SINOPSIS MAHAPUTRA episode 262 part. 1 (19 Agustus 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 262 part. 1 (19 Agustus 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta sangat terkejut ketika bertemu dengan Samant dari Marwar bersama anak dan istrinya juga Ratu Uma Devi, nenek Phool “Maharaja Udai Singh, mereka ini datang untuk melamar Ajabde menjadi istri anaknya, Maharani Uma Devi juga ada disini” ujar Raja Mamrak Ji kikuk, sementara Ratu Uma Devi menatap tajam ke arah Ratu Bhatyani, mereka berdua saling memandang satu sama lain dengan senyum licik yang tersungging di bibir mereka, Ratu Hansai Bai menunjukkan mahar yang telah dibawa oleh tamunya itu “Semua ini sesuai seperti yang kalian inginkan, mereka merupakan pasangan yang cocok bukan, seorang anak perempuan Samant dari Bijolia dan seorang anak laki laki Samant dari Marwar akan menjadi pasangan yang sempurna satu sama lain” timpal Ratu Uma Devi sambil tersenyum sinis

Di kamar Ajabde, saat itu Ajabde sedang berdandan dibantu oleh pelayannya, para pelayannya sedang mengenakan perhiasan pada Ajabde, dari kejauhan Pratap yang sudah memasuki kamar Ajabde, melihat Ajabde dengan perasaan penuh cinta, saat itu Ajabde juga sedang tersenyum senang di depan cermin riasnya, Pratap melihat pada sekuntum bunga mawar yang dibawanya untuk Ajabde namun kemudian cepat cepat di sembunyikannya bunga mawar itu ketika Ajabde berbalik dan menengok ke arah Pratap, mereka berdua saling berjalan mendekat satu sama lain, Pratap kemudian mengeluarkan bunga mawar yang dibawanya sedari tadi “Peristiwa terindah yang menguntungkan telah datang pada hari ini ketika akhirnya kamu tahu tentang perasaanku padamu, aku membawa bunga mawar ini untuk mengekspresikan perasaan cintaku padamu” Ajabde mengambilnya sambil tersenyum manis “Aku tahu kalau kamu akan benar benar datang, kita seharusnya menikah sebelum semuanya jadi bertambah buruk” Pratap menyetujui ucapan Ajabde, namun tiba tiba Pratap tersadar ketika mendengar suara Ajabde, ternyata semua itu hanya bayangan Pratap saja, dilihatnya Ajabde tidak mau mengenakan banyak perhiasan di tubuhnya “Sekarang saatnya untuk melakukan lamaran pernikahan” ujar Pratap dalam hati 

Raja Mamrak Ji mengenalkan pangeran Toranmal dan keluarganya pada Raja Udai Singh sekeluarga, Raja Mamrak Ji benar benar terkejut ketika melihat mereka semua berada disini tanpa informasi apapun, Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta teringat betapa bahagia keluarga dan rakyat mereka pada hubungan yang akan terjalin antara Ajabde dan Pratap “Kebetulan saja kami melewati Bijolia jadi kami sekalian mampir untuk bertemu dengan kalian semua, kebetulan kami akan pergi ke Kuldevi Darshan” Ratu Jaiwanta berbohong soal kedatangan mereka di Bijolia, sementara Ratu Uma Devi yang sudah tahu rencana mereka dari Ratu Bhatyani, menghargai pemikiran mereka atau alasan kedatangan mereka ke Bijolia “Aku sudah mengatakan pada Raja Mamrak Ji dan Ratu Hansa Bai tentang calon pengantin laki laki pilihan kami untuk Ajabde, bagaimana menurutmu Maharaja Udai Singh ?” Raja Udai Singh yang tidak bisa berbuat apa apa, hanya bisa tersenyum begitu mendengar pertanyaan Ratu Uma Devi “Ini adalah ikatan yang baik karena ini adalah pilihanmu, Maharani Uma Devi” ujar Raja Udai Singh “Rani Veer Bai, kita harus tetap menaruh mahar itu di dalam gerobak saja, tidak ada seorangpun yang boleh tahu tentang hal ini” bisik Ratu Jaiwanta pada Veer Bai

Di kamar Ajabde, Ajabde menolak untuk mengenakan semua perhiasaan yang berat dan make up yang tebal, Pratap menyadari kalau saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya karena Ajabde sedang kesal, salah seorang pelayan mengabari Ajabde tentang kedatangan keluarga Raja Udai Singh di istana Bijolia, Ajabde sangat terkejut, sementara itu Pratap langsung bersembunyi di balik tirai, Ajabde sedih begitu mengetahui tentang kedatangan keluarga Raja Udai Singh dan tiba tiba Ajabde melihat bayangan Pratap di cemin, Ajabde bergegas mempercepat dandanannya sambil duduk di meja riasnya sambil memperhatikan Pratap dari kaca riasnya, sedangkan Pratap menatapnya terpesona ketika Ajabde mengenakan dupattanya di kepalanya, para pelayan mengagumi kecantikan Ajabde, kemudian Ajabde menyuruh semua pelayannya pergi meninggalkannya sendirian dan memanggil Pratap agar keluar menemuinya, Pratap langsung berjalan mendekat ke arah Ajabde sambil menyembunyikan bunga mawar yang dibawanya sedari tadi di belakang punggungnya, Pratap terkesima dengan kecantikan Ajabde dan memujinya tulus 

Raja Udai Singh memohon pamit pada Raja Mamrak Ji namun Raja Mamrak Ji meminta mereka agar tetap tinggal di istananya hingga acara ritualnya dimulai “Tapi kami harus melakukan pemujaan di kuil Kuldevi” sela Ratu Jaiwanta “Maharani Jaiwanta, paling tidak berilah restu pada Ajabde karena bagaimanapun juga kamu telah menganggapnya sebagai anakmu sendiri” pinta Ratu Hansa Bai “Iya betul, kak Jaiwanta ,,, kita tidak punya pilihan lain, lebih baik kita tinggal disini dulu” timpal Ratu Bhatyani 

Di taman istana Bijolia, Pratap dan Ajabde saat itu sedang berada di taman, Pratap ingin mengatakan sesuatu padanya disana “Pangeran, ini sudah hampir terlambat, jadi cepatlah, kamu ingin mengatakan apa ?” Ajabde terlihat gelisah dan cemas, Pratap menggodanya tentang kesabarannya dan menaruh jari telunjuknya tepat di depan bibir Ajabde, Ajabde berusaha mengatakan sesuatu, namun Pratap mencegahnya, mereka berdua saling memandang satu sama lain “Diamlah, hari ini biarkan aku yang akan bicara dan kamu mendengarkan saja apa yang ingin aku katakan” Ajabde semakin cemas begitu melihat keseriusan Pratap “Kamu tahu, dalam hubungan kita telah banyak terjadi keadaan pasang dan surut sejak aku bertemu dengan kamu, terakhir kali aku telah memutuskan untuk menjauhi kamu, aku tidak berfikir tentang perasaan kamu tapi kemanapun aku mencoba untuk menjauh dari kamu, kamu selalu dekat denganku, kadang kadang aku merasa jika Meera Ma ada disini, pasti dia akan membandingkan dengan perasaan yang sama yang dia miliki untuk Dewa Khrisna, aku benar benar yakin kalau kita berdua mempunyai perasaan yang sama, apakah kamu ingat dengan semua kenangan kita yang dulu, kamu pasti akan menyadari apa yang ingin aku katakan” 

Ajabde kemudian teringat pada masa lalu mereka ketika pertama kali bertemu dan kenangan indah lainnya, Pratap merasa semua kebahagiaan pada kenangan indah mereka bersama membuat hatinya merasa tenang “Jika kebahagiaan itu selalu bersama kita selama lamanya maka hal itu akan menjadi baik untuk kita berdua” ujar Pratap yang kemudian mulai mengeluarkan sekuntum bunga mawar merah yang dibawanya sedari tadi dan menunjukkannya ke Ajabde “Aku tahu kalau kamu selalu terkesima pada setiap aroma wanginya, bunga ini adalah simbol cinta” Ajabde sangat menyukai aroma wangi pada bunga mawar dan mulai memegangnya perlahan pada kelopak bunga mawar yang lembut itu sambil menutup matanya, sementara Pratap menatap kearah Ajabde dengan kagum “Aku ingin memenuhi kehidupanmu dengan aroma wangi kebahagiaan yang banyak dengan menikahi kamu, Ajabde” Ajabde langsung teringat pada Phool yang menuduhnya telah merebut Pratap darinya, Ajabde juga teringat pada Ratu Bhatyani yang memintanya agar pergi menjauh dari Pratap, Ajabde langsung menangis dan membelakangi Pratap “Ayahku telah menyetujui hubungan kita berdua, dia juga sangat terkesan dengan kamu dan ayahku sendiri yang mengajukan lamaran ini untukmu, pada saat ini kedua orang tua kita sedang membahas hal yang sama seperti yang kita bicarakan, aku pikir aku harus mengatakannya padamu tentang perasaanku ini, selama ini aku selalu memikirkannya tapi aku tidak bisa mengatakannya padamu” 

Ajabde masih terus menangis, sementara Pratap terus menerus mengungkapkan perasaannya pada Ajabde dengan perasaan senang “Jujur, aku tidak pernah bahagia seperti ini, Ajabde”, “Lalu apa yang kamu inginkan dari aku ? Kejujuran kan ? Impianmu itu tidak akan pernah menjadi kenyataan karena hubungan pernikahanku telah di pastikan bersama anak seorang Samant dari Marwar” Pratap kaget begitu mendengar ucapan Ajabde, hatinya hancur sementara Ajabde terus menerus menangis “Aku tidak berharga untuk bungamu itu, simpanlah untuk dirimu sendiri atau berikan saja pada seseorang yang telah di pilih sebagai pendamping hidupmu kelak nantinya, aku tidak pantas menerimanya” bunga mawar itu langsung jatuh dari genggaman tangan Pratap, Pratap benar benar tidak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan dari Ajabde, hatinya hancur berkeping keping sambil terus menatap ke arah Ajabde yang masih menangis membelakanginya 

Ratu Uma Devi memberikan sebuah hadiah pada calon pengantin laki laki “Aku ingin calon pengantin pria dan calon pengantin wanita bertemu satu sama lain” ujar Ratu Uma Devi “Aku telah membuat sebuah persiapan yang special untuk hal itu, nanti pangeran Tonramal akan berdiri di depan sebuah bejana besar yang berisi air dan Ajabde akan melewati tempat itu maka dengan begitu pangeran Tonramal bisa melihat bayangan wajah Ajabde di pantulan air” ujar Raja Mamrak Ji, saat itu Ratu Bhatyani baru menyadari kalau Pratap tidak berada disana bersama mereka, sementara Ratu Hansa Bai teringat pada ikatan hubungan yang terjadi antara Pratap dan Ajabde, kemudian Ratu Hansa Bai menyuruh seorang pelayan untuk membawa Ajabde namun Ratu Uma Devi mencegahnya, Ratu Uma Devi ingin membawa Ajabde bersamanya, begitu pula Ratu Bhatyani yang tiba tiba juga mengatakan hal yang sama “Aku juga ikut denganmu, kak ,,, aku juga ingin menemani Ajabde” ujar Ratu Bhatyani dengan senyum liciknya SINOPSIS MAHAPUTRA episode 262 part. 2 (19 Agustus 2014) by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top