SINOPSIS MAHAPUTRA episode 261 part. 1 (18 Agustus 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 261 part. 1 (18 Agustus 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta dan Pratap sedang memilih milih beberapa pakaian yang di cocokkan dengan perhiasannya, sementara itu Raja Udai Singh memberikan dua pilihan pada mereka “Aku telah membuat dua pilihan, satu pilihan yang di pilih oleh Maharani Jaiwanta dengan pangeran Pratap sementara yang lainnya yang telah dipilih oleh kamu Rani Bhatyani” ujar Raja Udai Singh kemudian menoleh kearah Ratu Veer Bai “Aku tahu kalau kamu memiliki pengetahuan yang bagus tentang pakaian dan perhiasan, kamu bisa memberikan saran padaku, kombinasi yang seperti apa yang sangat kamu sukai ?” awalnya Ratu Veer Bai ragu ragu begitu Raja Udai Singh meminta bantuannya namun Ratu Jaiwanta memberikan dukungannya dengan mengatakan “Ayoo, kamu pasti bisa ! Katakan saja !” akhirnya Ratu Veer Bai memberikan pilihannya pada Raja Udai Singh “Rana Ji, aku merasa aku telah membuat pilihan untuk dua gadis yang berbeda” Ratu Jaiwanta langsung menyela ucapan Ratu Veer Bai “Rani Veer Bai, kita semua disini memilihkan pakaian untuk Phool Kanwar karena dia yang akan menikah dengan Pratap nantinya” Pratap juga meyakin ibu tirinya itu, sementara Raja Udai Singh yang saat itu berdiri di sebelah Ratu Veer Bai ikut menyela pembicaraan mereka “Tapi kamu Maharani Jaiwanta, kamu ini tidak memilihkan pakaian untuk Phool, kamu memilihnya berdasarkan pemikiranmu kalau pakaian itu sangat cocok untuk Ajabde, iya kan ?” Ratu Bhatyani tidak suka mendengar ucapan suaminya itu dan Raja Udai Singh juga mencegah Ratu Jaiwanta untuk memberikan penjelasannya pada dirinya, Pratap hanya tersenyum malu, 

Kemudian Raja Udai Singh menyuruh semua pelayan meninggalkan mereka berlima, para pelayanpun berlalu dari sana Raja Udai Singh sangat mengerti kalau Ratu Jaiwanta dan Pratap sedang memilihkan pakaian yang semuanya ditujukkan untuk Ajabde “Katakan saja dengan jujur padaku, apakah kamu Maharani Jaiwanta tidak ingin menikahkan Pratap dengan Ajabde ?” Ratu Jaiwanta berusaha menolak namun lagi lagi Raja Udai Singh meminta pada Ratu Jaiwanta untuk tidak menyembunyikan perasaannya lagi “Kamu tidak ahli dalam menyembunyikan perasaanmu itu, Maharani Jaiwanta jadi jangan pernah mencobanya, sejak aku pulang ke sini, aku telah mempunyai perasaan bahwa kamu sebenarnya benar benar ingin mengirimkan anakmu ke medan perang, meskipun dia akan menikah, ada apa denganmu, Maharani Jaiwanta ? Ketika aku beralih dari jalan yang benar, maka kamu selalu yang menegur aku dan sekarang, aku pikir kamu benar, apakah kamu telah beralih dari jalanmu sendiri ?” Ratu Bhatyani kaget begitu mendengar ucapan Raja Udai Singh “Maharani Jaiwanta, untuk pertama kalinya kamu telah memilih hubungan politik melebihi dari dharmamu” Pratap mencoba menyela namun Raja Udai Singh tidak memberikan kesempatan pada Pratap untuk mengatakan apapun “Kamu pikir, hatiku ini sangat keras sehingga aku tidak bisa mengerti tentang perasaanmu dan akan menerima semua pengorbananmu setiap saat dengan nama Rajdharma ?” 

Ketiga ratu, istri Raja Udai Singh tertegun begitu mendengarkan ucapan Raja Udai Singh panjang lebar “Coba kamu pikirkan, apakah kamu bisa mendapatkan seorang istri yang baik daripada Ajabde ?” Pratap hanya terdiam dan terharu “Jangan terlalu terharu, Pratap” ejek Ratu Bhatyani, Raja Udai Singh segera membalas ucapan Ratu Bhatyani “Apakah kamu pikir Pratap memerlukan sepasukan prajurit untuk menyelamatkannya ? Tidak ! Siapapun yang bisa mendapatkan Ajabde sebagai istrinya maka dia tidak akan tersentuh oleh apapun dalam kehidupannya, aku yang ada disini tidak bisa berfikir tentang masa depannya yang tepat sedangkan disana Ajabde benar benar mengkhawatirkannya, kalian tahu ,,, dia telah membuat sebuah Shatabdi Panchang untuk Pratap bersama para pendeta dari seluruh kerajaan Rajputana, hal itu dibuat bukan untuk kekuasaannya tapi untuk harapan kehidupannya selama lamanya, hadiah itu dibuat oleh Ajabde namun belum terbukti karena dia tidak hanya berdoa untuk kehidupan Pratap tapi dia akan terus menerus berdoa untuk keselamatannya setiap detik, Ajabde memikirkan Pratap melebihi kita yang memikirkan tentang anak kita, apakah kamu masih membutuhkan bukti yang lain lagi ?” ketiga istri Raja Udai Singh tertegun namun hanya Ratu Jaiwanta dan Ratu Veer Bai yang terharu “Setiap orang bisa membuat kita kuat dengan paksaan dari luar tapi seorang pendamping hidup seperti Ajabde bisa membuat Pratap kuat dari dalam” Ratu Jaiwanta dan Ratu Veer Bai sangat senang mendengarnya begitu pula Pratap, namun tidak bagi Ratu Bhatyani, 

Ratu Bhatyani kesal sambil menahan amarahnya Ratu Veer Bai bisa merasakan kalau Raja Udai Singh telah memikirkan hal ini dalam benaknya sejak lama, Raja Udai Singh mengangguk mengiyakan pendapat istri termudanya itu “Aku ingin menguji keputusanku sekali lagi sebelum aku bertanya pada Raja Mamrat Ji, inilah mengapa aku pergi ke Bijolia, apa yang aku saksikan disana, menyingkirkan semua keragu raguanku” ujar Raja Udai Singh sambil teringat ketika dirinya berada Bijolia dan melihat kebersamaan Pratap dan Ajabde yang saling peduli satu sama lain, pada saat insiden kelabang “Pratap dan Ajabde telah menerima satu sama lain sebagai suami dan istri sejak beberapa waktu yang lalu” Pratap dan Ratu Jaiwanta terharu mendengar ucapan Raja Udai Singh “Dia dengan mudahnya menundukkan kepalanya ketika ayahnya berkata padanya kalau dirinya ini salah” Ratu Bhatyani langsung teringat kata kata Ratu Jaiwanta tentang pernikahan Pratap dan Ajabde dan bagaimana nanti Ratu Bhatyani tidak akan menjadi bagian kepemilikan kerajaan, Ratu Bhatyani langsung tegang dan cemas “Maharani Jaiwanta dan Rani Bhatyani, aku akan pergi ke kerajaan Bijolia untuk meminta Ajabde dari tangan Rao Mamrak Ji, aku ingin kalian membuat persiapan yang sama” Ratu Bhatyani hanya bisa mengangguk pasrah, sementara Ratu Jaiwanta segera memeluk suaminya dengan perasaan haru dan bahagia “Dengan segenap hatiku, aku ucapkan terima kasih, Rana Ji ,,, kamu telah menyingkirkan ketegangan dalam hatiku dan pikiranku” ujar Ratu Jaiwanta tulus, Pratap segera meninggalkan ruangan itu sambil tersipu malu ketika ayahnya bertanya “Pratap, apakah kamu bahagia dengan keputusan ini ?” Pratap tidak menjawab dan pergi secara diam diam, 

Pratap merasa bahagia, karena apa yang diinginkan selama ini akan segera menjadi kenyataan, Ratu Veer Bai juga pergi dari sana untuk mengambil manisan, sementara Ratu Bhatyani mulai menyusun sebuah rencana untuk mengacaukan rencana mereka agar gagal total. Sepanjang perjalanan menuju ke kamarnya, ucapan Raja Udai Singh terus terngiang di telinga Pratap, tiba tiba Ratu Veer Bai muncul dan menyuapkan ladu ke Pratap sebagai tanda keberuntungan untuk hubungan yang akan terjalin nanti. 

Sementara itu Ratu Jaiwanta dan Raja Udai Singh sedang membahas tentang hubungan kekeluargaan yang akan terjalin dan bagaimana Pratap terlihat malu malu ketika mendengarnya, Ratu Veer Bai yang baru memasuki ruangan itu juga mengiyakan ucapan Raja Udai Singh ketika dirinya menceritakan tentang kejadian ladu tadi “Wajahnya itu memerah semua” ujar Ratu Veer Bai senang, kemudian Ratu Veer Bai menyuapkan ladu itu ke Ratu Jaiwanta dan sebaliknya, Ratu Jaiwanta juga menyuapkan ladu itu ke Ratu Veer Bai,  Ratu Veer Bai melihat wajah Ratu Bhatyani sangat pucat “Ada apa kak Bhatyani ? Kenapa mukamu sangat pucat ?” Ratu Bhatyani berbohong mengenai hal itu, kemudian Ratu Veer Bai meminta Ratu Bhatyani untuk mencicipi ladu itu lalu Ratu Veer Bai berbalik dan hendak menyuapkan ladu pada Raja Udai Singh namun Raja Udai Singh menolaknya, kemudian Raja Udai Singh menengadahkan tangannya, Ratu Veer Bai terlihat kecewa karena tidak bisa menyuapkan ladu itu ke suaminya sendiri, Ratu Veer Bai meletakkan ladu itu di tangan Raja Udai Singh “Maharani Jaiwanta, jangan lupa kamu harus melakukan persiapan karena aku harus pergi ke Bijolia segera” Ratu Jaiwanta segera mengangguk, kemudian Raja Udai Singh segera pergi dari sana, Ratu Jaiwanta melihat ada rona sedih di wajah Ratu Veer Bai, sementara Ratu Bhatyani mengambil sebuah cermin dan ditunjukkannya ke wajah Ratu Veer Bai sambil mengejeknya kemudian berlalu dari sana “Rani Veer Bai, tidak usah dipikirkan, suapkan aku ladu itu” Ratu Veer Bai tersenyum dan menyuapkan ladu itu ke Ratu Jaiwanta, mereka berdua saling menyuapkan satu sama lain dan berbagi kebahagiaan bersama SINOPSIS MAHAPUTRA episode 261 part. 2 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top