SINOPSIS MAHAPUTRA episode 266 part. 2 (26 Agustus 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 266 part. 2 (26 Agustus 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, Ratu Hansa Bai ingin membuat sebuah baju untuk Pratap, Ratu Jaiwanta meminta Ratu Hansa Bai juga melakukan hal yang sama pada Ajabde, yaitu membuatkan baju untuknya, Ajabde kemudian saling bergabung dengan mereka, Ratu Hansa Bai dan Ratu Jaiwanta bertanya pada Ajabde tentang pakaian yang di pilihnya, termasuk juga warna dan ornament apa yang ingin dikenakannya, namun Ajabde kembali menunjukkan ketidaksetujuannya untuk hubungan pernikahan ini, hal itu tentu saja mengejutkan semua orang yang hadir disana “Ajabde ! Kamu harus meminta maaf pada keluarga Maharana Udai Singh sekeluarga” Ratu Hansa Bai berusaha membuat Ajabde mengerti namun lagi lagi gagal, Ajabde tetap pada pendiriannya, Raja Mamrak Ji berusaha untuk menjelaskan pada Ajabde, juga meminta maaf untuk semua perbuatannya yang telah dilakukannya pada jama dulu pada anak sulungnya ini tapi tetap saja Ajabde tetap keras seperti batu “Ajabde, coba kamu dengarkan kata hatimu” Ratu Jaiwanta mencoba memberikan saran pada Ajabde, 

Sementara Ratu Hansa Bai sangat sedih dan kecewa dengan tindakan anaknya ini “Ajabde, kamu harus menikah dengan pangeran Pratap, nak” ujar Ratu Hansa Bai “Lebih baik aku akan bunuh diri saja jika kalian semua terus menerus memaksa aku seperti ini ! Hubungan ini tidak akan berjalan baik dengan pangeran Pratap !” ujar Ajabde kesal “Diam semua ! Tidak ada seorangpun yang mengatakan apapun padanya lagi !” bentak Pratap lantang, membuat semua yang hadir di ruangan itu merasa kaget dan tidak percaya “Selalu ada batas untuk segalanya ! Tidak ada seorangpun yang harus tertunduk untuk membuat dia setuju pada semua hal !” dengan perasaan kesal Pratap menghampiri Ajabde dan mengatupkan kedua tangannya di depan dada seraya berkata “Kami meminta persetujuanmu tapi kamu langsung menolaknya dan berkata tidak ! Semuanya berakhir disini ! Siapa yang akan memaksa kamu dan mengapa ? Kamu akan bunuh diri ? Aku sendiri tidak akan menikah denganmu !” Ratu Uma Devi dan Ratu Bhatyani langsung tersenyum senang begitu mendengar ucapan Pratap pada Ajabde yang saat itu hanya terdiam, kemudian Pratap meninggalkan ruangan tersebut dengan perasaan kecewa dan sedih. 

Di Agra, kerajaan Mughal, Ratu Hamida, ibu Jalal berdoa untuk keselamatan Bhairam Khan yang saat itu hendak di hukum pancung oleh Jalal, sementara Maham Anga menyarankan pada Ratu Hamida untuk diam saja pada permasalahan ini “ Jalal, akan melakukan hal yang terbaik, jadi biarkan saja terjadi !” namun Ratu Hamida tidak setuju dengan ucapan Maham Anga “Bagaimana pun juga Bhairam Khan itu mempunyai hak dan Jalal telah berhutang begitu banyak padanya ! Bagaimana bisa aku mengabaikannya neglect begitu saja ?” saat itu Jalal sudah memasuki Darbarnya dan dia bertanya tentang penjelasan dari Bhairam Khan “Sebut dia sebagai seorang pengkhianat !” Bhairam Khan mengulangi lagi semua yang telah dia lakukan untuk Jalal dan kerajaan Mughal, Jalal mengingatkan padanya kalau dia bukan anak kecil lagi yang perlu dilindungi olehnya “Jangan tutupi kesalahanmu ! Aku akan mengurangi hukumanmu jika kamu mengatakan padaku siapa orangnya yang berada dibalik ini semua bersamamu ? Apakah ada seseorang dari pihak luar yang bersamamu selama ini ?” Maham Anga mulai khawatir dengan ucapan Jalal, Bhairam Khan sangat tahu dengan baik kalau dirinya telah memberitahukan pada Maham Anga dan Ratu Hamida, Maham Anga langsung menyela ucapan Jalal “Jalal, maafkan aku mengganggu pembicaraanmu, tapi hal ini benar benar mengganggu aku dan ibumu secara mental, tolong berikan sebuah putusan segera dan buatlah kami lega untuk ketidaknyamanan ini” 

Jalal menghargai kalau ibu angkatnya ini sedang tidak dalam mood yang baik untuk membuat Bhairam Khan bebas, Maham Anga setuju dengannya “Dia telah melukaimu melebihi Pratap selama bertahun tahun” ujar Maham Anga sambil tersenyum licik, kemudian Jalal bertanya pada Bhairam Khan “Apakah kamu ingin mengatakan sesuatu sebagai pembelaanmu ?” Bhairam Khan cuma mengatakan agar Jalal berhati hati terhadap orang orang di sekitar Jalal karena mereka kadang merubah warna mereka sendiri seperti seekor bunglon, saat itu Rukayah sedang menyelidiki segalanya secara sungguh sungguh, Jalal mengingatkan pada Rukayah kalau dia masih memikirkan Bhairam Khan dari sisi seorang Mughal karena dia telah memberikan banyak saran untuknya, kemudian Jalal memberikan hukum mati untuk Bhairam Khan “Hukuman mati akan dilaksanakan besok !” Ratu Hamida dan Rukayah sangat terkejut mendengarnya, sementara Maham Anga merasa lega, sedangkan Bhairam Khan menerima nasibnya dengan perasaan sedih 

Di kerajaan Bijolia, Raja Udai Singh sedang memikirkan sesuatu, dia segera keluar dan menghentikan Ratu Jaiwanta ketika Ratu Jaiwanta menawarkan untuk bersama sama, sementara itu Pratap sedang mengemasi semua barang barangnya dengan para pelayannya “Siapkan kudaku juga !” Chakrapani yang saat itu menemuinya mencoba untuk membujuk Pratap “Pangeran, bukannya lebih baik kita mencari tahu apa alasan dibalik penolakkan Ajabde ?” Pratap sangat marah begitu mendengar ucapan Chakrapani “Hentikan Chakrapani ! Aku sudah tidak tertarik lagi untuk mengetahui kenapa dia mengatakan tidak ! Aku bisa membayangkan itu pasti sesuatu yang amat besar tapi semua itu cukup sudah sekarang ! Aku tidak ingin tahu apa apa lagi !” Chakrapani berusaha mengatakan sesuatu namun Pratap langsung memperingatinya untuk tidak mengatakan sepatah katapun sebagai perwakilan Ajabde “Atau mungkin dia ingin tinggal di kerajaan Bijolia sepanjang hidupnya !” 

Sementara itu Raja Udai Singh memasuki kamar Ajabde dan bermaksud hendak bertanya pada Ajabde “Kamu bisa mencoba sebanyak yang kamu inginkan tapi aku tahu kalau kamu sebenarnya menyukai Pratap, kenapa kamu menolak pernikahan ini ? Aku ingin tahu apa alasannya, Ajabde ?” Ajabde tak mampu berkata kata di depan Raja Udai Singh, karena Raja Udai Singh mengingatkan dirinya siapa dia sesungguhnya, Ajabde teringat pada Phool yang mengatakan padanya kalau dirinya mencintai Pratap, Ajabde juga teringat ketika Phool menyalahkan Ajabde karena telah merebut Pratap darinya, selain itu Ajabde juga teringat ketika Ratu Uma Devi dan Ratu Bhatyani mengatakan padanya tentang apa yang tertulis dalam surat yang dikirimkan oleh Phool, akhirnya dengan wajah ketakutan, Ajabde menyebutkan nama Phool sebagai alasan dibalik semua ini “Phool ! Dia itu sangat mencintai pangeran Pratap, begitu sebaliknya dan lagi hubungan Marwar dan Mewar akan menjadi semakin kokoh dan kuat untuk negeri Rajputana, aku sangat menghormati pangeran Pratap tapi aku tidak bisa menikah dengannya, aku memohon padamu, biarkan aku melakukan sesuatu untuk Chittor dan tanah air kita” Raja Udai Singh tertegun 

“Bagaimana jika aku katakan kalau kami tidak butuh pengorbananmu ? Apakah kamu tetap tidak mau menerima ?” Ajabde hanya terdiam “Hari ini aku baru menyadari kalau kamu adalah pilihan terbaik untuk pangeran Pratap, aku merasa sangat marah hari ini, aku merasa semua penghinaan hari ini dikarenakan kekhawatiran Ajabde semata” ujar Raja Udai Singh, kemudian berlalu dari sana, setelah berkumpul dengan keluarganya di ruang tengah, Raja Udai Singh mengatakan pada semua orang kalau mereka akan segera meninggalkan Bijolia dan pulang ke Mewar saat itu juga, Ratu Uma Devi dan Ratu Bhatyani sangat senang mendengarnya, semua istri Raja Udai Singh mengikuti Raja Udai Singh ke kamar mereka masing masing untuk berkemas kemas, Raja Mamrak Ji dan Ratu Hansa Bai merasa sangat khawatir dengan keadaan ini SINOPSIS MAHAPUTRA episode 267 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top