SINOPSIS MAHAPUTRA episode 262 part. 2 (19 Agustus 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 262 part. 2 (19 Agustus 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, di halaman istana, Pratap benar benar tidak percaya begitu mendengar ucapan Ajabde “Bagaimana bisa kamu menikah dengan orang lain, Ajabde ? Jangan pikirkan apa yang akan terjadi padaku tapi pikirkanlah tentang dirimu sendiri, kamu akan menangis terus sepanjang hidupmu, apakah kamu ingin menghabiskan seluruh kehidupanmu seperti itu ?” ujar Pratap cemas “Pangeran Pratap, lebih baik kamu mengontrol dirimu sendiri” namun Pratap menolak permintaan Ajabde “Aku tidak kekurangan apapun, aku adalah pangeran Pratap Singh yang mendapatkan penghargaan tertinggi di seluruh negeri Rajputana, ibuku mengatakan padaku kalau aku ini adalah keturunan dari Maharaja Ram, bahkan kedua orang tuamu, Raja Mamrak Ji dan Ratu Hansa Bai berfikir kalau aku ini memiliki nilai yang sangat bagus, kamu lihat kan dalam pemujaan Gandharv ? dimana banyak para putri raja yang mengantri dibelakangku untuk menikah denganku tapi aku tidak menyukai salah satu diantara mereka seperti aku menyukai kamu, jadi kenapa kamu dengan mudahnya mau saja menikah dengan orang lain ? Aku tidak mau mendengarkan kamu, Ajabde ! Aku telah memutuskan untuk menikah denganmu, sekarang aku hanya akan menikah denganmu saja !” 

Tepat pada saat itu Ratu Uma Devi dan Ratu Bhatyani menghampiri mereka, kedua ratu culas ini tidak suka melihat kebersamaan Pratap dan Ajabde, ketika kedua ratu culas ini bertanya tentang kebersamaan mereka berdua, Ajabde berbohong pada mereka dengan berkata “Kami baru saja sampai disini, Maharani”, “Ajabde, pangeran Toranmal ingin melihat pantulan wajahmu di air, pergilah kesana” Ajabde menuruti perintah Ratu Uma Devi, Pratap juga ingin ikut menemani Ajabde “Aku ikut, aku juga ingin melihat siapa laki laki yang beruntung ini” kedua ratu culas itu menyetujuinya dan membiarkan mereka pergi berdua seraya berkata “Selama ini dia kan temanmu juga, jadi kamu bisa menemaninya” dengan bahasa tubuhnya Pratap mempersilahkan Ajabde untuk berjalan terlebih dulu, Ajabde langsung berjalan meninggalkan kedua ratu culas itu, Pratap mengekornya di belakang, sepeninggal mereka berdua, Ratu Bhatyani merasa heran “Kakak, kenapa kamu mengijinkan mereka pergi bersama sama ?” tanya Ratu Bhatyani cemas sambil memperhatikan kepergian Ajabde dan Pratap yang berjalan saling bersisian “Segalanya akan terjadi menurut harapanku sekarang, Bhatyani ,,, aku mengirimkan mereka berdua kesana bersama sama karena inilah saatnya untuk membalas airmata Phool yang telah keluar selama ini” ujar Ratu Uma Devi 

Raja Mamrak Ji mengajak pangeran Toranmal pergi ke suatu ruangan dimana di ruangan itu nanti dia bisa melihat pantulan wajah Ajabde, Raja Mamrak Ji menyuruh Toranmal untuk menunggu kedatangan Ajabde, kemudian Raja Mamrak Ji berlalu meninggalkan ruangan tersebut, sementara Toranmal menunggu kedatangan Ajabde dengan harap harap cemas. 

Di sepanjang koridor istana, Ajabde dan Pratap sedang berjalan bersama sama bersisian, tiba tiba Pratap menghentikan langkah Ajabde, Ajabde bingung “Kenapa kamu berhenti, pangeran ? Jendelanya ada disana” ujar Ajabde cemas “Laki laki itu tidak boleh melihat Ajabde jadi aku ingin melihat laki laki itu lebih dekat, aku bahkan salah mengeja namanya namun akan aku perbaiki“ bathin Pratap dalam hati, sementara itu Ajabde sangat gugup dan sangat terkejut dengan perhatian Pratap yang ingin bertemu dengan Toranmal “Kamu ini sangat percaya diri tadi tapi kenapa sekarang sangat gugup ?” Ajabde menolak anggapan Pratap yang mengira dirinya gugup “kamu bisa pergi kemanapun kamu ingin pergi” ujar Pratap kemudian meninggalkan Ajabde disana, Ajabde terus menerus melihat kepergian Pratap dengan tatapan nanar yang kemudian menghilang dari pandangan matanya, salah satu pelayan mengabarkan pada Ajabde “Putri Ajabde, kamu harus melanjutkan berjalan seperti yang di tunjukkan ke jendela tertentu” kemudian Ajabde berjalan lagi menuju ke jendela yang dimaksud, 

Di dalam ruangan, Toranmal masih terus menunggu Ajabde dengan perasaan gelisah, dari arah luar, Pratap bisa melihat wajah Toranmal dari lubang lubang jendela, ketika Ajabde hampir saja melewati jendela itu, Pratap segera melemparkan batu kerikil ke arah bejana yang berisi air sehingga membuat gelombang yang membuyarkan pantulan wajah Ajabde, Toranmal tidak bisa melihat dengan jelas wajah Ajabde, ketika Toranmal mendongak ke atas hendak melihat ke arah jendela, Ajabde sudah berlalu dari sana, Toranmal segera meninggalkan ruangan itu dengan perasaan kesal dan marah, tak lama kemudian Ajabde kembali lagi ke dekat jendela namun Toranmal tidak sempat melihatnya, Pratap malah menghampiri Ajabde sambil tersenyum senang dan melihat pantulan wajah Ajabde di wadah kecil yang berisi air, Ajabde terkejut ketika menyadari apa yang telah Pratap lakukan, Ajabde memuji tujuan Pratap “Pangeran, aku harap kamu bisa mengerti keadaannya, ini adalah persoalan yang sangat serius” Pratap malah tertawa terbahak bahak melihat keseriusan di wajah Ajabde “Aku bisa melihat ke dalam kedua bola matamu dan aku juga bisa membaca hatimu itu, kamu itu bukan pembohong yang baik, namaku adalah pangeran Pratap Singh” ujar Pratap geli sambil menaruh wadah air itu 

“Pangeran Pratap, aku telah memutuskan untuk melanjutkan pernikahan ini, aku sangat berharap padamu untuk tidak melakukan hal seperti ini lagi, hal ini tidak cocok buat kamu” namun Pratap tidak siap untuk mengalah “Kamu pikir aku tidak bisa melihat sinar harapan terakhirmu di kedua bola matamu itu tentang pernikahan kita ? Mata Ajabde langsung tertunduk kemudian mereka berdua bertengkar dengan lucunya “Aku ingin tahu kenapa kamu setuju untuk membiarkan aku ikut denganmu ?” tanya Pratap penasaran “Karena aku berjanji untuk tidak akan membiarkan kamu memiliki keragu raguan mulai dari sekarang” ujar Ajabde kesal, Pratap mungkin memang bisa menyembunyikan penderitaannya tapi dia tidak bisa mengontrol keinginannya untuk tertawa terpingkal pingkal “Kamu ini bicara seolah olah akan pergi menjauh dariku tapi pada kenyataannya kamu masih berada disini” ujar Pratap sambil terus tertawa, ketika Ajabde hendak pergi meninggalkan Pratap tiba tiba berbalik dan menanyakan hal itu “Kenapa kamu datang ke depanku dan tidak ada jalan disekitarnya bagimu, pangeran” Pratap kemudian berjanji pada Ajabde “Suatu saat nanti, ketika kita menikah, kamu tidak akan pernah menyuruhku pergi menjauhi kamu”, “Hal itu tidak akan pernah terjadi, pangeran !” namun Pratap sangat berharap hal itu akan terjadi, kemudian Pratap melayangkan sebuah koin diudara dan memberikannya pada Ajabde “Ini buat pangeran Toranmal-mu itu kemudian Pratap memberikan beberapa kerikil yang dibawanya dan diberikannya pula ke Ajabde, kemudian pergi dari sana, Ajabde berharap kalau tamu tamunya itu akan aman dari sifat nakalnya Pratap 

Ratu Uma Devi dan Ratu Bhatyani sedang berjalan di sepanjang koridor dan dari kejauhan mereka melihat Pratap sedang keluar dari tempat Ajabde berada, Pratap langsung menghentikan langkahnya ketika mereka berpapasan di jalan, Pratap memberikan salam pada kedua ratu culas itu kemudian pergi meninggalkan mereka berdua “Aku yakin hubungan tali pernikahan ini bisa saja batal jika Toranmal tahu tentang Ajabde yang mempunyai perasaan suka pada Pratap, begitu pula sebaliknya, Pratap juga menyukai Ajabde, aku telah melihat sebagian besar orang orang yang kuat langsung melarikan diri dari medan pertempuran begitu melihat Pratap, calon pengantin priamu itu tidak begitu special, kak” ujar Ratu Bhatyani cemas namun Ratu Uma Devi mencoba meyakinkan adiknya itu “Tenang saja, Bhatyani ,,, aku yakin tidak akan ada yang berjalan keliru sekarang, aku akan memastikan itu” ujar Ratu Uma Devi sambil tersenyum licik 

Chakrapani ingin tahu bagaimana caranya Pratap akan menghentikan pernikahan Ajabde dengan laki laki lain “Aku yakin aku akan menemukan caranya, Chakrapani ,,, berita baiknya, laki laki itu belum melihat seperti apa wajah Ajabde, hari pertunangan tidak bisa di konfirmasi sampai hal ini terjadi” ujar Pratap yang saat itu telah tiba di ruang pertemuan dimana para orang tua sedang berkumpul disana, Raja Mamrak Ji bertanya pada Toranmal “Pangeran Toranmal, apakah kamu menyukai Ajabde ?” Toranmal bingung apa yang harus dia katakan karena dia tidak bisa melihat Ajabde dengan jelas, Toranmal teringat insiden di ruangan itu ketika dirinya menunggu Ajabde lewat, dari kejauhan Pratap sangat pecaya diri bahwa Toranmal akan mengatakan tidak namun tiba tiba Pratap terkejut karena ternyata Toranmal memuji Ajabde, Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta nampak tidak bahagia sementara Raja Mamrak Ji dan Ratu Hansa Bai memeluk kerabat baru mereka yaitu calon besan, sedangkan Chakrapani yang melihatnya bersama Pratap merasa geram, Chakrapani ingin menghardik Toranmal saat itu juga namun Pratap mencegahnya “Aku tahu apa yang harus aku lakukan, Chakrapani” ujar Pratap sambil berlalu dari sana. 

Dan akhirnya pertunangan Ajabde dan Toranmal di tetapkan dua hari lagi, Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta memberikan selamat pada para orang tua yang berbahagia itu, kemudian Ratu Jaiwanta segera meninggalkan tempat itu di ikuti oleh Ratu Veer Bai dan Raja Udai Singh yang mengejutkan Ratu Hansa Bai. 

Di kamarnya, Ajabde teringat lamaran Pratap padanya, Ajabde tahu kalau Pratap menderita setelah mengetahui tentang hubungan pernikahannya yang segera dilaksanakan, Ratu Uma Devi datang menemui Ajabde, Ratu Uma Devi nampak tidak suka ketika melihat Ajabde tanpa make up dan perhiasan “Ajabde, bagaimana jika mertuamu melihat kamu seperti ini ? Kamu seharusnya mengenakan semuanya sekarang, aku akan melakukannya untuk kamu" sambil membantu Ajabde berdandan, Ratu Uma Devi bercerita pada Ajabde tentang betapa bersemangatnya Phool yang akan menikah dengan Pratap “Dia juga mendapatkan banyak sekali pakaian yang indah indah, perhiasan, sama seperti kamu, aku senang kalian berdua telah melupakan apapun yang telah terjadi di masa lalu dan memulai hidup baru dengan pilihan pria yang tepat untuk diri kalian sendiri, kamu terlihat sangat cantik, Ajabde ,,, aku akan memanggilmu sekali lagi kalau semua persiapan telah selesai” Ajabde hanya terdiam sambil melihat dirinya di kaca rias dengan perasaan khawatir yang tergambar di wajahnya yang polos begitu mendengar ucapan Ratu Uma Devi SINOPSIS MAHAPUTRA episode 263 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top