SINOPSIS MAHAPUTRA episode 158 (18 February 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 158 (18 February 2014) by. Sally Diandra Masih di ruang keluarga, Raja Udai Singh masih marah pada Ratu Bhatyani yang mencoba memperdaya dirinya agar mau memaafkan semua kesalahan Ratu Bhatyani dengan menebarkan pesona kecantikannya namun Raja Udai Singh tidak bergeming dengan pesona yang dipancarkan Ratu Bhatyani “Sekarang semua orang tahu kenyataan yang sebenarnya tentang kamu !” ujar Raja Udai Singh dengan nada marah “Apa yang telah aku lakukan memang salah tapi aku tidak berfikir kalau itu adalah kesalahanku, Rana Ji ,,, dan jika kamu ingin memberikan aku hukuman maka aku akan menerimanya dengan ikhlas” ujar Ratu Bhatyani memelas “Kenapa kamu tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Ratu Jaiwanta ?” bentak Raja Udai Singh “Karena kak Jaiwanta selalu berusaha untuk membuat jarak diantara kita !” ujar Ratu Bhatyani dengan deraian airmata, Ratu Jaiwanta dan Ratu Sajja juga Pratap yang ada diruangan itu terkejut begitu mendengar ucapan Ratu Bhatyani “Cukup ! Dheer Bai ! Hentikan !” bentak Raja Udai Singh “Meskipun nanti Pratap datang dan memohon di depanku untuk menyelamatkan kamu tapi sekarang aku nyatakan sejelas jelasnya tentang kamu dan sekarang aku akan memberikan kamu hukuman yang melebihi dari kematian !” bentak Raja Udai Singh sambil menghapus tilak merah di dahi Ratu Bhatyani sebagai tanda pemutusan hubungan mereka berdua seraya berkata “Mulai dari sekarang aku bukanlah suamimu lagi ! Dan kamu akan akan menghabiskan sisa hidupmu sebagai seorang janda ! Dan kamu mendapatkan kehidupanmu hanya karena permohonan dari pangeran Pratap !” bentak Raja Udai Singh, Ratu Bhatyani terperangah dan menangis pilu, Ratu Jaiwanta dan Ratu Sajja tidak percaya pada apa yang dilakukan oleh suami mereka, sementara Pratap hanya bisa terdiam melihat semua ini, tak lama kemudian Raja Udai Singh pergi berlalu dari ruangan itu 

Di sebuah tempat yang gelap, tampak Rao Surtan Singh sedang mengendap endap mencari penginapan untuknya semalam agar bisa beristirahat, Rao Surtan Singh bertanya pada seorang laki laki yang sedang tertidur saat itu di sebuah bale bale “Apakah aku bisa tidur disini ?” tanya Surtan Singh dengan nada memelas “Disana ada sebuah tempat tidur dan sudah ada seseorang yang tidur diatasnya, pergilah kesana dan tidurlah bersama orang itu” ujar orang tersebut, tak lama kemudain Rao Surtan Singh menghampiri bale bale yang sudah di tiduri oleh seseorang, Rao Surtan Singh mencoba untuk tidur disebelahnya, namun ternyata tangan orang itu malah memeluk dirinya hingga hampir tercekik, Rao Surtan Singh mencoba berontak hingga akhirnya terjatuh ke tanah, ketika hendak tidur lagi di bale bale tersebut ternyata orang yang tidur disebelahnya itu adalah Bhairam Khan, Bhairam Khan tersenyum senang menatap Rao Surtan Singh 

Di kerajaan Mewar, tepatnya di kamar Ratu Bhatyani, saat itu Ratu Bhatyani sedang merenungkan ucapan dari Raja Udai Singh sambil melepas semua perhiasan yang menghias dirinya, tepat pada saat itu di depan pintu kamar Ratu Bhatyani, Pratap memanggil manggil Ratu Bhatyani sambil menggedor gedor pintu kamarnya , tak lama kemudian Ratu Bhatyani keluar dari kamarnya dengan penampilan yang berbeda, tidak ada make up maupun perhiasan yang menghiasi wajahnya yang cantik, dengan pakaian yang serba hitam hitam Ratu Bhatyani ingin mengabarkan pada semua orang kalau dirinya sedang berduka, kemudian tanpa berkata apa apa pada Pratap yang masih terkejut melihat penampilan ibu tirinya yang seperti itu, Ratu Bhatyani segera memberikan anaknya, Jagmal ke Pratap dan segera menutup pintu kamarnya rapat rapat tanpa mempedulikan Jagmal yang menangis di pelukkan Pratap, Pratap semakin bingung dengan perilaku Ratu Bhatyani 

Di kamar Ratu Jaiwanta, Jagmal masih menangis terus “Aku pikir Jagmal teringat pada ibunya” ujar Pratap sedih sambil mencoba menenangkan Jagmal agar berhenti menangis, namun kemudian Jagmal di gendong oleh Ratu Jaiwanta yang berusaha menenangkannya “Pratap, kamu sekarang harus fokus memikirkan Mewar, jangan memikirkan apapun karena Jalal sekarang pasti tidak akan tinggal diam dengan duduk tenang” ujar Ratu Jaiwanta sambil menggendong Jagmal yang masih rewel “Aku sekarang sudah siap, ibu !” ujar Pratap mantap 

Di kerajaan Mughal, nampak Jalal sedang menyiapkan dirinya untuk bertarung dengan menggunakan pedang, saat itu Maham Anga sedang menemani Jalal dan memberikan informasi tentang kekalahan Bhairam Khan juga kondisi Mewar dan Pratap, Jalal merasa siap untuk bertarung kembali menguasai India. Sementara itu, Pratap masih menemani Jagmal bermain main di kamarnya, Jagmal rupanya sudah mulai tenang dan mau bermain main sendiri, sedangkan Jalal yang masih mendengarkan semua informasi tentang Pratap berkata “Aku sekarang sudah siap untuk membunuh Rajputana !” ujar Jalal lantang 

Di kerajaan Mewar, Pratap mencoba menemui Ratu Bhatyani di kamarnya sambil menggendong Jagmal namun Ratu Bhatyani tidak membukakan pintu kamarnya, tiba tiba Pratap mendengar sebuah nyanyian Bhaajan (pemujaan untuk Dewa Khrisna) rupanya Ratu Jaiwanta sedang berdoa pada Dewa Khrisna, ketika mendengar nyanyian itu Pratap teringat pada Meera Maa ketika dirinya tidak mau berperang dan beralih mendalami ilmu agama, saat itu Pratap menemui Meera Maa dengan tubuh yang bersimbah darah pasukan Mughal dan pecahan wadah tanah liat yang dibawanya, Pratap juga teringat ketika dirinya berhasil lolos dari serangan Bhairam Khan ketika berperang dengan Bhairam Khan, saat itu Pratap merasa Meera Maa ada disana “Aku tahu Meera Maa menyelamatkan aku ketika aku sedang bertarung dengan Bhairam Khan dan aku harus berterima kasih padanya” ujar Pratap, ketika Pratap yang saat itu masih menggendong Jagmal hendak menemui ibunya yang masih menyanyikan pujian Bhaajan, tiba tiba salah satu prajuritnya mengabarkan kalau Raja Udai Singh menunggunya di ruang rapat 

Diruang rapat, saat itu Raja Udai Sing sedang bersama Chundawat dan Guru Raughvendra juga Pratap, mereka sedang menyusun strategi untuk mengalahkan daerah daerah disekitar Mewar dengan miniatur yang berada didepan mereka “Sekarang kita harus menangkap semua daerah yang terdekat dengan kita” ujar Raja Udai Singh “Aku sudah siap, ayah !” ujar Pratap mantap “Kenapa kamu tidak bertanya apapun, pangeran ?” tanya Guru Raughvendra “Karena aku tahu Pitaji sedang melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Mewar” ujar Pratap mantap “Kali ini kamu yang akan memimpin pasukan kita, Pratap !” ujar Raja Udai Singh bangga, kemudian mereka mengelu elukan slogan Mewar “Hidup Mewar ! Hidup Mewar ! Hidup Mewar !” SINOPSIS MAHAPUTRA episode 159 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top