SINOPSIS MAHAPUTRA episode 263 part. 2 (20 Agustus 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 263 part. 2 (20 Agustus 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, siang itu Ratu Hansa Bai ingin bicara dengan Ratu Jaiwanta, namun Ratu Hansa Bai langsung kaget begitu menyadari kalau sahabat baiknya itu akan pergi meninggalkan istananya, Ratu Jaiwanta mengingatkan Ratu Hansa Bai kalau mereka harus melanjutkan perjalanan mereka ke kuil “Akan sangat baik kalau kita meninggalkan istanamu secepat mungkin” Ratu Hansa Bai sangat bingung, sementara Ratu Jaiwanta tidak bisa mengatakan yang sejujurnya sehingga Ratu Jaiwanta mengatakan kalau mereka sedang mencari restu dari Dewi Kuldevi, Ratu Hansa Bai merasa kalau mereka sebenarnya datang ke istananya dengan tujuan yang lain, Ratu Jaiwanta kemudian menyuruh semua pelayannya pergi meninggalkan mereka “Maharani Jaiwanta, aku merasa kalau kalian datang kesini untuk melamar Ajabde untuk anak kalian, pangeran Pratap” Ratu Jaiwanta tertegun mendengar ucapan Ratu Hansa Bai “Rani Hansa Bai, lebih baik kamu jangan berfikiran yang macam macam dulu sekarang, kamu seharusnya fokus pada pernikahan Ajabde saja, kami harus pergi sekarang” Ratu Hansa Bai sangat sedih mendengarnya dan segera berlalu dari sana 

Pratap tidak bisa memutuskan cara yang seperti yang harus dilakukannya dalam membuktikan kekuatannya ke Tonramal “Aku fikir aku harus menantangnya untuk bertarung dan membuktikannya tapi kami berdua ini tidak sama, dia mungkin tidak akan bisa bertahan dengan pedangku atau pertarungan apapun, aku tidak bisa menyerah pada dharmaku” ujar Pratap cemas, namun Chakrapani mengingatkannya kalau Toranmal sudah berbohong untuk menikah dengan Ajabde, Pratap bisa mengerti semua itu “Kita bisa menangkap kebohongannya dengan mudah, dia boleh saja mengatakan berbagai macam kebohongan mulai sekarang, bagaimana Raja Mamrak Ji dan Rani Hansa Bai mengetahui hal ini ? Hubungan ini telah di tetapkan oleh Maharani Uma Devi dan Maharaja Maldev Singh, tapi aku tidak percaya dengan mereka, aku akan mengatakan pada ayahku tentang hal ini, dia pasti akan mencari tahu bagaimana mengatasinya” namun Chakrapani meragukan Raja Udai Singh, rasanya tidak mungkin Raja Udai Singh mau ikut campur dan membesar besar persoalan ini, Pratap ingin mengetahui tentang latar belakang Toranmal “Pasti ada sesuatu yang bisa membuktikannya dan bisa menguntungkan aku, aku akan bertemu dengan orang orang itu satu per satu untuk membuat situasinya menjadi menyenangkan untuk diriku sendiri, lagian tidak ada gunanya bicara lagi dengan Ajabde” ujar Pratap geram 

Ratu Hansa Bai sedang mengecek barang barang yang di bawa oleh keluarga Raja Udai Singh, Ratu Hansa Bai akhirnya menyadari sesuatu, saat itu Ajabde datang menemuinya, Ratu Hansa Bai segera mengatakan pada Ajabde “Ajabde, apa yang ibu pikirkan ini benar ! Mereka datang kesini bukan untuk melakukan pemujaan ke kuil Dewi Kuldevi, tapi ini semua adalah mahar pernikahan” Ajabde tertegun dengan ucapan ibunya “Maharani Jaiwanta telah berbohong pada ibu tapi dia tidak benar benar tahu bagaimana caranya” Ratu Hansa Bai terlihat senang melihat mahar yang dibawa oleh keluarga Mewar “Ibu, bagaimanapun juga mahar pernikahan untukku telah datang dari Marwar bukan Mewar, salah seorang pelayan juga mengatakan padaku kalau semua ini akan diberikan sebagai sedekah untuk kuil” bela Ajabde “Ibu tahu dengan baik perbedaan antara mahar dan sedekah, Ajabde” ujar Ratu Hansa Bai

“Kenapa ibu tertarik sekali dengan semua ini ? Mereka pasti akan memberikannya pada suatu tempat, kenapa ibu jadi sangat khawatir seperti ini ? Apakah ibu ingat kalau pertunanganku telah di tetapkan setelah dua hari ini ?” Ratu Hansa Bai menatap wajah anak sulungnya ini dengan penuh kasih sayang “Kadang ibu merasa kalau kamu itu bukan anakku tapi anak Maharani Jaiwanta, cara bicaramu sama dengan dirinya, pemikiranmu, caramu berkomunikasi semuanya sama, Maharani Jaiwanta juga menyembunyikan sesuatu dalam benaknya dan kamu juga begitu, kalian berdua sama” Pratap yang saat itu masuk ke dalam gudang perbekalan itu langsung membenarkan ucapan Ratu Hansa Bai “Apa yang anda katakan itu benar, Rani Hansa Bai ,,, kamu datang kesini untuk menjalin hubungan pernikahanku dengan Ajabde, semua barang barang ini kami bawa hanya untuk Ajabde” saat itu Ajabde hendak mengatakan sesuatu namun Ratu Hansa Bai segera mencegahnya, Ratu Hansa Bai malah membelai wajah Pratap lembut, Pratap meminta restu pada Ratu Hansa Bai dan Ratu Hansa Bai sangat bahagia bisa memberikan restu pada Pratap 

Raja Udai Singh sedang berdandan dibantu para pelayannya, saat itu Ratu Veer Bai datang dan ingin bicara dengan Raja Udai Singh “Aku ingin melihat persiapan pertunangan Ajabde dan Toranmal sebelum kita pulang” namun Ratu Veer Bai segera mencegahnya begitu Raja Udai Singh hendak pergi keluar kamarnya, Raja Udai Singh menghentikan langkahnya dan memberikan kesempatan pada istri mudanya ini untuk berbicara “Aku harap kamu bisa mendengarkan aku sekali saja, kamu tahu kan kalau Ajabde dan Pratap saling menyukai satu sama lain” Raja Udai Singh tidak ingin membahas persoalan tersebut karena Raja Udai Singh merasa kalau istri mudanya ini tidak ada hubungannya dengan itu semua “Tapi aku tidak bisa melihat kak Jaiwanta menderita, dialah satu satunya orang yang bisa menerima aku dengan penghormatan di dalam istana yang besar seperti benteng Chittor, aku juga tidak bisa melihat pangeran Pratap kecewa karena dia telah memanggilku dengan sebutan Choti Ma ketika pertama kali aku datang ke Mewar, kamu pikir kamu tidak peduli atau karena kamu ingin menunjukkan dirimu sangat kuat ? Tidak, Rana Ji ! Kamu juga mempunyai hati yang lembut sama seperti kak Jaiwanta, Pratap atau aku, kamu sama sama sedih” 

Raja Udai Singh hanya terdiam mendengarkan ucapan istri mudanya ini “”Ketika dulu pertama kali aku bertemu denganmu di tendamu, aku mempunyai perasaan yang sama” Raja Udai Singh teringat ketika Veer Bai ketahuan sedang berada di tendanya dan dengan terpaksa akhirnya Raja Udai Singh menikahi Veer Bai untuk menjaga martabatnya “Apa yang seharusnya aku lakukan dengan keyakinanku ini ?” Raja Udai Singh bisa mengerti bagaimana perasaan Ratu Veer Bai tapi rasanya sudah tidak ada cara lagi saat ini karena pernikahan Ajabde telah di tetapkan “Bagaimana kalau kamu mengatakan pada Raja Mamrak Ji, karena dia sangat menghormati kamu” Raja Udai Singh menghargai saran Ratu Veer Bai “Terima kasih, Rani Veer Bai” Raja Udai Singh kemudian berlalu meninggalkan Ratu Veer Bai dengan senyum yang mengembang di wajahnya 

Ratu Jaiwanta sedang berkemas kemas semua barang barang bawaannya, dibantu oleh para pelayannya “Taruh semua barang barang itu di dalam gerobak” tepat pada saat itu Ratu Hansa Bai menemui Ratu Jaiwanta “Sebuah kebetulan yang sangat baik, aku datang kesini hanya untuk bertemu denganmu, Maharani Jaiwanta, aku telah membawakan mahar untuk pertunangan Ajabde”Aku tahu kalau telah membawa banyak hadiah untuk Ajabde dari Chittor” Ratu Jaiwanta kaget begitu mendengar ucapan sahabatnya itu, Ratu Jaiwanta berusaha mengelak ucapan Ratu Hansa Bai tapi Ratu Hansa Bai tetap bersikeras kalau mereka membawakan hadiah untuk Ajabde 

“Tidak usah mengatakan tidak, aku sendiri juga berusaha mengabaikan pasangan Ajabde dan pangeran Pratap, tapi ternyata tidak bisa, mereka berdua memang pasangan yang serasi, aku tidak bisa menghentikan diriku sendiri dari pemikiran ini” Ratu Jaiwanta akhirnya mengaku kalau sebenarnya itulah tujuan mereka datang ke Bijolia untuk melamar Ajabde, Ratu Hansa serasa terbang ke langit ke tujuh, Ratu Hansa Bai sangat senang mendengarnya “Aku akan membagikan banyak manisan ke seluruh penjuru Bijolia” namun Ratu Jaiwanta segera mencegahnya “Jangan, Rani Hansa Bai ,,, sekarang sudah terlambat, pertunangan Ajabde juga telah di tetapkan”, “Hanya harinya saja yang telah ditetapkan, tapi pertunangannya belum terjadi, Maharani Jaiwanta ,,, coba kamu pikirkan, ketika dulu berapa kali kita mencoba mengubah situasi yang ada untuk kebaikan kita sendiri, hari ini kita harus peduli pada anak kita, apakah kita akan tetap diam dan tidak melakukan apa apa ? Apakah kamu mau ikut denganku ?” akhirnya Ratu Jaiwanta menyetujui usulan Ratu Hansa Bai, mereka berdua berpelukan penuh haru dan bahagia 

Sementara itu di tempat Jalal berada, Jalal sedang memberikan pidato kemenangannya, setelah berhasil menguasai daerah Rajputana “Aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan menguasai semua daerah pemborentakan dibawah kendaliku, aku melakukan apa yang aku katakan !” kemudian Jalal menginginkan pangeran Tirathmal untuk menundukkan kepalanya di depannya, salah satu pemimpian lainnya membuat Tirathmal memahami kalau hal ini harus dilakukan untuk saat ini “Dia mempunyai hati yang mulia dan telah memaafkan aku, maka aku yakin dia juga akan memaafkan kamu”, “Kamu ini salah kalau kamu mempercayai Raja Jalal, orang ini tidak tahu bagaimana caranya memaafkan orang lain dan lagi aku tidak akan tunduk padanya didepan pengecut ini sampai akhir nafasku” ucapan pangeran Tirathmal membuat Bhairam Khan marah namun Jalal mencegahnya ketika Bhairam Khan hendak mendekat, Jalal segera mendekati Tirathmal yang masih berdiri disana sambil memuji keberanian Pratap “Kamu menyerang kami ketika kami ini sendirian atau tidak ada yang menjaga tapi langsung menghilang begitu pangeran Pratap ada didepan kalian” Bhairam Khan benar benar murka dan tidak ingin mendengar pujian tentang Pratap namun Jalal memberika jawaban pada Tirathmal “Dimana Pratapmu itu ketika aku memenangkan banyak daerah Rajputana dan meletakkan simbol Nishan - e - Mughalia di Ajmer, aku juga mendapatkan Alwar ! Kenapa dia tidak datang kemudian ? Siapa singa yang berada di depan matamu sekarang ?” 

Tirathmal tertawa terpingkal pingkal begitu mendengar ucapan Jalal “Sekarang aku percaya kalau kamu hanyalah seorang anak yang dungu yang hidup dengan mimpi mimpimu, kamu telah memulai untuk hidup dalam dunia mimpimu ketika kenyataan yang sebenarnya tidak terungkap keluar seperti yang kamu inginkan” Bhairam Khan mencoba mengalihkan perhatian Jalal tapi Jalal mencegahnya, Bhairam Khan mulai gelisah dan ketakutan kalau Jalal mengetahui fakta yang sebenarnya tentang Ajmer dan Alwar “Apakah kamu telah lupa ingatan ?” Tirathmal berusaha mengoreksi ucapan Jalal soal Ajmer dan Alwar “Kamu tahu, pangeran Pratap telah memenangkannya kembali Ajmer dan Alwar beberapa waktu yang lalu, kamu sendiri tidak bisa melakukan apa apa, kamu malah melarikan diri bersama pasukanmu dari sana, sangatlah mungkin kamu masih hidup sampai hari ini karena untuk alasan yang sama atau aku mungkin telah berdiri di sebelah jenazahmu saat ini, aku sangat kasihan padamu, panglima Bhairam Khan ,,, kamu boleh saja melakukan banyak hal untuk memenuhi impian anak kecil ini” Jalal benar benar marah begitu mendengar ejekan dari Tirathmal, Jalal teringat pada insiden yang terjadi di Ajmer dan melirik ke arah Bhairam Khan dengan tatapan marah SINOPSIS MAHAPUTRA episode 264 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top