SINOPSIS MAHAPUTRA episode 224 (12 Juni 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 224 (12 Juni 2014) by. Sally Diandra Jalal bertemu dengan Ajmer Samant (Raja Ajmer) “Apa yang kamu katakan ? Sekarang apa yang akan kamu katakan Ratan Singh ?” Ratan Singh gelisah dan bertanya pada Haji Khan “Haji Khan, kamu telah melakukan kesalahan pada kami !” ujar Ratan Singh “Tundukkan kepalamu !” bentak Bhairam Khan “Tidak ! Aku tidak akan tunduk pada siapapun ! Meskipun kamu akan memenggal kepalaku !” saat itu Bhairam Khan hendak memenggal kepala Ratan Singh namun Jalal segera mencegahnya “Hentikan Khan Baba ! Aku ingin dia menundukkan kepalanya di depanku !” ujar Jalal lantang 

Sementara itu Pratap sampai di depan pintu kamar ibunya, Pratap ingin sekali bertemu dengan Ratu Jaiwanta namun Ratu Sajja Bai mencegahnya “Pangeran Pratap berhenti ! Berhenti pangeran ! Ibumu tidak bisa bicara dengan kamu saat ini” Pratap tertegun mendengar ucapan Ratu Sajja Bai “Kenapa ibu tidak bisa bicara denganku ?” Ratu Sajja kemudian menceritakan semua kejadian yang berlangsung di istana Mewar ketika Pratap tidak ada, Pratap sangat marah dan terluka seraya berkata “Sekarang juga aku akan bicara dengan Raja Maldev Sing dan bertanya padanya, bagaimana bisa dia berani berbuat seperti itu pada tamuku !” Ratu Jaiwanta segera keluar dari kamarnya dan mencegah Pratap berbuat seperti yang di katakannya “Pratap hentikan ! Hentikan Pratap ! Bukankah kamu tahu apa yang terjadi disini, aku tidak tahu apa yang terjadi di benteng ini !” ujar Ratu Jaiwanta memelas “Aku tidak punya pilihan, kamu telah melukai perasaan Maharaja Maldev Singh dan jika kamu kembali bertengkar dengannya maka dia akan menyerang kita, Pratap ,,, ibu mohon mengertilah” Pratap sangat marah “Aku akan pergi ke Bijolia, aku akan meminta maaf pada Ajabde, ibu !” ujar Pratap geram 

Di kerajaan Ajmer, Jalal dan Ratan Singh masih berselisih pendapat “Kamu bisa memilih, Ratan Singh ! Jadilah budakku atau aku akan menghukummu !” Ratan Singh marah mendengar ucapan Jalal “Aku tidak akan menjadi budakmu !” tak lama kemudian Ratan Singh pun dimasukkan ke dalam peti kaca dalam keadaan hidup hidup yang terletak di dalam sebuah gua, Jalal tersenyum senang melihat Ratan Singh yang tidak berkutik di dalam peti kaca tersebut, Jalal berkata pada Bhairam Khan “Apa yang akan terjadi bila aku memakamkan Pratap di dalam peti kaca ini, Khan Baba ?” pada saat yang bersamaan Pratap pergi ke Bijolia, 

Sementara itu di kerajaan Bijolia, Ratu Hansa Bai sedang menunggu Ajabde sambil menimang nimang bayinya yang masih kecil, tiba Ratu Hansa Bai sangat terkejut ketika melihat Ajabde tiba tiba muncul di depan pintu kamarnya, Ratu Hansa Bai segera memberikan bayinya pada pelayan dan Ajabde pun segera menghambur dalam pelukkannya, Ajabde merasa senang bisa pulang ke Bijolia dengan selamat, namun Ratu Hansa Bai bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres yang terjadi pada anaknya, apalagi ketika Ajabde menangis “Ajabde, apa yang terjadi, nak ?”, “Aku benar benar merindukanmu, ibu” Ratu Hansa Bai tertegun “Ibu tahu kalau Ratu Jaiwanta ada disana dan kamu pasti tidak mengingat ibu” tiba tiba Raja Mamrat Ji menghampiri mereka berdua dan berkata “Aku telah bertanya pada pelayannya, menurut pelayan, Ajabde dihina di Mewar” sela Raja Mamrat Ji, Ratu Hansa Bai terkejut “Aku tidak akan mentoleransi hal ini, aku akan pergi dan bertemu dengan Raja Udai Singh dan meminta padanya sebuah jawaban” ujar Raja Mamrat Ji 

Di dalam tenda Raja Udai Singh, Raja Jait Singh menemui Raja Udai Singh dan melihat Veera Bai, anaknya ada disana, Raja Jait Singh terkejut ketika Veera Bai menceritakan segalanya pada Raja Jait Singh tentang keberadaan dirinya di tenda Raja Udai Singh “Veera Bai, pergilah dengan ayahmu” ujar Raja Udai Singh, namun Raja Jait Singh merasa malu ketika melihat anak perempuannya ada di tenda seorang laki laki, Raja Jait Singh meminta pada Raja Udai Singh untuk bertanggung jawab atas Veera Bai, anaknya “Raja Udai Singh, kalau kamu tidak mau, potonglah saja kepalaku !” pinta Raja Jait Singh, 

Pada saat yang bersamaan Pratap sudah sampai di Bijolia, Ratu Hansa Bai segera menyambutnya di teras depan dan berkata “Pangeran Pratap, saat ini Raja Mamrat Ji sedang pergi ke kerajaan Mewar” Pratap kemudian memohon maaf pada Ratu Hansa Bai atas apa yang terjadi pada Ajabde di istananya, Pratap akhirnya pergi dari kerajaan Bijolia, dari kejauhan di atas jendela kamarnya, Ajabde bisa melihat kedatangan Pratap, ketika Pratap hendak pergi dengan kudanya dan menoleh ke arah Ajabde, Ajabde segera bersembunyi di balik tirai, tak lama kemudian Pratap pergi meninggalkan Bijolia 

Di tenda Raja Udai Singh, Raja Jait Singh meminta pada Raja Udai Singh untuk membunuhnya saja kalau Raja Udai Singh tidak mau menikahi anaknya, Raja Udai Singh bingung dan gelisah, apalagi ketika Raja Jait Singh mengacungkan pedangnya di lehernya sendiri, Veera Bai yang tidak tahan dengan hal ini segera menyambar pedang tersebut dan hendak memotong tangannya sendiri, namun Raja Udai Singh mencegahnya dengan memegang pedang itu dengan tangannya hingga darahpun mengalir di tangannya karena luka sayat pedang tersebut, akhirnya tanpa pikir panjang, Raja Udai Sing segera menikahi Veera Bai dengan mengusapkan darahnya di kening Veera Bai dengan salah satu jarinya, Raja Jait Singh merasa lega karena kini anaknya telah menjadi istri Raja Udai Singh, sementara Veera Bai tercengang dan tidak percaya 

Sementara itu Ratu Umma Ji, menunjukkan daan (macem seserahan untuk pengantin) pada suaminya, Raja Maldev Singh tentang persiapan pernikahan cucu mereka, Raja Maldev Singh sangat senang dan bangga “Maharani Umma, aku sangat bahagia saat ini karena setelah cucu kesayanganku menikah, aku juga akan menikah” tepat pada saat itu Raja Mamrat Ji sudah sampai di kerajaan Mewar dan dan berteriak di halaman istana menegur Raja Maldev Singh dengan lantang, semua anggota keluarga kerajaan segera keluar menemui Raja Mamrat Ji, termasuk Raja Maldev Singh yang langsung maju kedepan menantangnya “Aku telah melakukan kebaikan untuk anakmu !” ujar Raja Maldev Singh, semetara itu Raja Ram Singh (ayah Phool) mendekat ke arah Raja Mamrat Ji mencoba mengajaknya bicara secara baik baik, tapi Raja Mamrat Ji tidak mau, tak lama kemudian Pratap juga sudah sampai disana dan segera berbaur dengan kerumunan yang ada, melihat kedatangan Pratap, Raja Mamrat Ji mengabarkan pada Pratap kalau mulai sekarang mereka tidak mempunyai hubungan apapun dengan kerajaan Mewar ! Pratap tertegun, Raja Ram Singh kemudian mengajak Pratap untuk membicarakan hal ini bersama Raja Mamrat Ji, namun Raja Mamrat Ji tidak mau dan segera berlalu dari sana, tepat pada saat itu Rawat Ji menghampiri Pratap dan mengabarkan padanya kalau ada sesuatu yang penting yang akan di sampaikannya, Pratap segera pergi dengan Rawat Ji 

Di tempat Jalal, Jalal sedang memperhatikan prajuritnya yang sedang mengganti bendera Mughal dengan bendera Ajmer kembali, Bhairam Khan bingung dengan perintah Jalal “Jalal, setelah kamu menang, lalu kenapa kamu mengibarkan lagi bendera kerajaan Ajmer ?”, “Bila kita mengibarkan bendera kita sendiri maka hal ini akan tersebar ke seluruh Rajputana” ujar Jalal tenang, 

Pada saat yang bersamaan Rawat Ji menunjukkan mayat Sulaiman pada Pratap, Hukum Singh (orang suruhan Jalal yang membunuh Sulaiman) sangat kaget ketika melihatnya, Pratap segera bertanya padanya “Ada apa ? Apa yang terjadi ini hanya diantara kita berdua saja, aku ingin sekali menangkap dia” ujar Pratap 

Tak lama kemudian salah satu prajuritnya mengabarkan kalau Maharaja Udai Singh telah tiba di kerajaan Mewar, saat itu Raja Udai Singh datang kesana bersama dengan Veera Bai dan mengumumkan pada semua orang kalau Veera Bai adalah istrinya, Raja Maldev Singh sangat marah mendengarnya “Kamu telah menerima aku, lalu kenapa kamu malah melakukan hal semacam ini ?” ujar Raja Maldev Singh geram “Tutup mulutmu ! Meskipun aku telah menerima kamu !” semua orang tertegun mendengar ucapan Raja Udai Singh “Anakmu telah menghina anakku, cucu kesayanganku agar dia bisa menikah dengan gadis pilihannya !” Pratap segera menengahi ketegangan diantara keduanya “Maharaja Maldev Singh, pernikahan Phool dan aku akan membuat kesatuan Rajputana” Raja Maldev Singh menatap sinis pada Pratap “Aku akan menerimanya hanya dengan satu syarat ! Katakan pada ayahmu untuk menceraikan istri mudanya itu, Veera Bai dan tinggalkan dia ! Kalau ayahmu bisa meninggalkan Veera Bai maka aku baru mau menjalin persahabatan dan kerja sama dengan kamu !” ujar Raja Maldev Singh lantang SINOPSIS MAHAPUTRA episode 225 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top