SINOPSIS MAHAPUTRA episode 476 (26 Agustus 2015)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 476 (26 Agustus 2015) Masih di ruang pribadi Pratap, Pratap masih berdiskusi dengan orang orang terdekatnya, saat itu Chakrapani mengutarakan tentang kecurigaannya pada Raimal, Pratap dan Ajabde sangat terkejut mendengarnya “Kami baru mencurigainya, pangeran Pratap ,,,, Raimal selalu mengalihkan topik pembicaraan sepanjang waktu ketika kita sedang membahas tentang kesatuan Rajputana” ujar Guruji “Raimal selalu memelintir topik ketika kita membicarakan kompetisi ini” lanjut Guruji lagi “Aku juga sering melihat paman Raimal ngobrol berdua dengan Raja Bhagwan Das, Raja Bhagwan Das itu orang yang paling setia pada Raja Akbar” sela Chakrapani, Pratap merasa bingung karena Pratap tidak ingin melukai perasaan ibu tirinya, Ratu Bhatyani karena Pratap yakin Ratu Bhatyani akan sedih jika mengetahui kalau dirinya mencurigai kakaknya, tepat pada saat itu Ratu Bhatyani datang dan memasuki kamar pribadi Pratap, semua orang langsung terdiam begitu mengetahui kehadirannya “Pratap, ibu sangat senang karena kamu akhirnya bisa memenangkan kompetisi ini !” ujar Ratu Bhatyani penuh haru “Tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan kamu dalam memenuhi impian kamu, kata kak Raimal semua orang terlihat senang dengan kemenangan kamu, dia memang terlalu banyak ngomong kadang kadang juga melenceng dari topik tapi sebenarnya dia itu sangat menghormati kamu” ujar Ratu Bhatyani, Pratap dan orang orang terdekatnya hanya terdiam mendengarkan ucapan Ratu Bhatyani, tak lama kemudian Ratu Bhatyani meninggalkan mereka. 

Pratap segera menoleh ke Chakrapani “Chakrapani, ini tidaklah benar jika kita mencurigai anggota keluarga kita sendiri, kita harus fokus ke depan, dengan begitu kita bisa memenuhi impian kita” tak lama kemudian Chakrapani dan Guruji meninggalkan tempat tersebut, ketika Pratap juga akan meninggalkan kamar tersebut, tiba tiba Ajabde menghentikannya “Pangeran Pratap !” Pratap segera berhenti dan menoleh ke arah istrinya “Ada apa, Ajabde ?” Ajabde segera menghampiri Pratap “Aku juga tidak ingin mencurigai anggota keluarga kerajaan kita tapi kita juga tidak bisa mengabaikan fakta fakta yang ada, seseorang dipastikan tidak ingin kamu berhasil dalam mencapai tujuanmu” ujar Ajabde cemas “Ketika kamu melihat semua orang yang ada didalam ruang sidang istana yang terikat sebuah janji untuk menghadapi pasukan Mughal maka keragu raguanmu akan segera menghilang begitu saja, kemenangan selalu berada pada sisi orang orang yang positif, lihat saja bagaimana Pangeran Chandrasen berubah” ujar Pratap optimis, kemudian Pratap meninggalkan istrinya itu, Ajabde masih berfikir bahwa ada seseorang yang ingin menggagalkan rencana orang yang paling dicintainya ini. 

Dikamar Ratu Jaiwanta, saat itu Ratu Jaiwanta baru selesai melakukan pemujaan untuk Dewa Khrisna, Ratu Bhatyani menemuinya dan mengabarkan tentang kemenangan Pratap pada kompetisi kali ini, kemudian Ratu Bhatyani menawarkan manisan pada Ratu Jaiwanta ketika Ratu Jaiwanta berbalik dan menoleh kearahnya “Kamu tahu aku lebih percaya pada instingku sendiri daripada pada seseorang yang membawakan aku manisan” ujar Jaiwanta sambil melihat ke arah lampu diya yang hampir mati karena tertiup angin, Ratu Bhatyani merasa kesal “Kakak, kenapa kakak terus menerus mengucapkan hal hal yang negatif setiap waktu ? Apa artinya melakukan begitu banyak pemujaan jika kakak selalu berfikir negatif setiap saat ? Aku lebih baik dari pada kamu dalam hal ini, kak” ujar Ratu Bhatyani kesal “Ratu Bhatyani, tidak usah mencoba untuk memperbaiki hubungan kita berdua lebih baik lagi karena itu tidak akan pernah terjadi” ujar Ratu Jaiwanta ketus, Ratu Bhatyani meneteskan airmata sedih dengan sikap Ratu Jaiwanta, tak lama kemudian Ratu Bhatyani pergi meninggalkan kamar Ratu Jaiwanta, Ratu Jaiwanta kembali memperhatikan lampu diya yang nyala apinya hampir mati karena tertiup angin 

Guruji dan Chakrapani mendatangi kandang kuda, Guruji merasa penasaran dengan kuda hitam yang ditunggangi oleh Pratap kemarin, Guruji ingin mengujinya, Guruji segera menunggangi kuda tersebut dan diajaknya berkeliling kandang istana, ternyata kondisinya baik baik saja, Chakrapani dan Guruji yakin kalau kemarin kuda hitam tersebut di sabotase oleh seseorang, tanpa sengaja ternyata Chakrapani menemukan botol yang berisi minuman keras di tumpukkan jerami, setelah di cek baunya sangat menyengat dihidung, jelas sekali semalam ada yang membuat kuda hitam itu mabuk tapi siapa orangnya, mereka berdua masih menduga duga, tak lama kemudian Chakrapani dan Guruji memasuki istana, ketika mereka berdua sedang melintas di koridor, rupanya Jagmal dan Raimal juga sedang berada di koridor tersebut namun tanpa sepengetahun Chakrapani dan Guruji, Jagmal dan Raimal segera bersembunyi di balik tirai yang ada disana, dari pembicaran Chakrapani dan Guruji, mereka berdua jadi tau kalau Chakrapani dan Guruji sudah mengetahui tentang botol yang berisi minuman keras, begitu mereka telah berlalu dari koridor tersebut, Jagmal dan Raimal segera keluar dari tempat persembunyiannya, Jagmal sangat panik “Bagaimana ini, paman ? Sekarang mereka bisa menangkap kita !” Raimal juga sama bingungnya dengan keponakannya ini 

Di ruang sidang istana, semua Raja memberikan ucapan selamat pada Pratap “Paman, paman harus melakukan sesuatu, kalau tidak kita akan kalah !” bisik Jagmal yang juga sedang berada di ruang sidang, Raimal juga sangat tertekan mengucapkan selamat pada Pratap “Pangeran Pratap telah melakukan apa yang di katakannya ! Sekarang kita tidak bisa meragukan lagi perhatian dan kemampuannya ! Dia telah membuat kita tidak mampu untuk berkata kata apa apa lagi !” puji Ratu Durgawati, semua orang setuju dengan pendapat Ratu Durgawati, namun tiba tiba Bhagwan Das menimpali “Apakah Mewar telah setuju untuk berlutut ke Pangeran Pratap karena kekalahan Pangeran Chandrasen ini ?”, “Pangeran Chandrasen yang disebut sebagai orang yang pemberani, akhirnya gagal dan tidak memiliki pilihan lain kecuali menyetujui ketentuan Pangeran Pratap" sela Raimal “Kita semua berkumpul disini bukan untuk membahas tentang kemenangan atau kekalahan tapi tentang kesatuan Rajputana” ujar Pratap dengan nada tinggi, Chandrasen juga mendukungnya, kemudian Chandrasen meminta pada kakaknya yang bernama Ram Singh untuk menjadi orang yang pertama kali menerima usulan Pratap “Tapi aku harus mendiskusikan terlebih dahulu dengan Raja Kaylan sebelum memberikan ketentuan terakhir nanti” ujar Ram Singh, Pratap mengangguk dan menghargai pendapatnya, saat ini memang sangat penting untuk memutuskan hal tersebut dan para raja raja Rajputana mulai membicarakan hal ini, dari tempat Jagmal berdiri, Jagmal kembali berbisik pada pamannya 

“Paman, kalau ini sampai terjadi maka kita akan habis !” kemudian Raimal dan Jagmal keluar dari ruang sidang, di luar ruang sidang tiba tiba mereka mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh Guruji dan Chakrapani, mereka sedang membahas apa yang terjadi pada kuda hitam yang ditunggangi Pratap kemarin pada arena pertandingan “Pangeran Pratap harus tahu tentang hal ini !” ujar Chakrapani geram “Kita akan membicarakan tentang hal ini pada Pratap pada saat yang tepat !” ujar Guruji, pada saat yang bersamaan Raimal dan Jagmal juga semakin was was mendengar pembicaraan mereka “Sebentar lagi kita akan habis, paman ! Mereka pasti tidak akan membuang buang waktu untuk menyelidiki kita, paman ! Kita benar benar akan habis !” Jagmal semakin panik, sementara Raimal berusaha memikirkan sesuatu untuk mencari jalan keluar 

Kembali ke ruang sidang, akhirnya Ram Singh dan Kaylan ji setuju untuk bergabung mendukung usulan Pratap, Pratap sangat senang sekali, sementara Bhagwandas kelihatan kesal dan tidak suka dengan keadaan ini, sebelum Ram Singh dan Kaylan Ji mengatakan sesuatu, tiba tiba Raimal menyalahkan Chandrasen, semua orang terkejut mendengarnya “Dia telah mengacaukan kedua kuda itu pasti ! Ini bukannya langkah menuju ke persatuan tapi langkah menuju ke kecurangan ! Pangeran Pratap kudamu telah diberi minum minuman keras tepat sebelum kompetisi, kamu bisa mengeceknya dengan Guruji tentang hal itu" semua orang terlihat kaget dengan hal ini “Iyaaa, itu benar ... dan saat ini aku sedang menyelidikinya, tapi kita tidak bisa begitu saja menyalahkan orang lain tanpa bukti butki apapun, terutama pangeran Chandrasen" ujar Guruji “Tapi hanya pangeran Chandrasen yang bisa mendapatkan keuntungan dari kekalahanmu, pangeran Pratap !’ sela Raimal, Raimal berusaha meracuni pikiran Pratap, Chandrasen dan Ram Singh kelihatan kesal dan marah mendengar ucapan Raimal. Ram Singh kemudian berkata “Hal itu pastinya hanya bisa dilakukan oleh seseorang dari pihak keluarga ! Orang luar tidak mungkin bisa melakukannya !” Jagmal langsung mengeluarkan pedangnya, Ram Singh juga mengeluarkan pedangnya, situasi menjadi sangat tegang saat itu, Chandrasen pun ikut ikutan mengeluarkan pedangnya seraya berkata “Aku juga tidak bisa mendengar ketika ada seseorang yang menentang kakakku !” bentak Chandrasen
Bagikan :
Back To Top