SINOPSIS MAHAPUTRA episode 184 (03 April 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 184 (03 April 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, Chakrapani nampak termenung memikirkan Sobhagyawati, calon istrinya sambil mengupas buah buahan, Pratap menghampirinya dan bertanya padanya “Apa yang terjadi, Chakrapani ? Kamu telah menerima pembicaraan Phool dan aku pikir kamu itu bahagia sekarang” Pratap merasa heran dengan perubahan sikap Chakrapani setelah pulang dari rumah Pandit “Aku ingin menikah dengan Sobhagyawati” ujar Chakrapani dengan tatapan kosong 

Di taman kerajaan Bijolia, Phool dan Ajabde berusaha membujuk Sobhagyawati “Ayahku sepertinya tidak akan menerima hubungan ini antara aku dan Chakrapani” Phool merasa menyesal “Baiklah, kalau begitu aku akan membuat sebuah rencana” sementara itu di koridor samping istana Pratap dan Chakrapani sedang berbincang bincang “Aku benar benar tidak mengerti tentang perasaanmu, sebenarnya kamu itu ingin menikah dengan Sobhagyawati atau tidak ?” Pratap semakin kesal dengan Chakrapani “Kamu mau membantu aku atau tidak ?” ujar Chakrapani memelas, Pratap dan Chakrapani terus berjalan menyusuri koridor tersebut, pada saat yang sama Gohar dan Jalim Singh juga menyusuri koridor samping istana yang sama dengan Pratap tapi mereka berselisih jalan, saling membelakangi satu sama lain dan tidak menyadari keberadaan mereka masing masing, sedangkan Ajabde dan Phool juga sedang menyusuri koridor yang sama dengan Pratap dan Chakrapani “Aku heran, kenapa sih kamu selalu mendukung Pratap ?” Phool merasa kesal “Karena dia itu benar !” ujar Ajabde malu malu, di tempat Pratap dan Chakrapani, Pratap berusaha memberikan nasehat ke Chakrapani “Chakrapani, jangan percaya pada seorang gadis !” tepat pada saat itu mereka berpapasan dengan Phool dan Ajabde, mereka berdua sama sama kaget dan terkejut “Apa ?” Pratap dan Chakrapani bingung “Ajabde, sekarang aku tidak akan menceritakan rencana kita pada mereka !” ujar Phool kesal 

Di dalam istana, Gohar sedang menyusuri koridor istana sambil mencari cari Pratap, tak lama kemudian dia mendengar suara Ratu Hansa yang sedang memberikan perintah pada pelayannya, Gohar segera bersembunyi di balik tirai sampai Ratu Hansa berlalu dari hadapannya tanpa rasa curiga tentang keberadaan dirinya 

Di sebuah ruangan, akhirnya Phool mau menceritakan tentang rencananya “Rencanaku begini, aku dan Ajabde akan membawa Sobhagyawati ke tepi sungai Chambal dan Pratap akan menjadi perampok lalu menculiknya, bagaimana ?” Pratap tidak suka dengan ide Phool “Tidak ! Aku tidak mau !” ujar Pratap lantang “Temanku tidak mungkin menjadi seorang perampok !” sela Chakrapani “Begini, maksudku ,,, nanti Chakrapani akan menyelamatkan Sobhagyawati, dengan begitu maka Pandit Ji akan menerima hubungan kalian” sesaat mereka bertiga saling termenung dengan pikiran mereka masing masing 

Di dalam istana, Gohar masih terus menerus mencari cari Pratap sambil menuju ke kamar Pratap, Jalim Singh menghentikan langkahnya dan berkata “Aku akan membawa kamu ke kamar putri Phool” ujar Jalim Singh 

Di sebuah ruangan didalam istana, Pratap masih tidak setuju dengan rencana Phool “Aku tidak percaya pdamu !” ujar Pratap kesal “Dia berkata benar, Phool”, “Sekarang aku tahu kunci rahasia dari pemikiranmu !” ujar Phool kesal 

Orang orang Afghanistan mencoba membuat rencana untuk menangkap kerajaan Bijolia, di kerajaan Bijolia sendiri, Pratap dan Raja Mamrat Ji sedang membuat rencana untuk meningkatkan keamanan kerajaan, sementara itu Mahmood Shah sedang membuat rencana juga untuk mengepung daerah tepi sungai Chambal. 

Di kerajaan Bijolia, Phool, Ajabde dan Chakrapani tiba tiba mendatangi Pratap yang sedang berunding dengan Raja Mamrat Ji, mereka bertiga memberikan salam pada raja Mamrat Ji kemudian Raja Mamrat Ji meninggalkan mereka berempat “Aku melakukan pekerjaanku dengan caraku sendiri” ujar Pratap kesal setelah Raja Mamrat Ji berlalu dari sana “Yang menjadi perampok itu nanti biar prajuritku saja” ujar Phool “Tidak ! Prajuritmu tidak bisa menjadi perampok” ujar Pratap kesal, Phool merasa semakin kesal karena idenya tidak di terima oleh Pratap, Phool segera berlalu dari sana sambil memanggil manggil kakaknya, Jalim Singh yang saat itu kebetulan sedang melintas di koridor bareng Gohar, begitu Jalim Singh menghampiri Phool, Phool segera melampiaskan kemarahannya pada kakaknya ini “Kak Jalim Singh ! Kenapa kamu tidak segera mempertemukan aku dengan guru tariku ?” sedari tadi Gohar sebenarnya sudah ada di depan Phool maka Jalim Singh segera mengenalkan Gohar pada Phool sebagai guru tari Phool, awalnya Gohar memberikan salam ala orang Mughal namun setelah melihat Phool dan Jalim Singh tertegun, Gohar segera mengganti salamnya ala orang Rajput 

Di ruangan Pratap, Chakrapani merasa kesal dengan Pratap “Lihat temanku saja, dia tidak bisa membantu aku, sekarang bagaimana bisa dia akan menjadi perampok ?” Chakrapani menggerutu pada dirinya sendiri, tepat pada saat itu salah prajurit mengabarkan kalau Pratap kedatangan tamu “Chakrapani ! Sekarang aku telah mendapatkan perampok untukmu !” Chakrapani tertegun dan bingung tiba tiba muncul Benidas dan temannya menemui mereka, Pratap merasa senang

Masih di koridor istana, Phool berkata pada Gohar “Sekarang, kamu ini juga seperti Pratap ! Tidak ada seorangpun yang menyukai aku ! Aku tidak ingin belajar menari saat ini” ujar Phool kesal, sementara itu di tempat Pratap, Pratap sedang menceritakan rencananya yang komplit dengan teman temannya, sedangkan ditempat Phool, Jalim Singh berusaha mengantar Gohar ke kamarnya “Aku akan mengantarkan kamu ke kamar kamu, siapa tau kamu tersesat” Gohar hanya tersenyum sinis “Aku tahu jalanku !” sambil berlalu dari sana meninggalkan mereka, Jalim Singh segera membuntuti Gohar, tak lama kemudian Ajabde menghampiri Phool yang masih berdiri di koridor istana dan berkata pada Phool “Phool, besok kamu tidak bisa belajar menari karena besok kita akan ke tepi sungai Chambal” Phool berkata sambil mengejek “Semuanya telah dilakukan oleh Pratap kan ? bagus !” ejek Phool “Tidak, Phool ... tidak ada pekerjaan yang bisa selesai tanpa bantuanmu” Ajabde berusaha menyenangkan perasaan Phool  kemudian mereka berlalu dari tempat itu, tanpa mereka sadari ternyata Gohar bersembunyi di balik pintu dan mendengarkan semua pembicaraan Phool dan Ajabde

Chakrapani sedang berlatih pedang di halaman istana, Pratap, Benidas dan temannya memperhatikan permainan Chakrapani yang sangat bersemangat “Chakrapani, jika kamu ingin bertarung dengan aku dengan caramu yang seperti itu, maka kita tidak akan pergi besok !” Benidas merasa ngeri melihat cara Chakrapani berlatih pedang “Jangan, tolong jangan lakukan itu, Benidas” ujar Chakrapani sambil memohon dengan kedua tangannya di katupkan di depan dada

Rao Surtan Singh memasuki kamar Gohar sambil membawa kendang dan berkata “Ayoo cepat kita bunuh Pratap sekarang !” Gohar tersenyum sinis sambil mengikatkan gelang kaki tarinya di kakinya “Kamu tidak ikut denganku ! Karena kamu bisa membuka kedok kita !” Rao Surtan Singh merasa kesal “Aku tetap akan ikut dengan kamu karena aku sangat takut, Gohar” ujar Rao Surtan Singh memelas 

Di luar halaman istana, Phool dan Ajabde sudah siap dengan tandu mereka masing masing, mereka bersiap hendak pergi ke rumah Pandit Ji, Jalim Singh segera menghentikan mereka, Jalim Singh merasa heran ketika melihat Phool dan Ajabde bersama tiga anak laki laki yang tidak dia kenal “Siapa kalian ?” tepat pada saat itu Pratap datang dan berkata “Sudah cukup, Jalim Singh ! Mereka ini adalah teman temanku” ujar Pratap kemudian berlalu dari sana bersama ketiga temannya, Phool dan Ajabde juga segera masuk ke tandu mereka masing masing, Jalim Singh tidak berdaya, tak lama kemudian Gohar dan Rao Surtan Singh bertemu dengan Jalim Singh di halaman istana, Jalim Singh segera menghentikan mereka dan berkata “Maaf sekali, Putri Phool saat ini sedang pergi dengan pangeran Pratap” ujar Jalim Singh “Kalau begitu aku tidak akan tinggal disini, aku juga akan pergi menemui mereka di tempat mereka sekarang, dimana ?” ujar Gohar lantang 

Di rumah Pandit Ji, Ajabde meminta ijin pada Pandit Ji untuk mengajak Sobhagyawati ke tepi sungai Chambal, Pandit Ji mengijinkan, tiba tiba sepeninggal Ajabde dan Sobhagyawati, Phool pura pura bermain sandiwara di depan Pandit Ji dengan pura pura menangis “Baiklah, tidak menjadi masalah, aku akan menemani kalian” ujar Pandit Ji, Gohar dan Rao Surtan Singh juga sudah sampai di desa tempat tinggal Pandit Ji “Rao Surtan Singh, pergi dan cari dimana keberadaan Pratap !” ujar Gohar sambil mengawasi sekelilingnya, sementara pada saat yang bersamaan para prajurit Mahmood Shah sedang mencoba mengepung daerah tepi sungai Chambal

Di dekat tepi sungai Chambal, kedua teman Pratap sudah berganti kostum seperti perampok dengan pakaian warna hitam dan kumis palsu, tiba tiba  Pratap penasaran dengan jejak tapak kuda yang ada di tanah dimana mereka berpijak “Siapa mereka ini yang telah datang dengan begitu banyaknya bersama kuda kuda yang lain ?” Pratap mulai penasaran “Dimana kita akan menculik Sobhagyawati ?” ujar Benidas “Kamu harus berpura pura bersandiwara, aku ingin menjadi pahlawan di mata Sobhagyawati” ujar Chakrapani bangga 

Di tepi sungai Chambal, Ajabde dan Sobhagyawati sudah berada disana sambil membawa nampan aarti “Aku merasa sepertinya akan ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi” Ajabde merasa cemas, sementara itu Pandit Ji dan Phool mendekat ke arah mereka, ketika Pandit Ji sedang mencuci tangannya di tepi sungai, Pandit Ji melihat ada bendera Mughal terapung di dalam sungai, Pandit Ji merasa penasaran namun Phool malah mengalihkan pembicaraan agar mereka segera melakukan pemujaan, tak lama mereka memulai pemujaan di tepi sungai

Di tempat Pratap, Pratap masih memikirkan tapak kaki kuda yang ada ditanah sambil terus mengikuti kemana jejak itu berawal, kedua teman Pratap yang berperan sebagai perampok meminta pendapat Pratap “Kalian semua telah setuju dengan peran kalian masing masing, jadi sekarang pergilah dan lakukan tugas kalian” kedua teman Pratap itu segera pergi, Chakrapani juga hendak pergi tapi Pratap menghentikannya “Chakrapani, seorang pahlawan selalu akan datang setelah adanya sebuah peristiwa” ujar Pratap kemudian kembali memperhatikan jejak kuda itu “Apa yang kamu lihat, pangeran Pratap ?” Chakrapani merasa heran dengan perubahan sikap Pratap yang sedang memikirkan sesuatu “Aku melihat ada serombongan pasukan yang bergerak ke arah sini” ujar Pratap 

Di dekat sungai Chambal, Gohar bertemu dengan Benidas dan temannya yang berperan sebagai perampok, Gohar menanyakan dimana Pandit Ji berada, tanpa curiga apapun pada Gohar, orang itu mengatakan kalau Pandit Ji sedang pergi ke daerah tepi sungai, di tempat Pratap, Pratap semakin penasaran ketika melihat permukaan tanah  yang permukaannya tidak sama seperti yang lain seperti bekas di gali “Chakrapani, kamu pergilah kesana, aku akan menyusul” Chakrapani pun menurut segera meninggalkan Pratap

Ditepi sungai Chambal, Pandit Ji dan ketiga gadis yang sedang melakukan pemujaan di tepi sungai terkejut begitu melihat pasukan Afghanistan mendekat kearah mereka “Pergilah dari sini ! Atau itu tidak akan baik untuk kalian !” bentak salah satu prajurit Afghanistan, dari kejauhan Benidas dan temannya melihat pasukan Afghanistan yang sedang mengepung Pandit Ji dan ketiga gadis itu, tak lama Chakrapani menghampiri Benidas dan temannya, Chakrapani juga melihat pasukan Afghanistan yang memegangi Pandit Ji, sementara prajurit lainnya berusaha menggoda Phool dan kedua temannya, namun Phool tidak takut, Phool malah menantang prajurit tersebut

Di tempat Pratap, Pratap berusaha menggali permukaan tanah yang berbeda itu, tak lama kemudian Pratap melihat pasukan Mewar yang dikubur di dalam tanah, sedangkan Benidas, Chakrapani dan temannya berupaya untuk menolong Phool dan kedua temannya, maka tak ayal pertarungan pun terjadi namun mereka bertiga mulai di kalahkan oleh prajurit Afghanistan dengan mudah, mereka bertiga segera di ikat di sebuah pohon begitu pula Pandit Ji, semua gadis merasa gelisah, apalagi ketika salah satu prajurit berusaha menyentuh Phool yang terus menentang mereka, Ajabde segera memanggil Pratap agar menolongnya "Pangeran Pratap !!!" Pratap yang saat itu masih memikirkan jejak tapak kuda dan prajurit Mewar yang terkubur, mendegar teriakan Ajabde, Pratap segera berlari ke arah suara tersebut, sementara Gohar dan Rao Surtan Singh melihat mereka dari atas bukit, salah satu prajurit Afghanistan menuju ke arah Phool hendak menyentuhnya, tepat pada saat itu Pratap datang sambil melompat dan segera memotong tangan prajurit Afghanistan tersebut. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 185 by. Sally Diandra

Bagikan :
Back To Top