SINOPSIS MAHAPUTRA episode 174 (18 Maret 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 174 (18 Maret 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, Pratap sedang berlari lari di kejar oleh prajurit Bijolia, sementara pada saat itu Raja Mamrat Ji sedang mengadakan pertemuan dengan para pejabat kerajaan Bijolia membahas penyambutan Pratap “Perayaan undangan untuk pangeran Pratap yang seperti ini tidak pernah dilakukan sejak dulu” ujar Raja Mamrat Ji, pada saat yang sama di koridor istana tepat di depan ruang pertemuan Raja Mamrat Ji, Pratap dan Ajabdee saling bertabrakan satu sama lain di koridor istana, nampan yang berisi bunga yang di bawa oleh Ajabdee jatuh terpelanting di lantai sedangkan bunganya terbang keatas dan bertebaran bertaburan di kepala mereka berdua, Pratap dan Ajabdee saling berpandang pandangan satu sama lain, Raja Mamrat Ji juga terpana melihat mereka berdua, Raja Mamrat Ji segera menghampiri mereka seraya berkata “Berhenti !” teriak Raja Mamrat Ji ke Pratap, Raja Mamrat Ji menyambut kedatangan Pratap dan meminta maaf atas tindakan anaknya, Ajabdee yang tidak sopan, Ajabdee nampak ketakutan sambil tertunduk ketika ayahnya melirik kearahnya, tepat pada saat itu Phool juga sampai di sana dan berkata “Dia itu pencuri ! Tangkap dia dan penjarakan dia !” teriak Phool namun Ajabdee menyuruhnya untuk diam, tak lama kemudian Ratu Hansa menghampiri mereka dan mengucapkan terima kasih pada Pratap yang mau datang ke istananya, Ratu Hansa melakukan aarti dan tilak untuk Pratap, begitu Phool mendengar nama pangeran Pratap, Phool terkejut dan jatuh pingsan di pelukkan Ajabdee, semua orang terperangah melihat mereka. 

Di kerajaan Mughal, New Delhi, Maham Anga bertanya pada Jalal “Mengapa kamu membawa Rao Surtan Singh bersamamu ?” ujar Maham Anga heran “Dia tahu semua jalan ke kerajaan Bijolia” ujar Jalal 

Di kerajaan Bijolia, Phool dibaringkan di tempat tidurnya, Ratu Hansa mencoba membangunkan Phool tapi Phool belum sadar juga, Pratap heran dan terkejut ketika melihat Phool jatuh pingsan “Kenapa dia jatuh pingsan ?” tanya Pratap cemas, Raja Mamrat Ji berteriak pada Ajabdee dengan perasaan tidak suka, Ajabdee hanya bisa terdiam dan tertunduk ketakutan, Pratap penasaran dengan Ajabdee, Ratu Hansa yang merasa iba dengan anaknya segera menyuruh Ajabdee untuk mengantar Pratap agar tidak di marahi oleh ayahnya terus “Ajabdee, tolong antarkan pangeran Pratap ke kamarnya” pinta Ratu Hansa, dengan malu malu Ajabdee mengantar Pratap ke kamarnya, dalam perjalanannya ke kamar Pratap, mereka berdua bertemu dengan Jalim Singh, kakak Phool, Ajabdee sangat ketakutan, dia langsung bersembunyi di balik pilar, Pratap merasa heran dengan perilakunya, Jalim Singh sudah semakin dekat dan bertanya ke Pratap “Apa yang kamu lakukan disini ?” tanya Jalim Singh heran ketika melihat Pratap ada di istana Bijolia, mereka berdua mulai berdebat, Ajabdee akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya dan melerai Pratap dan Jalim, tak lama kemudian Jalim meninggalkan mereka berdua 

Sementara itu, di suatu tempat hiburan para waria, nampak Rao Surtan Singh sedang berdandan ala perempuan dengan rambutnya yang panjang dan gemercing gelang di kakinya di bantu oleh waria waria yang lain, tak lama kemudian Bhairam Khan menemui Rao Surtan Singh, Bhairam Khan merasa heran dengan penampilan Rao Surtan Singh berubah menjadi aneh. 

Di kerajaan Bijolia, Pratap dan Ajabdee masih berada di koridor istana, Pratap bertanya pada Ajabdee “Kenapa kamu selalu datang diantara aku dan pangeran Jalim Singh ?”, “Bade data selalu memberikan hadiah setiap hari” ujar Ajabdee, pada saat yang sama di kamar Phool, Phool terbangun dari pingsannya, Ratu Hansa dan Raja Mamrat Ji merasa lega, salah seorang pelayan mengabarkan pada Ajabdee kalau Phool telah siuman dari pingsannya “Aku minta maaf, aku seharusnya tidak tertawa padanya” ujar Pratap sambil tertawa terbahak bahak sementara Ajabdee hanya bisa manyun 

Di tempat Rao Surtan Singh, Rao Surtan Singh tertawa terbahak bahak pada Bhairam Khan “Aku dengar kalau kamu akan pergi bersama Jalal ke Kerajaan Bijolia, apakah itu benar ? Bilang saja ke Jalal kalau kamu tidak mau !” ujar Bhairam Khan kesal “Aku ini bukan kamu, Bhairam Khan ! Kamu itu seorang pelari ! Kalau aku bukan !” ujar Rao Surtan Singh, Bhairam Khan segera mengambil pedangnya dan meletakkan di leher Rao Surtan Singh namun Rao Surtan Singh langsung berteriak “Letakkan kembali pedangmu itu, Bhairam Khan ! Kalau tidak itu akan buruk buat diri kamu sendiri !” ancam Rao Surtan Singh diikuti oleh tatapan marah para waria di sekeliling Rao Surtan Singh 

Di kerajaan Bijolia, Ajabdee menyiapkan kamar untuk Pratap, Pratap merasa tidak enak hati ketika Ajabdee melakukan hal itu “Tolong, jangan lakukan itu, tidak usah, aku akan melakukannya sendiri, aku minta maaf” ujar Pratap “Tidak usah meminta maaf, aku tinggal disini seperti pelayan, aku sudah biasa melakukan hal ini” ujar Ajabdee “Temanmu sangat benci padaku dan ingin menentangku tapi kenapa semua orang berteriak padamu ? Kamu tahu, ketika aku melihat kamu, aku langsung memikirkan ibuku” ujar Pratap, Ajabdee hanya terdiam sambil terus membereskan kamar Pratap, Pratap melepas kalung dari lehernya yang di dapatkannya di sungai ketika sedang mandi dan meletakkannya di atas tempat tidur, sementara itu Phool sedang memikirkan Pratap sambil berjalan menghampiri kamarnya dan melihat Pratap dari kejauhan, Pratap merasa ada seseorang yang memasuki kamarnya, Phool langsung bersembunyi di balik pilar, Pratap mencoba mencari orang yang masuk ke kamarnya tapi tidak ada, kemudian Pratap mundur kebelakang untuk menanti penyusup yang masuk ke kamarnya, tak lama kemudian Phool keluar dari persembunyiannya, ketika Phool hendak melihat Pratap lagi, Pratap segera maju dari tempatnya berdiri tadi hingga langsung berhadapan dengan Phool, Phool pura pura kesal ke Pratap dan langsung masuk ke kamar Pratap lalu menghampiri Ajabdee yang masih sibuk merapikan kamar Pratap, Pratap mengikuti Phool masuk ke kamarnya “Aku kesini mau mengajak Ajabdee keluar” ujar Phool sambil melihat gelang yang di beli Pratap kemarin di Dwarika, Pratap tahu kalau Phool sangat menginginkan gelang itu, Pratap segera mengambilnya sebelum Phool yang mengambilnya “Jangan mengira kalau aku akan mengambil gelang itu dari kamu, bagaimanapun juga kamu itu tamunya temanku” ujar Phool kesal sambil menggeret lengan Ajabdee dan mengajaknya keluar dari kamar Pratap, Pratap hanya tersenyum memperhatikan kepergian kedua gadis itu sambil terus memegang gelang yang di belinya di Dwarika. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 175
Bagikan :
Back To Top