SINOPSIS MAHAPUTRA episode 210 (20 Mei 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 210 (20 Mei 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mewar, semua orang memasuki ruangan aula untuk Gangaur puja, dimana terdapat sebuah kolam yang penuh dengan air di dalamnya, semua putri raja sudah berkumpul di sana dan menatap tajam dengan penuh harapan ke arah Pratap sambil mengikutinya dibelakang Pratap, Ajabde juga sedang berjalan di ruangan tersebut mengekor di belakang Ratu Jaiwanta, sementara Pratap mengekor di belakang Raja Udai Singh, mereka berdua berjalan bersebrangan di tepi kolam sambil saling melirik satu sama lain, kemudian semua orang berdoa didepan Gangaur Mata (patung boneka yang di buat oleh Ajabde) saat itu Raja Udai Singh tidak melihat kehadiran Phool “Dimana putri Phool ?” tak lama kemudian Phool memasuki ruangan tersebut sambil tersenyum manis pada semua orang, Raja Udai Singh tersenyum senang melihat calon menantu pilihannya, kemudian Ratu Jaiwanta menceritakan pada semua orang tentang tujuan pemujaan tersebut “Jika seorang gadis melihat bayangan pria impiannya di dalam pantulan air, maka pria tersebut akan selalu bersama dengannya” semua putri raja nampak antusias dengan acara pemujaan itu, Ratu Jaiwanta berbisik pada Ajabde “Ajabde, pergilah dan berdoa !” Ajabde segera menuruti permintaan Ratu Jaiwanta menuju ke tepi kolam dan berdoa, kemudian Ratu Jaiwanta menyuruh Pratap untuk berjalan di sekeliling tepi kolam, 

Raja Udai Singh tahu rencana Ratu Jaiwanta, Raja Udai Singh juga tidak mau kalah, Raja Udai Singh juga berbisik ke Phool “Phool, kamu juga pergi dan lakukan pujamu” bergegas Phool juga menuruti permintaan Raja Udai Singh, sementara pada saat itu ketika Ajabde hendak menaruh lampu diya di kolam, tiba tiba Pratap melintas di belakangnya sehingga bayangan tubuhnya terpantul di air kolam itu, Ajabde tertegun ketika melihat bayangan Pratap, Ajabde terlihat cemas, smentara pada saat itu Phool berusaha menyingkirkan semua putri raja yang ada disana yang sedang mengambil nampan aarti satu per satu, semua putri raja mengeluh atas tindakan Phool, kemudian Raja Udai Singh berkata “Phool, pergilah dan berdoalah dengan Ajabde” ujar Raja Udai Singh sambil menunjuk Ajabde yang sedang berdoa, Phool kembali menuruti permintaan Raja Udai Singh, Phool duduk di sebelah Ajabde, tak lama kemudian ketika Phool sedang berdoa, Phool melihat bayangan Pratap di dalam air, Phool terkejut kemudian mengutarakannya dengan nada senang sambil menoleh ke arah Pratap, Pratap pun berbalik dan menatap kearah mereka berdua, setelah itu kembali berjalan, Phool benar benar tidak menyangka kalau dirinya melihat bayangan Pratap di dalam air, Ajabde hanya bisa terdiam dan cemas 

Setelah Ratu Jaiwanta selesai melakukan pemujaan untuk keluarganya, saat itu Ratu Jaiwanta dan Raja Udai Singh kembali berselisih pendapat tentang Pratap, Phool dan Ajabde, Pratap menghampiri mereka sambil membawakan air untuk ibunya “Aku hanya mengirimkan Pratap untuk berkeliling di tepi kolam, tidak lebih” ujar Ratu Jaiwanta sambil membasuh kaki Raja Udai Singh, Raja Udai Singh memberikan restu Ratu Jaiwanta “Aku yakin kamu pasti akan mendapatkan menantu yang sangat sempurna nanti” ujar Raja Udai Singh sementara Ajabde berkata pada dirinya sendiri ketika teringat bayangan Pratap yang dilihatnya di dalam kolam “Apa yang aku lakukan disini ?” Phool yang masih terkenang kenang akan bayangan Pratap yang dilihatnya di kolam, nampak ingin selalu membicarakan hal tersebut “Ajabde, aku belum pernah melihat bayangan pangeran Pratap, kalau kamu, bayangan siapa yang kamu lihat di dalam air ?” Ajabde hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan Phool, kemudian Ajabde segera meninggalkan Phool dengan perasaan kesal tiba tiba berpapasan dengan Pratap hingga menumpahkan wadah air yang dibawa oleh Pratap hingga membasahi kaki Pratap “Oooh maaf ,,,aku tidak sengaja” ujar Ajabde sambil berlalu meninggalkan Pratap, Ratu Jaiwanta dan Raja Udai Singh melihat insiden tersebut, Ratu Jaiwanta tersenyum senang 

Para prajurit Jalal mengelu elukan nama Jalal “Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad ! Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad ! Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad !” Jalal tersenyum senang “Aku tahu, kalian semua ini sangat hebat tapi kalian harus menunjukkan keberanian kalian” ujar Jalal bangga, kemudian Jalal mengatakan pada Bhairam Khan tentang strategi yang akan dia lakukan nanti, Bhairam Khan mengungkapkan strategi Jalal pada semua prajurit, salah satu prajurit datang terlambat dan berkata “Maafkan aku, Yang Mulia, aku datang terlambat”, “Aku disini bukan untuk mengampuni kamu !” ujar Jalal sambil membunuh prajurit itu “Tidak ada seorangpun yang akan pulang ke rumah dan tidak ada seorangpun yang akan menghubungi keluarganya, kita harus bisa melumpuhkan daerah Rajputana yang terdekat segera !” bentak Jalal lantang 

Raja Udai Singh, Ratu Jaiwanta dan Pratap sedang menikmati makanan mereka “Kita harus membawa pengantin perempuannya untuk Pratap, Rana Ji”, “Aku tidak akan memilih pengantin perempuan hanya untuk ini” ujar Raja Udai Singh “Kenapa kalian berdua selalu bertengkar ?” Pratap merasa bingung dengan tingkah kedua orangtuanya yang selalu berbeda pendapat “Pratap, katakan pada ayahmu, dengan siapa kamu ingin menikah ?” tanya Ratu Jaiwanta, sementara itu di kamar Phool, Phool juga menanyakan tentang makan siang pada Ajabde, Ajabde menolak untuk makan “Ajabde, aku tidak ingin makan siang sendirian” pinta Phool dengan wajah kesal sambil duduk menjauh dari Ajabde di tepi tempat tidur, sedangkan di tempat Pratap dan kedua orangtuanya, Ratu Jaiwanta mengungkapkan pendapatnya tentang Phool “Aku tidak mengatakan kalau Phool itu gadis yang tidak baik tapi aku merasa kalau Ajabde itulah yang tepat dan sempurna untuk Pratap” Raja Udai Singh menggelengkan kepalanya “Tapi sayang sekali, Maharani Jaiwanta ,,, aku telah memutuskan hubungan Pratap dengan kerajaan Marwar hanya untuk Rajputana” ujar Raja Udai Singh tak kalah sengit “Aku tetap akan menikahkan Pratap dengan Ajabde !” ujar Ratu Jaiwanta lantang “Phool Kanwar !”, “Ajabde !” ayah dan ibu Pratap saling bersahut sahutan dengan pendapat mereka masing maing, Pratap segera mengakhiri pertikaian kedua orang tuanya dan berkata “Cukup ! Aku tidak ingin menikah gadis manapun, tidak itu Ajabde atau Phool Kanwar atau gadis yang lain ! ayah mengatakan tentang pernikahan yang berujung pada penyatuan Rajputana tapi ayah bertengkar hanya pada satu permasalahan saja” ujar Pratap kesal kemudian pergi dari sana tanpa menyentuh makanannya sedikitpun, sepeninggal Pratap, Ratu Jaiwanta menangis, Raja Udai Singh merasa heran “Maharani Jaiwanta, kenapa kamu menangis ?”, “Kamu tidak mencintai aku, Rana Ji” Ratu Jaiwanta mulai merajuk “Baiklah, aku akan memikirkan tentang hal ini” ujar Raja Udai Singh 

Di kamar Phool “Aku pernah mendengar meskipun kita tetap menahan kelaparan maka sinar di wajah kita akan benar benar hilang” ujar Phool “Baiklah, kalau begitu aku akan ikut denganmu” Ajabde dan Phool kemudian keluar kamar hendak menikmati makan malam mereka, di koridor istana mereka berdua berpapasan dengan Pratap, Pratap hanya terdiam sambil memperhatikan mereka berdua kemudian berlalu begitu saja tanpa menyapa Phool ataupun Ajabde, Phool dan Ajabde merasa bingung “Ada apa dengan dia ? Apa yang terjadi pada pangeran Pratap ?” tanya Phool cemas, kemudian mereka berdua segera menuju ke dapur dimana ada Ratu Jaiwanta dan Ratu Sajja Bai “Apakah pangeran Pratap tidak makan tadi ?” Phool terkejut ketika mendengar ucapan Ratu Sajja Bai “Apa ? Pangeran Pratap tidak makan ?” Ratu Sajja mengiyakan “Dia tidak makan itu karena kamu” ujar Ratu Sajja 

Sementara itu di koridor istana, semua putri raja sedang bersenda gurau dengan Ajabde “Aku senang kalau akhirnya pangeran Pratap tidak jadi menikah dengan salah satu diantara kalian” ujar Ajabde, para putri raja malah menggoda Ajabde, Ajabde segera meninggalkan mereka menuju ke Dangal tempat latihan Pratap, disana Ajabde melihat Pratap yang saat itu sedang berada di Dangal, Pratap sedang mengendarai kuda dan berlatih dengan pedangnya “Dia tidak makan kemudian langsung melakukan latihan bertarung dengan senjatanya” bathin Ajabde dalam hati, Pratap terus berkeliling mengendarai kudanya dengan mengambil senjatanya, Ajabde terus memperhatikan Pratap hingga akhirnya Pratap menyadari kalau Ajabde melihatnya sedari tadi, Pratap langsung turun dari kudanya sambil tersenyum senang dan berjalan ke arah Ajabde namun ternyata Ajabde tidak ada disana, Ajabde telah pergi menghindari Pratap 

Di koridor istana, ketika Ratu Jaiwanta hendak memberikan makanan pada Pratap, tiba tiba di tengah jalan, Ajabde muncul dengan sepiring makanan menuju ke kamar Pratap, Ratu Jaiwanta segera bersembunyi di balik tirai ketika Ajabde merasa ada seseorang di belakangnya kemudian Ajabde melanjutkan perjalanannya ke kamar Pratap “Rupanya Ajabde pergi memberikan makanan untuk Pratap” namun ternyata di tengah jalan Ajabde berhenti, dirinya teringat kalau dia tidak berhak melakukan hal ini, hanya Phool yang bisa melakukan, Ajabde segera berbalik menuju ke kamar Phool, sesampainya di kamar Phool “Phool, pergilah dan bawakan makanan ini ke kamarnya pangeran Pratap” pinta Ajabde “Tidak ! Aku tidak akan pergi ke kamarnya, Ajabde ,,, pangeran Pratap tidak mau melihatku sama sekali, dia selalu memikirkan hal lain, katakan padaku, Ajabde ,,, apa yang harus aku lakukan ?” Ajabde tersenyum “Kalau begitu pergilah dan berikan makanan ini pada pangeran Pratap, lakukan apa yang aku katakan” ujar Ajabde sambil memberikan piring berisi makanan itu ke Phool, Phool terhenyak 

Sementara itu Ratu Sajja sedang berada di dapur, pelayan mengabarkan padanya kalau Raja Udai Singh akan memasuki dapur, Ratu Sajja Bai sangat senang mendengarnya dan menyuruh semua pelayannya pergi meninggalkannya, begitu Raja Udai Singh muncul di dapur, Ratu Sajja Bai meminta maaf pada suaminya “Rana Ji, aku minta maaf jika aku telah melakukan kesalahan”, “Rani Sajja Bai, aku ingin ngobrol dengan kamu saat ini” ujar Raja Udai Singh, saat itu Phool sudah bertemu dengan Pratap “Pangeran Pratap, kamu harus makan, kamu belum menyentuh makananmu sama sekali” ujar Phool sedih “Aku akan makan nanti, kamu pergilah saja” ujar Pratap dingin sambil memperhatikan peta di dinding kamarnya kemudian ketika Pratap hendak pergi dari kamarnya, Phool segera berkata “Pangeran Pratap, sebenarnya ini ide Ajabde yang memintamu untuk makan, aku hanya melaksanakan saja” Pratap berbalik dan menatap Phool tajam “Berikan padaku, aku akan makan makanan ini” Pratap kemudian mulai menikmati makanannya “Bolehkah aku duduk di sini ?” Pratap hanya mengangguk 

Di teras Raja Udai Singh sedang ngobrol dengan Ratu Sajja Bai “Rani Sajja Bai , kamu tahu kalau aku tidak bisa hidup tanpa Maharani Jaiwanta, meskipun jika aku bertengkar dengannya” sementara itu Phool masih memperhatikan Pratap yang sedang makan “Pangeran Pratap, aku ingin bertanya sesuatu padamu, apakah kamu mencintai seorang gadis ?” Pratap hanya terdiam, kembali ke teras Ratu Sajja Bai berusaha memahami perasaan suaminya “Aku tahu kamu pasti merindukan Ratu Bhatyani” Raja Udai Singh kesal karena bukan itu tujuan pembicaraan mereka kali ini, Raja Udai Singh ingin mendapatkan dukungan dari Ratu Sajja Bai tentang Phool Knawar “Ratu Sajja Bai, kamu harus memilih Phool Kanwar untuk kebaikan kedua daerah, aku tidak ingin melepaskannya dari tanganku”, sementara di tempat Pratap “Kenapa kamu bertanya demikian, Phool ?” Phool tersenyum seraya berkata “Aku tahu ini akan terjadi dan kamu telah selesai menikmati makananmu” sesaat Pratap merenung dan berkata dalam hati “Aku benar kalau Ajabde pasti akan mengirimkan makanan ini untukku” bathin Pratap dalam hati 

Ratu Jaiwanta sedang melakukan puja pada Dewa matahari dan menunggu matahari terbenam, tepat pada saat itu Raja Udai Singh menghampirinya dan berkata “Kamu tahu Maharani Jaiwanta kalau kita melupakan ibunya Pratap yang satu lagi” Ratu Jaiwanta langsung memikirkan Ratu Bhatyani “Untuk siapa kamu bicara, Rana Ji ?”, “Maksudku Ratu Sajja Bai, Maharani Jaiwanta ,,, biarkan dia mengutarakan pendapatnya” ujar Raja Udai Singh 

Sementara itu di kamar Ratu Jaiwanta, Ratu Jaiwanta sedang ngobrol dengan Ratu Sajja Bai “Kakak, aku menyukai Phool Kanwar” ujar Ratu Sajja Bai “Aku tidak percaya kamu mengatakan seperti itu, Rani Sajja, katakan padaku dari hatimu yang paling dalam, siapa yang kamu pilih ? Kamu tahu kalau Pratap dan Ajabde itu saling menyukai satu sama lain ?” Ratu Sajja Bai nampak terkejut “Benarkah itu, kakak ? Aku akan bertanya langsung pada pangeran Pratap !” SINOPSIS MAHAPUTRA episode 211  by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top