SINOPSIS MAHAPUTRA episode 191 (16 April 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 191 (16 April 2014) by. Sally Diandra Di dalam hutan orang orang Afghanistan yang di pimpin oleh Mahmood Shah menyamar penampilan mereka dengan pakaian Rajput bersiap siap di perbatasan Mewar, salah satu prajurit mengabarkan pada Mahmood Shah bahwa rombongan pasukan Mughal yang membawa senjata dan uang koin emas sebentar lagi datang 

Sementara itu Purohit Ji memulai pemujaan Shanti Yagya, semua orang berdoa untuk para Dewa, calon pengantin Chakrapani dan Sobhagyawati ada disana untuk pemujaan “Pandit Ji, kamu melupakan beberapa mantra” Raja Mamrat Ji membentak ke arah Ajabde agar tidak usah ikut ikutan, Ajabde ketakutan ketika ayahnya menegurnya “Raja Mamrat Ji, apa yang putri Ajabde katakan itu benar” sela Purohit Ji, Pratap tersenyum senang menatap ke arah Ajabde, Ajabde juga membalas tatapan Pratap “Ajabde, sekarang kamu harus mengatakan padaku kalau Purohit Ji lupa mengucapkan beberapa mantranya” pinta Phool 

Di perbatasan Mewar, orang orang Afghanistan yang menyamar sebagai bangsa Rajput menyerang rombongan pasukan Mughal yang membawa senjata, meriam dan koin emas, mereka membunuh para prajurit Mughal dan membiarkan satu orang prajurit hidup agar memberitahukan ke Jalal kalau bangsa Rajputlah yang menyerang mereka Pada saat pemujaan, Gohar memperhatikan mereka dari balik tirai sambil berkata “Aku akan menyerang Pratap sendirian di suatu tempat” bathin Gohar dalam hati sementara itu orang orang Afghanistan yang menyamar sebagai bangsa Rajput merasa senang ketika mereka akhirnya berhasil mencuri semua koin emas dan senjata pasukan Mughal. 

Di benteng kerajaan Bijolia, semua anggota keluarga kerajaan sedang memulai persiapan pernikahan Chakrapani dan Sobhagyawati, ibu Chakrapani membalurkan pasta di muka dan tubuh Chakrapani, begitu pula di tempat Sobhagyawati, Ratu Hansalah yang membalurkan pasta di muka dan tubuh Sobhagyawati, semua orang merasa senang menyambut pernikahan Chakrapani dan Sobhagyawati, di tempat Chakrapani ketika mereka sedang mengobrol tiba tiba Chakrapani memoleskan pasta tersebut di wajah Pratap, Pratap kaget kemudian mencoba menghapus pasta tersebut, sementara di tempat Sobhagyawati, ketika Phool hendak memoleskan pasta itu ke tubuh Sobhagyawati, Ratu Hansa melarangnya, kemudian salah satu pelayan hendak memoleskan pasta itu ke wajah Phool namun Phool mencegahnya dan mengalihkan tangan pelayan itu ke wajah Ajabde, pipi Ajabde tercoreng pasta itu, semua orang tertawa senang, sementara di tempat Pratap, semua orang juga menggoda Pratap “Pangeran Pratap, aku akan mengatakan pada ibumu untuk pernikahanmu nanti” ujar salah seorang pelayan, 

Pratap jadi malu mendengarnya dan keluar dari ruangan itu, pada saat yang sama Ajabde juga keluar dari ruangan Sobhagyawati dan bertemu dengan Pratap di koridor istana, Pratap tertawa melihat wajah Ajabde “Ajabde, lihat wajahmu” Ajabde pun tidak mau kalah “Kamu juga, lihat wajah kamu” Pratap kemudian mengusap kembali wajahnya “Aku akan mencuci mukaku” Ajabde juga mengatakan hal yang sama, mereka berdua kemudian bersama sama menuju ke ruangan tempat baskom air, ketika Ajabde dan Pratap telah sampai di ruangan itu, Ajabde dan Pratap langsung membasuh mukanya, saat mereka sedang membasuh muka, Gohar menghampiri mereka dan melemparkan selembar surat ke arah Pratap, Pratap penasaran dengan kertas putih yang tergeletak di lantai, Pratap segera memungutnya dan membaca surat itu yang berisi “Temui aku di kuil nanti malam” Pratap kemudian melemparkan surat itu kembali kemudian melanjutkan membasuh mukanya, Ajabde melihat ada selembar surat tergeletak di lantai, Ajabde segera mengambilnya dan membaca isi surat itu, selesai membaca surat tersebut Ajabde menatap ke arah Pratap yang kebetulan saat itu sudah selesai membasuh mukanya, Pratap tersenyum kemudian berlalu dari sana, Ajabde membalas senyum Pratap, Ajabde mengira kalau Prataplah yang menulis surat tersebut, tak lama Ajabde juga meninggalkan ruangan itu, sepeninggal mereka berdua, Phool memasuki ruangan tersebut dan menemukan surat yang tergeletak di dekat baskom air, Phool membacanya dan merasa penasaran siapa yang menulis surat itu dan buat siapa, Phool segera bertanya pada pelayan yang kebetulan memasuki ruangan itu “Pelayan, siapa yang memasuki ruangan ini tadi ?” tanya Phool penasaran “Setahuku tadi pangeran Pratap yang memasuki ruangan ini, tuan putri” kedua bola mata Phool langsung bersinar terang dan segera berlalu dari ruangan itu, sepeninggal Phool, tiba tiba Jalim Singh juga memasuki ruangan itu dan juga membaca surat tersebut, ketika Jalim Singh sedang membacanya saat itu Gohar melintas di ruangan itu sambil tersenyum padanya, Jalim Singh mengira kalau Goharlah yang mengirim surat itu untuknya, Jalim Singh menyeringai kegirangan seraya berkat “Baiklah, tidak masalah ! Aku akan datang ke kuil nanti malam” 

Di kerajaan Mughal, di Agra, salah satu prajurit yang selamat dari serangan pasukan Mahmood Shah yang menyamar sebagai orang orang Rajput menghadap ke Jalal “Apa yang orang Mewar itu katakan pada kamu ?” dengan menahan sakit akibat tebasan pedang di tubuhnya prajurit itu berkata “Dia bilang kalau Pratap akan mengambil seluruh kekaisaran Mughal suatu hari” Jalal menahan amarahnya “Pratap tidak akan bisa melakukan ini ! Aku akan menyebarkan informasi ini ke seluruh kekaisaran Mughal” ujar Jalal geram Gohar sedang mengasah pisaunya agar lebih tajam, sementara Rao Surtan Singh merasa gelisah sambil menempel di dinding kamar Gohar “Oooh Gohar, aku akan menangis untukmu jika kamu terbunuh” Rao Surtan Singh merasa pesimistis dengan tugas Gohar kali ini namun Gohar berusaha meyakinkan Rao Surtan Singh dengan melemparkan kedua pisaunya ke arah Rao Surtan Singh dan langsung menancap di samping kepala Rao Surtan Singh, Rao Surtan Singh benar benar terkejut 

Di kamar Pratap, Pratap merasa gelisah dengan surat yang di terimanya tadi siang, Pratap ingin mengetahui siapa yang mengirimkan surat tersebut, bergegas Pratap keluar dari kamarnya, sementara itu di kamar Phool dan Ajabde, kedua gadis ini ternyata sama sama memikirkan surat yang mereka kira di kirimkan oleh Pratap, ketika Ajabde berbalik untuk mengambil minum, Phool segera menutupi gulingnya dengan selimut kemudian berlalu dari sana, Ajabde sendiri yang mengira kalau Phool sudah tidur juga keluar dari kamar tersebut. 

Di kuil Gohar sudah bersiap siap disana dengan anak panah dan busurnya, Gohar sedang menunggu kedatangan Pratap “Cepatlah kamu datang, Pratap ,,, hari ini aku akan membunuh kamu” tak lama kemudian Pratap telah sampai di kuil tersebut, Pratap melihat ke sekeliling kuil dengan tatapan waspada, Gohar yang bersembunyi di salah satu kuil merasa senang begitu melihat Pratap dan bersiap siap hendak melesatkan anak panahnya ke arah Pratap SINOPSIS MAHAPUTRA episode 192 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top