SINOPSIS MAHAPUTRA episode 264 part. 1 (21 Agustus 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 264 part. 1 (21 Agustus 2014) by. Sally Diandra Di tempat Jalal, Tirathmal terus menerus mengolok olok Jalal “Kerajaanmu itu dibangung dengan kebohongan, kamu bisa saja membunuh aku tapi disana akan ada orang lain besok, dialah yang akan menunjukkan pada kamu kenyataan yang sebenarnya” Tirathmal kembali tertawa terbahak bahak sambil mengolok olok Jalal, hal ini semakin membuat Bhairam Khan geram dan marah, Bhairam Khan langsung mengambil belatinya dan melemparkan tepat pada hati Tirathmal, tak ayal Tirathmal tewas seketika itu juga di depan Jalal, Jalal langsung berbalik menuju Bhairam Khan “Khan Baba, apa yang kamu lakukan ?” bentak Jalal “Aku melakukan ini untuk bangsa kita, negara kita, Jalal” bela Bhairam Khan, namun Jalal menginginkan Bhairam Khan di hukum dan hukumannya di lakukan di depan seluruh bangsanya, Jalal kemudian memerintahkan pasukannya untuk membuat persiapan kepulangannya ke Agra. 

Di kerajaan Bijolia, Raja Mamrak Ji sedang memberikan instruksi pada anak buahnya, Raja Udai Singh melihatnya dari kejauhan kemudian mendekat ke arah Raja Mamrak Ji begitu anak buahnya meninggalkan tempat itu “Persiapan pertunangannya di lakukan dengan langkah yang sangat cepat” Raja Mamrak Ji memberikan salam pada Raja Udai Singh begitu mendengar suaranya “Kami sudah tidak mempunyai waktu lagi, Maharana” Raja Udai Singh memuji Ajabde tulus “Siapapun yang akan menikahi anakmu itu akan sangat beruntung, tempo hari ketika aku datang ke Bijolia atas undanganmu, aku mencoba untuk menelaah hal yang sama, anakmu itu bagaikan berlian, itulah mengapa aku telah memutuskan untuk menikahkan Pratap dengan Ajabde” Raja Mamrak ji kaget namun Raja Udai Singh melanjutkan pembicaraannya “Aku telah memutuskannya tapi aku ingin mengatakannya secara resmi padamu, aku telah melukai perasaanmu, keluargamu dan Ajabde pada waktu itu, oleh karena itu aku kembali ke Mewar dan meminta persetujuan yang sama dari seluruh keluargaku” Raja Mamrak Ji akhirnya menyadari apa yang dikatakan oleh Raja Udai Singh, Raja Mamrak Ji teringat pada ucapannya sendiri pada istrinya dan tak mampu berkata kata, pada saat mimpi itu datang begitu dekat, sehingga mereka mulai mewujudkannya menjadi kenyataan, Raja Udai Singh mendorong Raja Mamrak Ji untuk bersama sama mewujudkan impian mereka berdua yang sama karena mereka berdua telah merajut impian ini cukup lama “Marilah kita bersama sama memenuhinya, Raja Mamrak Ji” namun Raja Mamrak Ji teringat pada Toranmal yang telah melamar Ajabde terlebih dulu, Raja Mamrak Ji menolak dengan halus permintaan Raja Udai Singh “Maafkan aku Maharana Udai Singh, aku telah memberikan janjiku pada Rao Surajmal Ji, bahkan tanggal pertunangan mereka telah di tentukan sekarang, bagaimana bisa aku mundur sekarang ?” ujar Raja Mamrak Ji sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada memohon maaf pada Raja Udai SIngh “Janji seorang Rajput adalah indentitas terbesar bagiku, Maharana Udai Singh” Raja Udai Singh bisa mengerti perasaan Raja Mamrak Ji 

Sementara itu Pratap sedang menunggu Chakrapani dengan cemas yang datang pada saat itu dengan nafas yang terengah engah, Chakrapani mendapatkan informasi kalau pernikahan Toranmal dan Ajabde tidak akan terjadi, pada saat yang bersamaan saat semua perempuan sedang duduk di ruangan besar dimana para pelayan sedang membuat persiapan untuk pertunangan Ajabde dan Toranmal, Ratu Uma Devi sibuk mengumbar hadiah hadiah yang dibawanya ke semua orang yang berada di ruangan itu “Aku sudah membawa begitu banyak hadiah untuk Ajabde” Ratu Bhatyani memuji pilihan kakaknya, Ratu Hansa Bai yang saat itu duduk di sebelah Ratu Jaiwanta meminta maaf pada Ratu Jaiwanta “Aku sudah mencobanya, Maharani Jaiwanta ,,, tapi aku tidak bisa melakukannya” Ratu Jaiwanta menghargai apa yang telah di lakukan oleh Ratu Hansa Bai dalam menyatukan Pratap dengan Ajabde, Ratu Bhatyani mulai mengejek Ratu Jaiwanta sambil berjalan ke arah mereka “Kakak, jangan menunjukkan wajah yang sedih di depan ibu pengantin perempuan” Ratu Jaiwanta tidak suka dengan ulah Ratu Bhatyani, namun Ratu Jaiwanta memilih hanya terdiam, kemudian Ratu Uma Devi menyuruh istri Surajmal atau ibu kandung Toranmal untuk meletakkan mahar yang dibawanya di pangkuan Ajabde “Semuanya milik Ajabde sekarang” saat itu Ajabde sedang duduk di sebuah panggung bundar di tengah tengah mereka, ketika istri Surajmal hendak memberikan mahar itu ke Ajabde, Pratap datang dan menghentikan acaranya 

“Hentikan !” semua wanita yang berada disana bangun dari tempat duduk mereka dan menoleh ke arah Pratap dengan penasaran “Pangeran Pratap, apa yang kamu lakukan disini ? Hanya perempuan saja yang boleh berada disini” Ratu Jaiwanta segera menegur Pratap, Pratap meminta maaf “Aku minta maaf, ibu ,,, tapi aku tidak bisa menunggunya terlalu lama atau semua ini akan terlambat untuk membuat sebuah kesalahan” kemudian Pratap memberitahukan pada semua orang yang ada disana kalau pertunangan ini tidak boleh terjadi karena Toranmal itu ternyata sudah menikah” semua orang yang hadir disana terkejut sementara ibu kandung Toranmal hanya bisa tertunduk malu, apalagi Pratap mempunyai bukti untuk membuktikannya dengan baik “Temanku Chakrapani telah bertemu dengan istri pertama Toranmal yang telah menunggunya sejak cukup lama” semua wanita yang hadir disana langsung menoleh kearah ibu kandung Toranmal, sementara Ratu Uma Devi terjebak dalam perangkapnya sendiri, Ratu Uma Devi hanya bisa terdiam namun tiba tiba Ajabde membuka mulut “Aku tidak keberatan kalau harus menikah dengan pangeran Toranmal, itu bukan alasan yang cukup untuk membatalkan pertunangan ini, tidak ada pertunangan atau pernikahan yang bisa di gagalkan atau di tunda di negeri Rajputana kita hanya karena alasan ini” ibu kandung Toranmal tersenyum senang mendengar ucapan Ajabde, begitu pula Ratu Bhatyani dan Ratu Uma Devi, namun tidak bagi Ratu Hansa Bai, Ratu Hansa Bai merasa sedih dengan keputusan putri sulungnya, 

Ratu Bhatyani membenarkan ucapan Ajabde, kemudian Ratu Bhatyani dan Ratu Uma Devi membicarakan tentang suami mereka yang mempunyai istri lebih dari satu “Rani Hansa Bai, apakah anda akan menyukainya” Pratap menyela kembali pembicaraan mereka, Ratu Hansa Bai menggelengkan kepalanya dan berkata “Tapi Ajabde tetap bertahan, pangeran ,,, aku menyadari apa yang seharusnya aku lakukan setelah semua kesulitan ini, aku meminta padamu untuk tidak mematahkan semangatku pada saat ini, aku serius ,,, aku membutuhkan dukunganmu saat ini, pangeran” ujar Ratu Hansa Bai sedih, Pratap meminta pada Ajabde untuk mengatakan yang sebenarnya pada mereka semua “Kenapa kamu siap untuk berkompromi dengan orang lain ketika kamu mempunyai kesempatan untuk menikah dengan seseorang yang kamu sukai ? Toranmal telah menyembunyikan kebenaran yang ada dari kita semua, apakah hal itu belum cukup buatmu untuk memutuskan hubungan ini ?” Ajabde menutup matanya sambil menahan luka di dadanya karena jawabannya tetaplah sama, Ajabde tetap akan meneruskan pernikahan ini dengan Toranmal “Pangeran Pratap, lebih baik kamu pergi dari sini karena kamu telah melakukan apa yang kamu inginkan” sela Ratu Jaiwanta, kemudian Ajabde meminta pada ibunya untuk melakukan ritual pertunangannya besok saja tepat waktu, ibu kandung Toranmal memuji keputusan Ajabde “Anakku memang sangat beruntung mendapatkan Ajabde” ujar ibu kandung Toranmal 

Ratu Hansa Bai meyakinkan Ratu Jaiwanta “Aku yakin ada sebuah cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini”, “Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan karena Ajabde sudah menetapkan pilihannya untuk menikah dengan Toranmal” namun Ratu Hansa Bai merasa kalau anaknya itu menyembunyikan sesuatu darinya “Mungkin dia mencoba untuk melindungi sumpah ayahnya, aku sangat tahu kalau Ajabde itu sangat mencintai pangeran Pratap” Ratu Jaiwanta sendiri tidak siap bermimpi apapun yang seperti itu “Lebih baik aku melakukan persiapan untuk kembali pulang ke Mewar” kemudian Ratu Jaiwanta meninggalkan ruangan itu, sementara Ratu Veer Bai masih berada disana menemani Ratu Hansa Bai, Ratu Veer Bai mencoba memberikan semangat pada Ratu Hansa Bai supaya jangan menyerah “Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, suami dan anakku telah menetapkan keputusan mereka untuk terus melanjutkan hubungan pernikahan ini” namun Ratu Veer Bai mengingatkan pada Ratu Hansa Bai kalau Pratap belum menyerah sampai saat ini “Saat ini pangeran Pratap sendirian, kita harus mendukung dia dalam hal ini” ujar Ratu Veer Bai, Ratu Hansa Bai berdoa pada Dewa agar Pratap melakukan sesuatu secepat mungkin 

Pratap dan Ajabde sedang berjalan di koridor bersama sama, tiba tiba Pratap menggoda Ajabde kalau dia benar benar akan melakukan penculikan pada Ajabde “Rencanamu ini semua tidak cocok untuk kamu, pangeran !” ujar Ajabde kesal “Baiklah aku bisa terima kalau Toranmal sudah menikah tapi dia tidak bisa melakukan hal ini” ujar Pratap senang “Aku mohon padamu, lebih baik kamu tidak usah ikut campur dalam hal ini” Ajabde benar benar kesal dengan Pratap “Aku tidak mau berdiskusi dengan kamu, lebih baik kamu memutuskan sesuatu atau bersiaplah untuk diculik besok !”, “Itu tidak akan terjadi !” ujar Ajabde lantang, Pratap kemudian mengingatkan Ajabde ketika Dewa Khrisna menculik putri Rukmini “Tapi saat itu putri Rukmini yang memang mengundang Dewa Khrisna untuk datang” Pratap tidak bisa berkata kata apa lagi begitu Ajabde mengoreksi ucapannya “Asal kamu tahu, kalau putri Rukmini itu memang ingin menikah dengan Dewa Khrisna jadi dia menulis sebuah surat padanya dan memintanya untuk menculik dirinya, Dewa Khrisna tahu kalau putri Rukmini itu ingin menikah dengannya jadi dia tidak membutuhkan undangan apapun” Pratap teringat pada leluhurnya yang juga melakukan hal yang sama seperti dirinya, Pratap belum siap untuk merubah pikirannya jadi dia berjanji akan menemukan sebuah solusi yang sempurna untuk mengatasi masalah ini, Pratap hanya tersenyum ketika Ajabde berlalu meninggalkannya, Pratap baru tahu kalau ayahnya telah memutuskan untuk kembali ke Chittor dan saat ini Raja Udai Singh sedang menunggu dirinya 

Ratu Hansa Bai sedang membimbing para pelayannya untuk menyiapkan masakan untuk semua orang yang datang ke istananya, Ajabde menemui ibunya sambil berlari, Ajabde sangat panik dan berkata “Ibu, ibu tahu apa yang akan dilakukan oleh pangeran Pratap ? Dia akan menculikku, ibu” semua pelayan yang sedang berada di dapur nampak terkejut begitu mendengar ucapan Ajabde, Ratu Hansa Bai mencoba menenangkan Ajabde karena dirinya tahu tentang rencana Pratap tersebut “Ibu harus melakukan sesuatu sehingga rencana ini gagal” namun Ratu Hansa Bai malah senang mendengarnya dan menyuruh para pelayannya untuk kembali bekerja “Apakah ibu tidak akan melakukan apapun untuk menyelamatkan aku ?” Ratu Hansa Bai mengelak ucapan Ajabde “Ibu pikir, semua permasalahan ini akan segera berakhir dengan rencananya, Ajabde” Ajabde sangat kesal mendengar ucapan ibunya dan segera pergi dari sana sambil mengomel dan bersungut sungut “Aku akan meminta pertolongan orang lain saja !” ujar Ajabde kesal, sementara itu Ratu Hansa Bai sangat menghargai taktik Pratap ini SINOPSIS MAHAPUTRA episode 264 part. 2 (21 Agustus 2014) by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top