantikan tempatmu !" Ajabde langsung berhenti, Phool meminta maaf padanya "Aku tidak ingin mengatakan hal itu tapi aku tidak tahu bagaimana hal itu bisa terucap begitu saja dari mulutku" Ajabde mengatakan pada Phool agar Phool saja yang menikahi Pratap jika dia masih menginginkan itu "Tidak ada yang akan enentangmu, kamu akan tetap menjadi sahabat terbaikku, aku tahu betapa kamu menyukainya" Phool memuji Ajabde dan memeluknya sambil berkata "Pratap tidak bisa mendapatkan pasangan hidup yang lebih baik daripada kamu, Ajabde"


Ratu Bhatyani dan Ratu Uma Devi menyimpan kundli milik Ajabde, mereka yakin kalau 36 gunas akan cocok dalam kundli tersebut tapi mereka tetap menyimpannya, kita akan mendapatkan sebuah kundli yang baru, Ratu Uma Devi menyarankan agar Chakrapani juga dilibatkan dalam rencana ini namun Ratu Bhatyani menolaknya “Tujuanku hanya untuk membuat Phool menikah dengan Pratap, aku akan mengendalikan dia maka semuanya akan ditujukan untuk Jagmalku jadi kita membutuhkan seorang pendeta” Ratu Uma Devi teringat bagaimana murid sang pendeta yang sangat tertarik untuk membuat kundli untuk Ajabde
 
Phool menyuruh pelayannya untuk membawa barang barang yang special yang dibawanya untuk Ajabde, Pratap membawa gajra untuk Ajabde dan memberikannya pada Phool "Ibu telah mengirimkan  mereka untuk Ajabde" Phool menghargai pemberian Pratap tetapi hadiah itu tidak akan ikut dengan pakaian dan gaya rambut yang sudah di siapkannya untuk Ajabde, kemudian Phool memberitahu Pratap untuk membiarkan hadiah itu “Aku tidak akan mengganggu dekorasimu” kemudian Phool meletakkannya dan Pratap membantunya menyelesaikan tugas, Phool merasa sangat sedih tapi Phool berusaha menutupinya “Pangeran Pratap aku sangat berterima kasih karena dulu kamu telah menyelamatkan aku dari Jalal” Pratap teringat kejadian itu sambil menahan amarahnya “Aku minta maaf karena telah membuat kamu marah”, “Tidak apa apa, jangan merasa tidak enak hati seperti itu, aku tidak apa apa ,,, aku akan merasakan seperti ini sampai aku bisa membunuhnya


Jalal dan pasukannya siap menyerang Rajputanam Jalal menunggu sampai tentara Mahmood Shah bergabung bersamanya "Mahmood Shah membenci Pratap seperti aku membencinya, ditambah pasukannya cukup kompeten untuk melawan tentara Pratap, mereka sangat tau dengan baik daerah disekitar Rajputana" ujar Jalal

Murid pendeta sangat ketakutan ketika membuat sebuah Kundli yang baru namun palsu, Ratu Bhatyani dan Ratu Uma Devi menyogoknya dengan sejumlah uang dan memberikan padanya, mereka juga menyentuh sisi sensitifnya dan membandingkannya dengan Chakrapani dan bagaimana pendeta mendiskriminasi diantara mereka berdua, Ratu Uma Devi memberikan sejumlah koin emas dan Kundli yang asli “Aku berjanji, aku akan membuat Kundli yang palsu dengan sempurna sehingga Guruku akan mengatakan kalau pernikahan ini tidak baik” ujar murid pendeta

Pada saat yang bersamaan salah seorang prajurit membaca pesan Jalal untuk Sultan Mahmood Shah selagi dia menyiapkan kaki palsunya, Mahmood Shah teringat apa yang telah dilakukan oleh Pratap padanya dan menghilangkan kakinya, dia menolak mengambil bantuan siapa pun "Apa Jalal tahu tentang rasa sakit seseorang? Dia yang telah membuat lelucon itu, penderitaan kita tidaklah sama, Jalal hanya kehilangan rasa hormat sedangkan aku telah kehilangan begitu banyak !" Dia siap untuk mengendalikan kemarahannya pada Jalal untuk membalas dendam pada Pratap Mahmood Shah memakai kaki palsunya dan berkata "Beritahu Jalal kalau aku siap bertarung dengan Pratap lagi !"

Saat itu Pratap bergabung dengan semua orang, Ratu Jaiwanta memberikan kundli pada pendeta, semua orangn tersenyum dan bangga melihatnya. Ajabde juga bergabung dengan mereka, mata mereka berdua saling bertatapan satu sama lain dan hampir semua wanita yang hadir di sana mengamati sikap kedua pasangan calon pengantin ini, kemudian Pratap dan Ajabde menundukan  mata mereka karena merasa malu.


Pendeta memuji kundli milik Pratap “Aku selalu merasa bangga dengan melihat kundli milik pangeran Pratap, dia akan sangat terkenal dan akan dikenang hingga beberapa dekade tapi aku harus melihat kundli milik calon istrinya juga karena hanya dengan cara itu kita akan bisa menemukan Mahurat yang senpurna, pendeta sedang menunggu muridnya yang tak lama kemudian datang ke tempat tersebut, tiba tiba dia menjatuhkan air dan mengenai pada kundli milik Ajabde, semua orang tersentak kaget ketika Guru ji menegurnya dengan keras, murid pendeta itu meminta maaf pada semua orang yang ada disana dan berjanji akan membuat kundli yang lain secepat mungkin, Ratu Bhatyani menyalahkan nasib mereka “Sepertinya hal ini selalu menciptakan kekacauan di setiap langkah pada hubungan pernikahan ini, pertama orang orang tidak bisa menemukan dan tiba tiba air menciprat diatasnya” Ratu Bhatyani berusaha mengejek secara halus “Ajabde, apakah kamu tidak merasakan sesuatu yang berbau kesialan yang berhubungan dengan dirimu ?” Ajabde mulai berfikir, Ratu Jaiwanta langsung menegur Ratu Bhatyani secara halus “Ratu Bhatyani, jangan menunjukkan sesuatu yang bersifat tahayul dalam pikiran seorang anak” Ratu Bhatyani menuruti ucapan Ratu Jaiwanta “Phool ajaklah Ajabde masuk ke kamarnya sampai kundli yang baru selesai di buat” Phool menuruti ucapan neneknya, Ratu Uma Devi dan pergi meninggalkan ruangan iu bersama Ajabde 

Phool dan Ajabde sedang ngobrol berdua “Ajabde, jangan terlalu di ambil hati ucapan Ratu Bhatyani tadi, dia selalu mengatakan kata kata yang menyakitkan hati, pangeran Pratap sangat menghormatinya meskipun dia selalu mengatakan kata kata yang pedas” ujar Phool geram “Phool, jangan bicara seperti itu, bagaimanapun juga dia adalah ibunya pangeran Pratap dan kita juga harus menghormatinya, aku tahu kalau dia itu kecewa ketika melihat aku berada di tempatmu dengan pangeran Pratap seperti kebanyakan orang lainnya” Phool tertegun begitu mendengar ucapan Ajabde “Mereka semua sebenarnya belum siap menerima aku karena sebelumnya mereka telah memiliki gambaran tentang kamu dan pangeran Pratap” ujar Ajabde tenang “Seorang anak perempuan dari seorang Samant yang sederhana tidak cocok dihadapan seorang putri raja dari kerajaan besar” Phool langsung memperingati Ajabde untuk tidak mengucapkan sepatah kata yang lain mengenai hal itu “Kalian ini pasangan yang cocok ! Aku tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain, kita seharusnya tidak usah mempedulikan hal itu” ujar Phool kesal, kemudian Phool ingin mengatur barang barang untuk pertunangan Ajabde, Ajabde melihat kundlinya kebanjiran, mereka berdua langsung keluar dan memberikannya pada Pandit Ji mereka 

Guru ji sibuk membuat kundli sementara semua orang menunggu dengan cemas, Ratu Uma Devi membisikkan sesuatu di telinga Ratu Bhatyani, saat itu Phool dan Ajabde membawa kundli yang mereka dapatkan dari kamar mereka, kedua ratu culas itu tersenyum penuh arti, akhirnya mereka semua duduk dengan gembira sambil menunggu Guru Ji mencocokkan kundli mereka, perubahan ekspresinya terlihat saat Guru Ji melihat kundli itu. Ajabde bergumam pada Phool bahwa dia belum mencari restu Dewa Khrisna, Guru ji memberitahu semua orang bahwa pernikahan ini tidak bisa terjadi, semua orang terkejut, Raja Maldev Singh meminta penjelasan tentang hal ini, mereka diberitahu tentang beberapa dosha yang tidak memiliki solusi, hal ini dapat berisiko terhadap kehidupan Pratap, Raja Maldev Singh senang mengetahui hal itu, sementara Pratap dan Ajabde saling memandang satu sama lain dengan heran

Pratap berbicara pada ibunya, Ratu Jaiwanta tentang dosha tersebut "Bagaimana bisa hanya melalui sebuah kundli seseorang bisa dinyatakan sempurna ?" Ratu Jaiwanta meminta Pratap untuk sabar menunggu dan membiarkan Guru ji memikirkan hal tersebut "Ibu yakin pasti akan ada jalan keluar" tak lama kemudian mereka dipanggil oleh Guru ji, ketika semua orang sudah berkumpul "Hanya ada satu solusi !" Ratu Uma Devi menunjukkan keinginannya untuk hubungan ini, Guru ji mengatakan kepada mereka kalau Pratap harus menikah dengan orang lain terlebih dulu, semua orang shock mendengarnya, Guru ji menjelaskan bahwa Ajabde tidak bisa menjadi istri pertama Pratap 
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 270 (01 September 2014)
Bagikan :
Back To Top