SINOPSIS MAHAPUTRA episode 258 (12 Agustus 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 258 (12 Agustus 2014) by. Vany Desky Pagi Harinya, Mamrat ji, Raja Uday, Pangeran Pratap & Chakrapani datang utk mencari berkah pada shiv ji. Sesesorang yg berada di pemujaan itu mengatakan kepada Mereka utk menghapus ornamen(melepaskan perhiasan mereka) & masuk ke dalam seperti orang biasa. Raja Uday melihat Pangeran Pratap mencari sesuatu di sekitar candi (atau seseorang). Raja Uday bertanya pada Mamrat ji tentang Ajabde. "Mereka mengatakan bahwa Ajabde sudah tiba ke tempat ini di pagi hari dgn ibunya. Mereka datang ke kuil utk puja." Jelas Mamrat ji pada Raja Uday. & Raja Uday memuji Ajabde lagi. Setelah itu, semuanya mulai melepaskan perhiasan mereka utk memulai pemujaan. Pangeran Pratap memberikan semua perhiasannya pada viadz ji, namun Kalaung terjatuh, & Pangeran Pratap tdak menyadari kalung Ajabde terjatuh kelantai, setelah itu Pangeran Pratap pergi dgn Chakrapani. Mamrat Ji melihat kalung itu & mengambilnya, Raja Uday menyadarinya. Raja Uday mengakui kalau kalung itu milik Pangeran Pratap. Tapi Mamrat ji mengatakan kepadanya tentang kebenaran bahwa itu milik Ajabde. "Ibunya telah memberikan kalaung ini kepadanya. Saya ingat bahwa saya telah membawanya dari Kashi." Jelas Mamrat ji. Raja Uday kembali menjawab "Saya juga melihat Pangeran Pratap memakainya hingga sekarang." Jelas Raja Uday. Mamrat ji hanya terdiam mendengarnya. 

Dihutan, .Jalal sedang tertidur, tapi ia terbangun saat ia mendengar Bairam Khan marah kepada prajuritnya tentang pemberontakan. Bairam Khan melihat Jalal datang menghampirinya, & ia segera meminta maaf kepada Jalal yg telah membangunkan dia. "Aku tdak bisa mengendalikan diri setelah melihat kondisi tentara kita." Jelas Bhairam Khan pada Jalal. Dan Jalal juga ingin tahu siapa yg telah melakukannya. Bairam Khan menjawab dgn kebohongannya bahwa Pangeran Prataplah di balik itu semua. "Saya hanya mengirim beberapa prajurit sebelumnya utk memeriksa kondisi. Sayangnya mereka tertangkap & dipukuli." Jelas Bhairam Khan, & Para prajurit setuju dgn ucapan Bhairam Khan, bahwa mereka dikirim kembali hidup oleh Pangeran Pratap sebagai menanamkan rasa takut dalam Prajurit mereka yg lain agar tdak menyerang lagi. Jalal tampak marah setelah mendengar semuanya. "Saya Meminta maaf yg mulia, saya juga ingin pergi ke Gujarat melewati Ajmer tapi situasi di sana telah memburuk & kita harus segera tiba disana." Jalal setuju dgn ucapan Bhairam Khan, mereka akan pergi melalui rute Aravali, setelah itu Jalal kembali masuk ketendanya. & Bairam Khan senang mendengarnya. Ia telah merencanakan semua ini & menyuruh tentaranya dgn imbalan beberapa koin emas, Bhairam Khan menyuruh mereka saling menyerang agar bisa mengelabui Jalal. 

Di Bijolia, Hansa Bai mengundang Pangeran Pratap & Cakrapani utk memulai pemujaan. Dia & Ajabde saling bertatapan, namun keduanya segera tersadar. & Chakrapani membimbing Pangeran Pratap utk melakukan pemujaan. Cakrapani juga mengisyaratkan kebersamaan mereka tapi kemudian Ucapan Cakrapani terhenti ketika mendapat tatapan tajam dari Pangeran Pratap & Ajabde.akhirnya Cakrapani mengubah ucapannya dgn mengatakan mereka sebagai persahabatan. Ajabde & Pangeran Pratap mulai menuangkan jal & susu diatas shivling secara bersamaan, sementara nyanyian mantra dapat didengar di latar belakang. Semua orang mulai menutup mata mereka utk melakukan pemujaan. Sementara itu, pakaian Pangeran Pratap terbakar. Ajabde membuka matanya & berteriak memanggilnya. Ajabde segera memadamkan api di kain Pangeran Pratap dgn menggunakan Air & untungnya Pangeran Pratap tdak terluka. 

Ajabde menanyakan kalung itu, namun Pangeran Pratap tdak melihat kalungnya. & Saat itulah Raja Raja Uday datang sambil memberikan kalung itu utknya, Pangeran Pratap merasa bingung. & Mamrat ji mencoba menanyakan pada Ajabde, bukankah kalung itu sama dgn milik Ajabde, namun Ajabde hanya menggeleng kalau itu bukan kalungnya. Raja Uday tersenyum melihat tingkah Ajabde. Namun Mamrat ji ingat dgn baik bahwa ia telah mendapatkannya dari Kashi & kalung itu sudah diberikan pada Ajabde. Ajabde menjawab "Kalung itu memang digunakan utk menjadi milik saya tetapi sekarang tdak lagi. Kalung Kunwar ini milik Pangeran Pratap sekarang.Shiv ji telah diberikan kepadanya utk keamanannya." Jelas Ajabde, & Pangeran Pratap sangat terkejut mendengar hal itu. Pangeran Pratap meminta Hansa Massi utk manjelaskannya. Hansa Bai menegaskan bahwa itu dibawa oleh Rao ji dari Kashi. 

Semua terkejut mendengarnya. "Sekarang kalung ini sudah bersama mu. Mala ini(kalung) jatuh ke sungai sudah lama & menghampirimu. Kau memakainya & sudah menjadi berkat Shiv ji. Hal ini sudah menjadi milikmu sejak saat itu. Kalung ini bukanlah kebetulan biasa." Jelas Hansa Bai pada Pangeran Pratap, & pendeta juga menjelaskan pada Pangeran Pratap, "Dewa tahu itu yg terbaik. Dia selalu menyatukan orang-orang yg ia inginkan. Jai Shiv Shambhu!" Pendeta itu juga ikut menjelaskan semuanya pada Pangeran Pratap, & Pangeran Pratap tampak terdiam mendengarnya. Saat itulah Raja Uday meminta Pangeran Pratap utk mengembalikan kalung itu kepada Ajabde. Namun Ajabde menolak utk menerimanya & berjalan keluar dari sana. Pangeran Pratap teringat kalung itu sudah banyak membantunya, & ia juga teringat saat ajabde menolak menerima kalung itu. Kini Pangeran Pratap sudah berjalan keluar dari kuil dgn ayahnya. Raja Uday menyuruhnya utk menghilangkan pikiranya itu. Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju istana. Sedang didalam, terlihat Ajabde sedang membersihkan kamarnya sambil mengingat apa yg telah terjadi di kuil.

Pangeran Pratap berjalan menuju kekamar Ajabde utk mengembalikan mala (kalung) itu kepadanya. & tanpa melihat kebelakang Ajabde bisa merasakan kehadiran Pangeran Pratap dari langkah kakinya saja. Ajabde segera berbalik kearah Pangeran Pratap, ia tampak gugup hendak menjelaskan sesuatu pada Pangeran Pratap, namun Pangeran Pratap segera menghentikan Ucapan Ajabde. Pangeran Pratap memberikan kalung itu pada Ajabde. Namun Ajabde mencoba utk membuat Pangeran Pratap percaya bahwa kalung itu milik dia. Pangeran Pratap tdak siap utk jatuh pada setiap logika nya. Mereka berdua khawatir utk keselamatan masing-masing. Pangeran Pratap mengatakan kepada Ajabde bahwa dia aman sampai waktunya. Dia telah mengerti mengapa Ajabde tdak siap utk mengambil kembali kalung itu ketika Pangeran Pratap berpikir utk memberikan itu padanya. Namun Ajabde menyangkalnya, Ajabde merasa senang hati karena mala itu sekarang menjadi milik Pangeran Pratap. Saat itulah salah seorang dayang datang menginformasikan pada Pangeran Pratap bahwa Mereka telah bersiap2 utk kmbali ke Chittor, Pangeran Pratap pamit pada Ajabde & setelah itu Ajabde segera pergi meninggalkan Pangeran Pratap sendirian. Sedangkan Pangeran Pratap hanya terdiam menatap kalung itu.

Kini semua orang sudah berada diluar istana kecuali Ajabde, mereka bersiap2 hendak berangkat ke Chittor, Pangeran Pratap menanyakan Cakrapani pada Saubhagyawati, saat Saubhagyawati hendak menjelaskannya dgn gugup, Cakrapani pun akhirnya datang & ia beralasan kalau mereka masih ingin tinggal disini utk sementara waktu karena ada urusan penting yg akan mereka lakukan dgn Ajabde. Pangeran Pratap ingin tahu pekerjaan apa dilakukan mereka dgn Ajabde? Cakrapani hanya menjawab bahwa ada sesuatu. Dia adalah teman saya juga." Ucap Cakrapani., Pangeran Pratap tdak mempermasalahkan itu. 
 
Kemudian Hansa Bai berbicara pada Pangeran Pratap kalau ia setuju utk datang ke pesta pernikahan Pangeran Pratap dgn anaknya. Pangeran Pratap segera bertanya tentang Ajabde. Mamrat ji menjawab, "Pangeran Pratap, dia pasti akan datang jika kau secara pribadi akan mengundang dia." Jelas Mamrat ji Pada Pangeran Pratap, & hansa Bai juga mendukungnya. Pangeran Pratap meminta izin pada ayahnya utk pergi berbicara dgn Ajabde. Raja Uday mengangguk. & kini Pangeran Pratap sudah berdiri dihadapan Ajabde, Ajabde memiliki hadiah utk diberikan pada Pangeran Pratap. Pangeran Pratap mengambil hadiah itu tapi kemudian Pangeran Pratap merasa sedih. "Apakah kau akan datang dalam pernikahan saya?" Tanya Pangeran Pratap dgn lirihnya. Ajabde juga terlihat sedih & hanya menggeleng menandakan ia tdak akan datang kepernikahan Pangeran Pratap.
 
Ajabde menjawab Itu tdak akan benar. Pangeran Pratap tahu itu, & ingin bertanya sekali. "Aku tdak punya apa-apa utk diberikan kepadamu." Ucap Pangeran Pratap Pada Ajabde dgn perasaan sedihnya. & Ajabde menjawab kalau ia tdak ingin apa-apa. Dari lantai bawah seseorang berteriak pada Pangeran Pratap, jika mereka harus berangkat ke Chittor. Setelah itu Ajabde berharap Pangeran Pratap bahagia. Mereka berdua hampir menangis. Pangeran Pratap segera menyeka air matanya setelah berterima kasih pada Ajabde. Pangeran Pratap merasa sedih meninggalkan kamar Ajabde.SINOPSIS MAHAPUTRA episode 259

 
Bagikan :
Back To Top