SINOPSIS MAHAPUTRA episode 217 (02 Juni 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 217 (02 Juni 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mewar, Pratap memasuki ruangan para leluhurnya dan mulai mengutarakan keluh kesahnya pada para leluhurnya tentang perasaannya dan tentang pilihannya, Prata sedih dan menangis, dari kejauhan Ratu Jaiwanta bisa melihat kesedihan Pratap, dimana Pratap di hadapkan pada pilihan yang sangat sulit, mau tak mau Pratap harus bisa menerima Phool sebagai istrinya, hal ini demi kebaikan semua orang untuk bersatunya bangsa Rajput, Ratu Jaiwanta segera menghampiri Pratap, Ratu Jaiwanta juga mengutarakan kekesalannya, Ratu Jaiwanta marah karena anaknya di paksa untuk menerima suatu hal yang tidak dia inginkan, Pratap tertegun melihat kemarahan ibunya dengan linangan airmata, Ratu Jaiwanta juga menangis di hadapan gambar semua leluhur kerajaan Mewar, tiba tiba Ajabde juga masuk kesana, Ratu Jaiwanta bertanya pada Ajabde “Ajabde, kenapa kamu memberikan keputusanmu ? Keputusanmu itu tidak akan di tulis sebagai kata kata emas, kamu ini pengecut, Ajabde !” ujar Ratu Jaiwanta kesal “Rani Ma, kamu benar benar menjadi buta karena rasa keibuanmu itu, apakah aku mengatakan hal yang salah ?” Ratu Jaiwanta dan Pratap tertegun dengan ucapan Ajabde “Para leluhur kita telah mengorbankan diri mereka untuk Rajputana maka kenapa kita tidak bisa melakukan hal itu ?” ucapan Ajabde semakin membuat Ratu Jaiwanta dan Pratap tetegun memperhatikan Ajabde “Pikiranku telah aku alihkan untuk kepentingan tanah air kita sementara waktu, ibu ,,, sekarang aku akan melakukan segalanya demi tanah air kita, jadi aku mohon dengan amat sangat padamu, ibu ,,, lupakanlah semuanya” ujar Pratap sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada memohon pada ibunya sambil menangis, Ratu Jaiwanta merasa terharu akan pengorbanan Pratap dan Ajabde, Ratu Jaiwanta memeluk Pratap erat kemudian memeluk Ajabde dan Pratap bersama sama, mereka bertiga saling menangis satu sama lain 

Di Dangal, tempat latihan bertarung, Pratap sedang melatih para prajuritnya tentang taktik berperang “Dengan taktik ini maka kita bisa bertarung dengan musuh manapun !” ujar Pratap lantang, pada saat yang bersamaan salah seorang pelayan menghampirinya dan mengabarkan kalau Phool ingin ngobrol dengan Pratap dan saat ini sedang menunggu Pratap di teras, Pratap mengiyakan permintaan Phool, setelah membubarkan prajuritnya, Pratap segera menemui Phool yang sudah menantinya sedari tadi “Ada apa, Phool ? Kamu memanggilku ?” Phool tersenyum sambil menatap Pratap penuh dengan kecemasan “Pangeran Pratap, kenapa kamu melakukan ini ? Kenapa kamu melakukan persiapan berperang ?”, “Perang bisa terjadi sewaktu waktu, Phool ,,, untuk itulah kita harus bersiap siap” tepat pada saat itu Ajabde sedang berjalan menuju ke tempat mereka, sesaat Pratap terpana oleh kehadiran Ajabde, Phool merasa Pratap tidak memperhatikan apa yang dikatakannya, ketika Phool menoleh kebelakang ternyata ada Ajabde yang tersenyum manis di sebelahnya 

Di tempat Jalal, Jalal sedang menunggu jawaban dari Haji Khan (orang Afghanistan) untuk bergabung dengannya membentuk sebuah kesatuan, tiba tiba datang utusan Haji Khan, begitu melihat pasukan Mughal, utusan Haji Khan ketakutan dan hendak melarikan diri dari sana namun Jalal langsung melempar belatinya ke arah utusan Haji Khan itu, kemudian mendekati mayat si utusan dan membaca surat yang dibawanya, setelah membaca surat tersebut Jalal dan Bhairam Khan sangat marah 

Di kerajaan Mewar, semua anggota keluarga kerajaan Mewar sedang menyambut tamu yang datang ke kerajaannya, rupanya nenek Phool, Ratu Uma Ji dari kerajaan Marwar datang ke sana, Ratu Bhatyani sangat senang bisa bertemu dengan Ratu Uma, tak lama kemudian Phool berlari lari dari dalam istana dan menemui neneknya itu “Neneeeek !!” Phool segera memeluk neneknya erat “Phool, sayang” saat itu Ajabde ada dibelakang Phool, Ratu Umma hanya memandangnya sebelah mata ketika Ajabde menyambutnya “Mana pangeran Pratap ?”, “Dia sedang sibuk melakukan beberapa pekerjaan” sela Ratu Jaiwanta “Aku datang ke sini untuk hubungan yang akan di jalin antara Phool dan pangeran Pratap jadi jangan di ganggu dengan berbagai macam pekerjaan” Ratu Umma mengejek Ratu Jaiwanta dengan gayanya yang sombong, Ratu Bhatyani merasa senang karena pendukungnya bertambah satu lagi kini “Maharani Jaiwanta, tolong letakkan barang barangku itu di kamarku” pinta Ratu Umma dengan gayanya yang culas 

Ratu Sajja Bai dan Ratu Bhatyani mengajak Ratu Umma ke Dangal untuk melihat Pratap yang sedang berlatih pedang disana, saat itu Phool dan Ajabde juga ada disana “Maharani Umma Ji, pangeran Pratap itu sangat cocok sekali untuk cucumu” puji Ratu Sajja Bai, 

Tak lama kemudian seluruh anggota sedang berkumpul di ruang keluarga, Ratu Umma Ji juga hadir disana “Aku nanti akan mengirimkan pangeran Pratap ke Kherwa” Ratu Jaiwanta merasa heran dengan ucapan suaminya itu “Apakah ada yang salah, Rana Ji ?” tepat pada saat itu Pratap memasuki ruangan itu, Raja Udai Singh segera memanggilnya untuk ikut bergabung dan mengenalkan Ratu Umma Ji pada Pratap, Pratap meminta restu pada Ratu Umma Ji dengan menyentuh kakinya “Maharaja Udai Singh, jika kamu pergi dengan pangeran Pratap maka suamiku pasti akan langsung memilih pangeran Pratap sebagai pengantin pria untuk Phool” Pratap tertegun dan menolak permintaan Ratu Umma Ji “Maaf Maharani Umma Ji, saya tidak bisa pergi karena saya mempunyai banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan disini, di Mewar, saya harus segera menyelesaikannya” ujar Pratap “Baiklah, aku akan mencari cara yang lain” ujar Raja Udai Singh sambil melirik ke arah Ratu Bhatyani “Rani Dheer Bai, kita akan pergi bertemu dengan Raja Maldev Singh” Ratu Bhatyani tersenyum sambil melirik ke arah Ratu Jaiwanta “Tidak, Rana Ji ,,, kak Jaiwanta yang akan menemani kamu kesana” ujar Ratu Bhatyani, tak lama kemudian Pratap meninggalkan ruangan tersebut 

Di tempat Jalal, Jalal dan pasukannya menyerang pasukan Haji Khan, pasukan Jalal mampu melumpuhkan pasukan Haji Khan, Haji Khan segera menyerah pada Jalal, Jalal kembali mendapat satu daerah yang di kuasainya. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 218 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top